Deskripsi Data HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Data

Tabel 4.5 Menetapkan keputusan meminta saran dengan tokoh masyarakat No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 2 3 3. Kadang-kadang 4 5 4. Tidak Pernah 72 92 Jumlah 78 100 Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh responden 92 menjawab bahwa kepala sekolah dalam menetapkan keputusan tidak pernah meminta saran kepada tokoh masyarakat. Hanya ada sebagian kecil responden yang menjawab kadang-kadang 5 dan sering 3 kepala sekolah dalam menentukan keputusannya meminta saran kepada tokoh masyarakat. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan kepemimpinannya seorang kepala sekolah kurang bisa membuka komunikasi dengan para tokoh masyarakat. Tabel 4.6 Bermusyawarah dengan tokoh masyarakat dalam menentukan keputusan No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 8 10 3. Kadang-kadang 7 9 4. Tidak Pernah 63 81 Jumlah 78 100 Pada tabel di atas terlihat jelas bahwa sebagian besar responden 81 menjawab bahwa kepala sekolah tidak pernah bermusyawarah dengan tokoh masyarakat dalam menentukan keputusan. Hanya sebagaian kecil responden 10 yang menjawab kepala sekolah sering bermusyawarah dengan tokoh masyarakat dalam menentukan keputusan. Hasil tersebut menjelaskan bahwa kurangnya komunikasi antara sekolah dengan masyarakat. Tabel 4.7 Memperlakukan bawahannya dengan baik No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 27 35 2. Sering 4 5 3. Kadang-kadang 47 60 4. Tidak Pernah Jumlah 78 100 Sebagian besar responden 60 menjawab kepala sekolah memperlakukan bawahannya kadang-kadang baik, dan ada juga responden 35 yang menjawab bahwa kepala sekolah memperlakukan bawahannya dengan baik. Data tersebut dapat menggambarkan bahwa terkadang kepala sekolah memperlakukan bawahannya dengan tidak baik, hal ini membuktikan kepala sekolah dalam memberikan instruksi kepada bawahannya kurang beretika dengan baik. Misalnya, memerintahkan bawahannya dengan memaksa atau pola kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah adalah pola kepemimpinan otoriter, sehingga pemimpin bersikap arogan kepada bawahannya. Tabel 4.8 Meminta saranmasukan kepada guru dan masyarakat sekitar tentang keputusan yang akan diambil No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 9 12 3. Kadang-kadang 5 6 4. Tidak Pernah 64 82 Jumlah 78 100 Dari mayoritas responden 82 yang menjawab tidak pernah, itu membuktikan bahwa kepala sekolah bertindak sendiri dalam menentukan keputusan tanpa berkonsultasi dengan gurumasyarakat sekitar. Hanya sebagian kecil responden 12 menjawab sering. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa kepala sekolah jarang sekali melakukan konsultasi dengan bawahannya, Tabel 4.9 Berembuk dengan dewan guru dan staf dalam mengambil keputusan No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 17 22 3. Kadang-kadang 57 73 4. Tidak Pernah 4 5 Jumlah 78 100 Dari data di atas kebanyakan responden 73 menjawab kepala sekolah kadang-kadang berembuk dengan para guru dan stafnya dalam mengambil keputusan. Dan hanya sebagian kecil responden 22 yang menjawab kepala sekolah sering berembuk dengan para guru dan stafnya dalam mengambil keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi yang terjalin antara kepala sekolah dengan para bawahannya, sehingga partisipasi para bawahannya kurang diperhatikan oleh kepala sekolah. Tabel 4.10 Membagi sebagian tugas kepada bahawannya No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 43 55 2. Sering 14 18 3. Kadang-kadang 18 23 4. Tidak Pernah 2 4 Jumlah 78 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebagian besar responden 73 berpendapat bahwa kepala sekolah selalu dan sering membagi tugasnya kepada bawahannya. Dan hanya beberapa responden 4 yang menjawab kepala sekolah tidak pernah membagi tugasnya kepada bawahannya. Dalam hal ini kepala sekolah selalu memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk dapat membantunya dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang kepala sekolah. Tabel 4.11 Memerintahkan bawahannya untuk menghadiri kegiatan kemasyarakatan No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 44 56 2. Sering 23 30 3. Kadang-kadang 4 5 4. Tidak Pernah 7 9 Jumlah 78 100 Dari mayoritas responden 86 menjawab bahwa kepala sekolah selalu dan sering memerintahkan bawahannya untuk menghadiri setiap kegiatan kemasyarakatan. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu dan sering mendelegasikan tugasnya kepada bawahannya untuk menghadiri acara kemasyarakatan. Hanya sebagian kecil 14 yang merasa kurang mendapat dorongan. Tabel 4.12 Menunjukan sikap kewibawaan dalm memimpin No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 6 8 2. Sering 17 22 3. Kadang-kadang 21 26 4. Tidak Pernah 34 44 Jumlah 78 100 Dengan memperhatikan tabel di atas, sebagian besar responden 70 menjawab kepala sekolah tidak pernah menunjukkan sikap kewibawaan dalam memimpin. Hanya sebagian kecil responden 30 menjawab bahwa kepala sekolah selalu dan sering bersikap wibawa dalam memimpin. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang dapat mempengaruhi bawahannya melalui tindakan atau sikapnya sehari-hari sebagai seorang pemimpin. Tabel 4.13 Masyarakat merasa segan untuk menolak membantu kepala sekolah No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 54 70 2. Sering 14 18 3. Kadang-kadang 9 11 4. Tidak Pernah 1 1 Jumlah 78 100 Dari data di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar responden 70 menjawab bahwa setiap kepala sekolah meminta bantuan kepada masyarakat selalu dipenuhi. Hanya sebagian kecil 12 yang memberikan respon tidak segan menolak membantu kepala sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah cukup berpengaruh di dalam memberikan perintah kepada orang lain. Tabel 4.14 Menunjukkan sifat dan sikap yang pantas dianggap sebagai seorang pemimpin No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 49 63 2. Sering 3 4 3. Kadang-kadang 21 27 4. Tidak Pernah 5 6 Jumlah 78 100 Dari jawaban responden, 67 responden menjawab bahwa kepala sekolah selalu menunjukkan sifat dan sikap yang pantas dianggap sebagai seorang pemimpin. Dan ada sebagian responden 33 menjawab kepala sekolah kurang menunjukan sfat dan sikap yang pantas dianggap sebagai seorang pemimpin. Menurut hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu menjaga sifat dan sikapnya sebagai seorang pemimpin yang menjadi figur utama pada organisasi yang dipimpinnya. Tabel 4.15 Berperilaku yang patut di contoh sebagai seorang pemimpin No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 12 15 2. Sering 3. Kadang-kadang 21 27 4. Tidak Pernah 45 58 Jumlah 78 100 Menurut tabel di atas, responden sebagian besar 85 menjawab bahwa kepala sekolah jarang berprilaku yang patut dicontoh sebagai seorang pemimpin. Hanya sebagian kecil responden 15 yang berpendapat bahwa prilaku kepala sekolah patut dicontoh. Dengan demikian, hasil ini menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam berprilaku sehari-hari kurang bisa menjadi suri tauladan yang baik dimata masyarakat sekitar. Tabel 4.16 Dewasa dalam berfikir, bertindak, bersikap dan beragama No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 34 44 2. Sering 28 36 3. Kadang-kadang 12 15 4. Tidak Pernah 4 5 Jumlah 78 100 Dari data di atas, sebagian besar responden 80 yang menyatakan bahwa kepala sekolah cukup dewasa dalam berfikir, bertindak dan beragama. Dan ada sebagaian kecil responden 15 yang menjawab kadang-kadang. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah memiliki tingkat kedewasaan yang baik. Tabel 4.17 Otoriter dalam memimpin No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 12 15 2. Sering 2 3 3. Kadang-kadang 29 37 4. Tidak Pernah 35 45 Jumlah 78 100 Dari tabel di atas, dapat dilihat mayoritas responden 45 menjawab kepala sekolah dalam memimpin tidak pernah otoriter. Namun ada sebagian responden 37 menjawab kepala sekolah kadang-kadang otoriter dalam memimpin. Dari data tersebut, dapat menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam memimpin sedikit memiliki sifat atau gaya kepemimpinan yang suka memaksakan kehendaknya sendiri. Tabel 4.18 Membela anggotanya yang mendapatkan masalah hukum No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 3. Kadang-kadang 7 9 4. Tidak Pernah 71 91 Jumlah 78 100 Berdasarkan jawaban 78 responden, kebanyakan responden 91 menyatakan tidak pernah kepala sekolah menolong anggotanya yang terkena masalah hukum diluar organisasi. Seperti, terkena tilang saat berkendara, masalah asusila dan masalah-masalah lain yang bisa membawa anggotanya pada ranah hukum. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah bukanlah sosok pemimpin yang dapat melindungi anggotanya dengan berlebihan. Tabel 4.19 Dihormati karena berwibawa dan berpandangan luas dalam memimpin No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 4 5 3. Kadang-kadang 52 67 4. Tidak Pernah 22 28 Jumlah 78 100 Dari hasil jawaban responden sebagian besar 95 menjawab kepala sekolah kurang dihormati karena kurang berwibawa dan berpandangan luas dalam memimpin. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa kepala sekolah kurang memiliki gaya kepemimpinan kharismatik sebagai pemimpin sekolah dimata masyarakat. Tabel 4.20 Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 9 12 2. Sering 32 41 3. Kadang-kadang 31 40 4. Tidak Pernah 6 7 Jumlah 78 100 Menurut data di atas, sebagian responden 41 menjawab kepala sekolah sering memberikan kesempatan bawahannya untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Namun, dalam jumlah yang hampir sama menjawab kadang-kadang yaitu responden 40 yang menjawab kepala sekolah kadang-kadang memberikan kesempatan bawahannya untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Data tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang demokratis sebagai seorang pemimpin. Tabel 4.21 Bertindak tidak memikirkan organisasi yang dipimpinnya dalam memimpin acuh tak acuh pada organisasi No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 58 74 2. Sering 5 6 3. Kadang-kadang 15 17 4. Tidak Pernah 2 3 Jumlah 78 100 Data di atas menunjukkan bahwa kebanyakan responden 74 menjawab kepala sekolah selalu bertindak tidak memikirkan organisasinya dalam memimpin. Hal tersebut membuktikan bahwa kepala sekolah selalu bertindak tidak memikirkan organisasi yang dipimpinnya acuh tak acuh. Tabel 4.22 Membuka komunikasi dengan orang tua wali mengenai pendidikan anak No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 8 10 2. Sering 6 8 3. Kadang-kadang 4. Tidak Pernah 64 82 Jumlah 78 100 Responden yang menyatakan bahwa kepala sekolah tidak pernah membuka komunikasi dengan orang tua wali mengenai pendidikan sebesar 82 dari jumlah responden 78 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang memperhatikan hubungan dan membina komnikasi yang baik dengan orang tua wali. Tabel 4.23 Melibatkan tokoh masyarakat dalam susunan struktur sekolah No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 12 15 2. Sering 7 9 3. Kadang-kadang 16 21 4. Tidak Pernah 43 55 Jumlah 78 100 Jawaban responden kebanyakan 76 berpendapat bahwa kepala sekolah kurang melibatkan tokoh masyarakat dalam struktur sekolah. Dan hanya sebagian kesil responden 24 yang menjawab bahwa kepala sekolah pernah melibatkan tokoh masyarakat dalam struktur organisasi sekolah. Kepala sekolah kurang mampu dalam membangun hubungan sosial dan menjalin komunikasi dengan masyarakat, khususnya dengan tokoh masyarakat yang merupakan orang yang sangat berpengaruh di dalam masyarakat. Tabel 4.24 Membuka komunikasi dengan tokoh masyarakat mengenai hal-hal yang memajukan sekolah No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 9 12 2. Sering 3 4 3. Kadang-kadang 19 24 4. Tidak Pernah 47 60 Jumlah 78 100 Sebagian besar responden 84 kepala sekolah kurang membuka komunikasi dengan tokoh masyarakat. Sehingga dapat kita ambil kesimpulan bahwa hubungan sosial dan komunikasi kepala sekolah dengan tokoh masyarakat kurang berjalan baik. Tabel 4.25 Ikut mensukseskan program yang dibuat RT, Rw dan Kelurahan setempat No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 22 28 2. Sering 7 9 3. Kadang-kadang 41 53 4. Tidak Pernah 8 10 Jumlah 78 100 Dari data tabel di atas sebagian besar responden 63 menjawab bahwa kepala sekolah kurang mensukseskan program-program yang dibuat oleh aparatur pemerintahan setempat Rt, Rw dan Desa. Hanya sebagian kecil responden 37 yang menjawab kepala sekolah pernah mensukseskan program-program yang dibuat oleh aparatur pemerintahan setempat Rt, Rw dan Desa. Hal ini menunjukkkan bahwa kepala sekolah cukup baik dalam menjalin komunikasi dengan aparatur pemerintahan setempat Rt, Rw dan Desa. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah cukup baik dalam membuka hubungan dan komunikasi dengan aparatur pemerintahan setempat Rt, Rw dan desa. Tabel 4.26 Dihormati oleh peserta didik No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 46 59 2. Sering 18 23 3. Kadang-kadang 14 18 4. Tidak Pernah Jumlah 78 100 Dari tabel di atas, sebagian besar responden 82 menjawab bahwa kepala sekolah dihormati oleh peserta didiknya. Dimungkinkan karena peserta didik merupakan anak-anak yang memiliki etika yang baik sehingga menghormati yang lebih tua maka responden berpendapat bahwa hubungan kepala sekolah denga peserta didik terjalin dengan baik. Hal ini ditandai dengan dihormatinya kepala sekolah oleh peserta didik. Tabel 4.27 Mempunyai program untuk perbaikan fasilitas sekolah yang rusak No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 4 5 2. Sering 4 5 3. Kadang-kadang 52 67 4. Tidak Pernah 18 23 Jumlah 78 100 Berdasarkan tabel di atas mayoritas responden 90 menjawab kepala sekolah kurang mempunyai program untuk perbaikan fasilitas sekolah yang rusak. Dan hanya sedikit responden 10 yang menjawab kepala sekolah selalu mempunyai program perbaikan fasilitas sekolah yang rusak. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya kurang peka terhadap apa yang menjadi harapan masyarakat kepada penyelenggara pendidikan. Tabel 4.28 Menyediakan fasilitas ekstrakulikuler yang memadai No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 11 14 3. Kadang-kadang 17 22 4. Tidak Pernah 50 64 Jumlah 78 100 Berdasarkan data di atas, sebagian besar responden 86 menjawab kepala sekolah kurang menyediakan fasilitas ekstrakulikuler yang memadai untuk sekolah. Hanya sedikit responden 14 yang menjawab kepala sekolah sering menyediakan fasilitas ekstrakulikuler yang memadai untuk sekolah. Data tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang memahami kebutuhan peserta didik untuk menyalurkan bakat-bakat mereka lewat ekstrakulikuler. Tabel 4.29 Menyelenggarakan pelatihan tambahan bagi masyarakat yang memiliki keterampilan No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 3. Kadang-kadang 1 1 4. Tidak Pernah 77 99 Jumlah 78 100 Pada tabel di atas, hampir semua responden 99 menjawab keala sekolah tidak pernah menyelenggarakan pelatihan tambahan bagi masyarakat yang memiliki keterampilan. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah tidak bisa membangun kerjasama dengan masyarakat. Tabel 4.30 Setiap tahunnya sekolah berhasil meluluskan siswa yang diterima pada SMAMA Negeri terbaik Se-JABODETABEK No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 3. Kadang-kadang 21 27 4. Tidak Pernah 57 73 Jumlah 78 100 Berdasarkan jawaban responden terbanyak 73, sekolah setiap tahunnya tidak pernah berhasil meluluskan siswa yang diterima pada SMAMA Negri terbaik Se-JABOTABEK. Berdasarkan hasil di atas dapat kita simpulkan bahwa kepala sekolah kurang memperhatikan mutu sekolah, hal ini terlihat dari kualitas peserta didik yang rendah. Tabel 4.31 Lulusan MTs. Al-Hamdaniyah Bojonggede-Bogor mendapat peringkat nilai terbaik Se-Kabupaten Bogor No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Selalu 2. Sering 3 4 3. Kadang-kadang 1 1 4. Tidak Pernah 74 95 Jumlah 78 100 Data tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh responden 95 menjawab bahwa lulusan MTs. Al-Hamdaniyah Bojonggede-Bogor tidak pernah mendapat peringkat nilai terbaik Se-Kabupaten Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah tidak memiliki target untuk peningkatkan kualitas peserta didik.

C. Analisa dan Interpretasi Data