Hasil Temuan Penelitian 1. Perencanaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan Penelitian 1. Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus yang terdapat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1 Perencanaan Siklus I dan Siklus II Aspek Siklus I Siklus II Pengamatan Observasi awal Refleksi siklus I Pembagian kelompok Keinginan siswa Ditentukan guru Tugas siswa Lima soal Tiga soal Materi Energi panas dan energi bunyi Energi alternatif, model mainan yang menunjukkan energi gerak akibat udara angin dan perubahan bunyi melalui alat musik Kompetensi dasar KD Satu KD Tiga KD Indikator Tujuh indikator Lima indikator Sumber belajar Buku paket IPA kelas IV Buku paket IPA kelas IV dan alat peraga Tahap perencanaan pada siklus I adalah sebagai berikut: Tahap perencanaan pada siklus I dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di sekolah. Dari penelitian pendahuluan didapatkan bahwa pada sekolah yang akan diteliti mengalami permasalahan rendahnya hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA, rendahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran dan proses pembelajaran yang monoton. Dari permasalahan tersebut, peneliti merancang sebuah desain 49 pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya, merancang pembelajaran yang variatif dan menarik serta melibatkan siswa dalam pembelajaran. Desain pembelajaran yang disiapkan yaitu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, lembar observasi dan catatan lapangan, wawancara, tugas yang didiskusikan secara berkelompok, instrumen tes pilihan ganda untuk pretest dan postest serta membentuk kelompok menjadi empat kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa berdasarkan keinginan siswa. Pembelajaran pada siklus I terdiri dari dua pertemuan, sedangkan kompetensi dasar pada siklus I terdiri dari satu KD yaitu KD 8.1 mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya dan Indikator pembelajaran IPA pada energi dan penggunaanya pada siklus I yaitu : 1 menjelaskan pengertian energi panas; 2 menyebutkan sumber-sumber energi panas. 3menjelaskan perpindahan energi panas secara konduksi, konveksi serta radiasi; 4 menyebutkan manfaat energi panas dalam kehidupan sehari-hari. pertemuan pertama. 5 menjelaskan pengertian energi bunyi; 6 menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda padat, cair dan gas; 7 menunjukkan bunyi dapat dipantulkan atau diserap. pertemuan ke dua. Sedangkan perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut: Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I yang akan merubah desain pembelajaran untuk lebih baik lagi. Perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, lembar observasi, catat lapangan, pedoman wawancara, instrumen tes pilihan ganda untuk pretest dan postest, pembagian kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuam yang dimiliki siswa menjadi empat kelompok tiap-tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa berdasarkan pilihan guru, penyediaan alat peraga, mengurangi tugas yang didiskusikan agar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Kompetensi dasar pada siklus II terdiri dari tiga yaitu KD 8.2 menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaaannya, KD 8.3 membuat suatu karyamodel untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas baling-baling pesawat kertas parasut dan KD 8.4 menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik serta Indikator pembelajaran dari materi energi dan penggunaannya yang ditetapkan pada siklus II yaitu: 1 Menjelaskan pengertian energi alternatif; 2 Menyebutkan manfaat energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari; 3 Menyebutkan sumber-sumber energi alternatif pertemuan ke tiga. 4 Membuat model mainan yang menunjukkan energi gerak akibat pengaruh angin udara; 5 Menunjukkan bukti perubahan bunyi melalui alat musik pukul, senar, serta tiup pertemuan ke empat. Target yang ingin dicapai pada siklus II adalah agar terjadi peningkatan terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Apabila pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 70 , maka penelitian ini akan dihentikan. 2. Tindakan Pada tahap tindakan pada penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Tindakan Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Kegiatan pendahuluan 10 menit 10 menit Kegiatan inti 50 menit 55 menit Kegiatan penutup 10 menit 5 menit Wawancara refleksi Sepuluh pertanyaan Lima pertanyaan evaluasi Tes lisan Tes tulis postest 10 soal pilihan ganda 10 soal pilihan ganda Tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut: Pada siklus I guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Pertama pada pembukaan peneliti yang dalam penelitian ini sekaligus sebagai guru memulai pelajaran dengan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang macam-macam energi dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran lalu guru menjelaskan materi tentang energi panas dan energi bunyi, pada setiap siklus terdiri dari dua pertemuan, untuk pertemuan pertama materi mengenai energi panas pada pertemuan kedua tentang energi bunyi. Pada pembelajaran inti guru menugaskan kepada siswa untuk membentuk kelompok sesuai kelompoknya yang telah dibentuk sebelumnya kelompok asal tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang sisiwa, guru membagikan materi dan tugas yang berbeda pada tiap siswa dalam kelompok, lalu guru menugaskan pada siswa dari tiap-tiap kelompok yang medapatkan materitugas yang sama membentuk kelompok baru kelompok ahli, guru menugaskan pada kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas yang diberikan dan setelah didiskusikan kelompok ahli kembali kepada kelompok asal dan mengajarkan materitugas kepada teman kelompoknya sampai teman kelompoknya paham, kemudian dari tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasilnya kedepan kelas dan kelompok lainya bertanya atau menanggapinya, guru memberikan evaluasi berupa tes lisan dan memberi hadiah pada kelompok yang terbaik, pada bagian penutup guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran. Pada akhir siklus I guru mengadakan postest berupa tes pilihan ganda terdiri dari 10 soal serta mengadakan refleksi dengan mewawancarai beberapa siswa yang berbeda berdasarkan kemampuannya sebagai tindak lanjut pada siklus berikutnya. Sedangkan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut: Pada tahap ini guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan sesuai refleksi pada siklus I, menyediakan alat peraga yang akan digunakan oleh siswa dalam pembelajaran serta merubah kelompok dengan membagi kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa dan mengurangi tugas yang diberikan kepada siswa agar sesuai dengan waktu pembelajaran. kegiatan pembelajaran diawali dengan menjelaskan materi tentang energi alternatif, menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran serta menyediakan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada pembelajaran inti diterapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan membetuk kelompok yang telah ditentukan guru kelompok asal, membagikan materitugas yang berbeda pada tiap-tiap siswa, siswa yang mendapatkan materi yang sama membentuk kelompok baru kelompok ahli, guru menugaskan kelompok ahli mendiskusikan materitugas yang diberikan dan memberikan alat peraga pada kelompok yang menggunakan alat peraga, kelompok ahli kembali pada kelompoknya dan menjelaskan atau mengajarkan materitugas pada teman kelompoknya sampai paham, tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas kelompok lainnya menanggapi atau bertanya, guru mengadakan evaluasi berupa tes tulis dan memberi hadiah pada kelompok yang terbaik, bagian penutup guru bersama siswa menyimpulkan materi. Diakhir siklus II dilakukan postest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Soal postest pada siklus II berupa pilihan ganda berjumlah 10 soal serta mengadakan refleksi dengan mewawancarai beberapa siswa. 3. Pengamatan Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yaitu: a. Lembar observasi siswa Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama tindakan pembelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, diperoleh hasil kegiatan siswa selama proses pembelajaran sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II No. Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Peningka tan Persentase Persentase 1. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru 68,4 89,4 21 2. Mengerjakan tugas dalam kelompok 52,6 68,4 15,8 3. Berdiskusi dalam kelompok 52,6 73,6 21 4. Menjelaskan materitugas pada kelompok 68,4 78,9 10,5 5. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain 63,1 84,2 21,1 6. Menjawabmenanggapi pertanyaan teman atau guru 42,1 56,1 14 7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 31,5 63,1 31,6 Dari tabel di atas terlihat kegiatan siswa pada siklus I berkategori cukup, namun masih banyak kekurangan pada siklus I dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan tugas dalam kelompok, menjawab dan menanggapi pertanyaan dan dalam mempresentasikan hasil kelompok. Dari data observasi kegiatan siswa pada siklus II terlihat baik, siswa sudah mulai aktif dalam berdiskusi, menjelaskan materi pada kelompoknya, mengajukan pertanyaan, serta dalam mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. b. Lembar observasi guru Hasil observasi kegiatan guru pada penelitian ini terdiri dari dua siklus terdapat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Persentase Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Rata-rata 68,75 81,25 75 87,5 75 81,25 Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I adalah sebagai berikut: Observasi kegiatan guru pada siklus I selama proses pembelajaran di amati dengan menggunakan lembar observasi yang diamati oleh rekan guru yang membantu peneliti dalam penelitian. Dari kegiatan guru dalam menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP terjadi peningkatan persentase dari pertemuan pertama yaitu 68,75 ke pada pertemuan ke dua yaitu 81,25. Pada tahap pendahuluan dalam menyiapkan siswa dan memotivasi siswa dalam belajar sudah cukup baik, pada tahap kegiatan inti guru berusaha berinteraksi dengan baik pada siswa, peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam pembelajaran, sedangkan siswa yang berperan aktif dalam pembelajaran. Pada bagian penutup guru bersama siswa menyimpulkan materi. Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus II adalah sebagai berikut: Kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dan diamati oleh rekan guru dan guru IPA kelas IV yang membantu peneliti dalam penelitian dikelas. Dari kegiatan guru pada siklus II menunjukkan kesesuaian cara mengajar guru dalam menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP terjadi peningkatan dari pertemuan ke tiga yaitu 75 kepada pertemuan ke empat yaitu 87,5. Terjadi peningkatan pada kegiatan guru dari siklus I sebesar 75 menjadi 81,25 pada siklus II. Peningkatan terjadi karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran dengan tersedianya alat peraga yang dapat digunakan oleh siswa serta memotivasi dan membimbing siswa dalam belajar. c. Catat lapangan Hasil catat lapangan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Catatan Lapangan Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Rata-rata 52,38 80,95 76,19 95,23 66,66 85,71 Catatan lapangan pada siklus I adalah sebagai berikut: Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dimuat dalam catatan lapangan yang diamati oleh rekan guru yang membantu peneliti dalam penelitian. Berdasaran hasil catatan lapangan pada siklus I terlihat persentase catatan lapangan dari pertemuan ke satu sebesar 52,38 dan meningkat pada pertemuan kedua sebesar 80,95. Pada siklus I interaksi siswa masih kurang aktif namun beberapa siswa sudah menunjukkan keaktifannya, hal ini dikarenakan sebagian siswa masih bingung dan canggung dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena mereka masih merasa asing dengan pembelajaran seperti ini sedangkan interaksi siswa dengan guru sudah terlihat cukup aktif . Sedangkan catat lapangan pada siklus II adalah sebagai berikut: Berdasarkan catat lapangan pada siklus II persentase catat lapangan pada pertemuan ke tiga sebesar 76,19 dan persentase pertemuan ke empat sebesar 95,23. Terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 66,66 menjadi 85,71 pada siklus II. Peningkatan terjadi karena pada siklus II sudah terlihat keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan guru, interaksi siswa dengan siswa serta penggunaan sumber belajar dan alat peraga dalam pembelajaran. d. Wawancara Wawancara pada penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu pada akhir siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: Berdasarkan wawancara dengan siswa dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda pada siklus I didapatkan hasil wawancara sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Wawancara Siklus I No. Indikator Uraian hasil wawancara Persentase 1. Kesenangan siswa Siswa merasa senang belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena menjadi lebih aktif, tidak membosankan dan menjadi lebih cepat mengerti. 78,94 2. Motivasi siswa Pada awalnya siswa merasa bingung dan canggung dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena mereka masih asing dan baru pertama kali mengenal pembelajaran seperti ini sehingga motivasi siswa masih kurang. 63,15 3. Keaktifan siswa Beberapa siswa sudah bisa mengikuti dan aktif dalam pembelajaran namun 73,68 masih ada beberapa siswa yang masih pasif dan belum mengerti. Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I, dari beberapa indikator sudah menunjukkan peningkatan siswa dari sebelum dilakukannya tindakan sampai sesudah dilakukannya tindakan. Pada intinya siswa kelas IV MI Islahul Anam senang belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran IPA. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa pada akhir siklus II ini menunjukkan perubahan yang positif. Hasil wawancara pada siklus II diantaranya sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Wawancara Siklus II No. Indikator Uraian hasil wawancara persentase 1. Kesenangan siswa Siswa merasa belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menyenangkan. 94,73 2. Motivasi siswa Dengan belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bisa menambah pengetahuan, menjadi lebih aktif, bisa bekerja sama dan cepat mengerti. 78,94 3. Keaktifan siswa Keaktifan siswa makin meningkat, siswa dapat berdiskusi dengan kelompoknya dan tidak malu serta takut dalam mengajukan pertanyaan pada tiap-tiap kelompok serta mulai bekerja sama. 84,21 4. Hasil belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari aspek kognitif siswa pada siklus I dan siklus II dilakukan tes hasil belajar siswa berupa postest. Adapun tes hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II pretest postest N-gain pretest postest N-gain Rata-rata 4,31 6,42 0,33 4,57 8,78 0,73 Grafik 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Hasil belajar siswa pada penelitian siklus I adalah sebagai berikut: Pada siklus I, sebelum dilakukan tindakan mendapatkan rata-rata skor pretest 4,31. Tetapi setelah mengalami tindakan rata-rata belajar siswa meningkat menjadi 6,42. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV maka data skor siswa dianalisis dengan N-gain terhadap skor rata-rata pretest dan postest hasil belajar siswa. Dari selisih skor pretest dan postest didapatkan nilai N-gain sebesar 0,33 yang berkategori sedang nilai 0,7 g 0,3. Namun hasil tes akhir postest pada siklus I mencapai keberhasilan sebanyak 47,36 siswa yang mencapai nilai KKM dan belum mencapai indikator keberhasilannya yaitu 70 siswa yang harus mencapai nilai KKM. 2 4 6 8 10 Pre test Post test N-Gain Siklus I Siklus II Sedangkan hasil belajar pada penelitian siklus II adalah sebagai berikut: Pada siklus II, sebelum dilakukan tindakan hasil belajar siswa mendapatkan rata-rata skor pretest 4,57. Tetapi setelah mengalami tindakan hasil belajar siswa meningkat menjadi 8,78. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV maka data skor siswa dianalisis dengan N-gain terhadap skor rata-rata pretest dan postest hasil belajar siswa. Dari selisih skor pretest dan postest didapatkan nilai N-gain sebesar 0,73. Berdasarkan kategori perolehan skor N-gain, skor N-gain 0,73 berkategori tinggi 0,7 g 0,3. Tes hasil akhir postest siklus II telah mencapai keberhasilan sebesar 94,73 siswa yang mencapai nilai KKM dan sudah mencapai indikator keberhasilan KKM yaitu 70. 5. Refleks Refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut: Pada siklus I, terdiri dari dua pertemuan yang dilakukan secara keseluruhan siswa cukup berperan aktif selama proses pembelajaran, akan tetapi ada sebagian siswa yang kelihatan pasif dalam berdiskusi serta dalam mengerjakan tugas secara berkelompok ini disebabkan karena kebiasaan siswa yang selalu belajar secara individu dan juga terdapat siswa yang hanya menunggu jawaban dari teman. Pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi energi dan penggunaannya masih terdapat kekurangan, sehingga perlu dilakukan perbaikan. Adapun kekurangan dan perbaikan yang terdapat pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 4.9 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus I No Tindakan Kekurangan Perbaikan 1. Berdiskusi secara berkelompok Siswa masih ada yang bingung bekerja secara berkelompok karena baru mengenal pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Guru memotivasi dan membimbing siswa agar bekerja sama dalam kelompoknya No Tindakan Kekurangan Perbaikan 2. Mengerjakan tugas dalam kelompok siswa lebih suka mengerjakan tugas sendiri dari pada dengan kelompoknya, ini dikarenakan kebiasaan siswa yang belajar secara individu Guru mengarahkan siswa agar tugas yang diberikan dikerjakan dan dibahas dan didiskusikan secara berkelompok 3. Mengajukan pertanyaan menanggapi pertanyaan teman Siswa masih malu dan enggan atau takut untuk bertanya dan menanggapi pertanyaan teman Guru berusaha memotivasi siswa untuk memberikan percaya diri kepada siswa untuk bertanya dan menanggapi pertanyaan temannya. 4. Menjawab pertanyaan dari kelompok lain Masih bayak siswa yang takut salah dalam menjawab pertanyaan temannya Guru memotivasi siswa dengan memberi skor bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari temannya 5. Menjelaskan materi kepada kelompok Sebagian siswa hanya menyuruh temannya untuk menyalin hasil diskusi yang didapat tidak menjelaskannya kepada teman sekelompoknya Guru membimbing siswa agar hasilnya dijelaskan kepada teman kelompoknya agar temannya mengerti dan paham tentang materitugas yang dipelajari 6. Mempresentasi kan hasil kerja Masih ada sebagian kelompok yang takut dan Guru memotivasi dan membimbing siswa No Tindakan Kekurangan Perbaikan kelompok malu untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kedepan kelas 7. Pembagian kelompok Pembagian kelompok tidak heterogen siswa hanya memilih teman yang disukainya dan dikenal saja Guru membagi kelompok secara heterogen dengan perbedaan kemampuan yang dimiliki siswa Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini menujukkan kegiatan siswa pada siklus I kurang optimal dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, mulai dari berdiskusi dengan kelompok sampai pada mempresentasikan hasil kerja kelompok dan pembagian kelompok harus dirubah. Proses perbaikan akan dilakukan pada siklus II guna mengoptimalkan kegiatan siswa pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut: Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus II tampak siswa mulai aktif dan terbiasa dalam kegitaan pembelajaran IPA pada materi energi dan penggunaaanya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hal ini terlihat pada siswa yang mulai terbiasa dalam belajar secara berkelompok, tidak malu atau sungkan lagi dalam bertanya dan dalam menjawab serta mengemukakan pendapat. Namun masih ada sedikit kekurangan dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II. Uraian kekurangan dan perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Kekurangan dan Tindak Perbaikan Siklus II No Tindakan Kekurangan Perbaikan 1. Berdiskusi secara berkelompok Hampir semua siswa sudah terbiasa belajar berdiskusi secara berkelompok namun hanya ada beberapa siswa saja yang belum bisa berdiskusi secara berkelompok. Guru memotivasi dan membimbing siswa agar bekerja sama dalam kelompoknya 2. Mengerjakan tugas dalam kelompok Ada beberapa siswa yang masih mengerjakan tugas nya sendiri selebihnya sudah mulai mengerjakan tugas dengan kelompok nya Guru mengajak siswa yang bekerja sendiri untuk mengerjakan tugas pada kelompoknya 3. Mengajukan pertanyaan menanggapi pertanyaan teman Hanya beberapa siswa saja yang masih enggan atau malu untuk bertanya Guru berusaha motivasi siswa yang malu dengan menunjuk siswa tersebut untuk bertanya 4. Menjawab pertanyaan dari kelompok lain Tidak ada, hampir semua kelompok menjawab pertanyaan dari kelompok lain Tidak ada 5. Menjelaskan materi kepada kelompok Setiap siswa melaporkan atau menjelaskan materi tugas pada kelompoknya namun ada beberapa siswa saja yang Guru membimbing siswa agar hasilnya dijelaskan kepada teman kelompoknya agar temannya mengerti dan No Tindaka 6. Memprese kan hasil ke kelompok Dari tabel pembelajaran koope kreatif mau beke mengemukakan p 6. Keputusa Hasil keput terdapat pada ta Tabel 4.11 Ha Hasil belajar y mencapai KK Grafik 4. 0,00 50,00 100,00 ndakan Kekurangan Per menyuruh menyalin hasil materi yang didapatnya. disediaka untuk me siswa dal materi ata teman kel esentasi sil kerja pok Tidak ada, semua dari masing-masing kelompok mau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Tidak ada el di atas terlihat kegiatan belajar dengan n kooperatif tipe jigsaw pada siklus II siswa suda bekerja sama, belajar berkelompok dan mau kan pendapatnya. putusan penelitian tindakan kelas ini terdiri tabel sebagai berikut: 4.11 Hasil Belajar yang Mencapai KKM Siklus I da Siklus I S r yang KKM 47,36 Belum mencapai KKM 94,73 Sudah m k 4.2 Grafik Hasil Belajar yang Mencapai KKM 0,00 50,00 100,00 Siklus I Siklus II Belum Mencap KKM Sudah mencapa KKM erbaikan kan alat peraga uk memudahkan dalam menjelaskan atau tugas kepada n kelompoknya. k ada an menggunakan sudah mulai aktif, au bertanya serta ri dari dua siklus dan Siklus II Siklus II 94,73 h mencapai KKM M apai pai Keputusan penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan tes hasil belajar siswa yang telah dilaksanakan selama proses pembelajaran siklus I, bahwa hasil belajar siswa pada materi energi dan penggunaannya belum memenuhi indikator yang peneliti harapkan. Indikator yang ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 70 siswa memiliki nilai di atas KKM sekolah tetapi pada siklus I ini hanya mencapai 47,36. Dalam hal ini perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk perbaikan tindakkan dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini ke siklus II. Sedangkan keputusan siklus II dalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh nilai rata-rata untuk tes hasil belajar siswa adalah 47,36, nilai tersebut lebih baik dari siklus I. Hal tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai lebih dari KKM 6,5 sebanyak 18 siswa dengan persentase sebesar 94,73. Dari hasil belajar siswa dan tanggapan positif dari siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah meningkat. Hal ini terlihat dari hasil belajar materi energi dan penggunaannya pada pelajaran IPA sudah mencapai indikator keberhasilan 70 yaitu sebesar 94,73. Oleh karena itu dapat diambil keputusan bahwa siklus dapat dihentikan tidak lanjut ke siklus berikutnya karena hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan hasil belajar siswa.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Efektifitas pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas IV di madrasah ibtidaiyah Alhikmah Kalibata Jakarta Selatan

3 17 78

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing untuk meningkatkan Hasil belajar IPS Siswa kelas IV

0 21 202

Pengaruh penerapan model pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Di Madrasah Ibtidaiyah Al Wasliyah Jakarta Timur

0 18 147

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukamanah Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV DI SDN KLEDOKAN DEPOK.

0 2 204

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 1 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SDN CAKUNG TIMUR 05 PAGI JAKARTA TIMUR TAHUN PELAJARAN 2016-2017

0 0 14

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di SDN 94 Pekanbaru

0 0 15

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru

0 0 15