Indikator Minat Minat Belajar
2. Perasaan Senang Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh setiap orang, hanya
corak dan tingkah lakunya saja yang berbeda. Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang, oleh sebab itu perasaan antara
satu orang dengan orang lain terhadap hal yang sama pastilah berbeda- beda.
41
Perasaan merupakan faktor psikis non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa
mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan
penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya, akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak
senang. Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang
bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang
dalam berbagai taraf. Perasaan itu bersifat subjektif, banyak dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang. Apa yang enak, indah,
menyenangkan bagi seseorang tertentu, belum tentu juga enak, indah menyenangkan bagi orang lain. Perasaan umumnya
bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, mengkhayalkan,
mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu.
42
Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran maka ia akan memiliki perasaan senang terhadap pelajaran maupun guru mata
pelajaran tersebut. Siswa yang berminat pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, ia akan senang mempelajarinya dan mengikuti pelajaran
tersebut dengan penuh antusias tanpa ada beban ataupun paksaan dalam dirinya.
41
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Teraju, 2004, Cet. I, h. 149
42
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 66
3. Pengetahuan Pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu obyek pasti
harus ada lebih dahulu dari pada minat terhadap terhadap orang atau obyek tadi.
43
Pengetahuan yang dimaksud di sini yaitu yang berkaitan dengan seberapa besar tingkat pengetahuan siswa terhadap mata
pelajaran tertentu. Semakin besar pengetahuan yang dimiliki siswa maka semakin besar pula minatnya untuk mempelajarinya.
Untuk mengetahui minat siswa pada suatu pelajaran tertentu maka dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang berminat
terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka pengetahuan tentang pelajaran tersebut akan lebih luas dibanding siswa yang kurang
atau tidak berminat terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena siswa tersebut mengetahui manfaat yang ia dapat dari belajar
pendidikan agama Islam itu sendiri serta ia dapat lebih memahami materi-materi yang disampaikan oleh gurunya.
4. Kebiasaan Kebiasaan, adalah cara bertindak atau berbuat yang seragam. Pada
umumnya kebiasaan berlangsung dengan cara yang agak otomatis dan hanya membutuhkan kesadaran yang kecil saja atau tidak
membutuhkannya sama sekali tentang aktivitet yang sedang terjadi.
44
Setiap siswa yang mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah. Menurut Burghardt, kebiasaan itu timbul karena
proses penyusunan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga
meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlakukan. Karena proses
43
Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology oleh M. Buchori, h. 124
44
Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology oleh M. Buchori, h. 129
pengulangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relative menetap dan otomatis.
45
Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar pendidikan agama Islam maka siswa tersebut akan selalu mengulangi pelajaran agamanya di
rumah seperti membaca buku-buku agama yang ada kaitannya dengan materi agama dan juga kebiasaan mengerjakan tugas pelajaran agama
PR di rumah. 5. Perhatian
Perhatian, adalah suatu aktivitas jiwa yang bertugas selektif terhadap rangsangan-rangsangan yang sampai kepada kita.
46
Ada bermacam-macam perhatian, di antaranya: a Atas dasar cara kerjanya:
1 perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak sengaja atau tidak sekehendak subyek.
2 Perhatian refleksif, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subyek.
47
b Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan
meliputi: 1 perhatian intensif
2 perhatian tidak intensif Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau
pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya.
48
c Menurut luasnya, perhatian dibedakan menjadi dua, yaitu: 1 perhatian terpusat, yaitu perhatian yang tertuju kepada lingkup
obyek yang sangat terbatas.
45
Tohirin, Psikologi Pembelajaran …, h. 94
46
Sabri, Pengantar Psikologi …, h. 43
47
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990, Cet. III, h. 32
48
Suryabrata, Psikologi Pendidikan, h. 14
2 Perhatian terpencar, yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada lingkup obyek yang luas atau tertuju kepada bermacam-
macam obyek. Ditinjau dari segi kepentingan belajar, pemilihan jenis perhatian
yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subyek yang belajar.
49
Agar perhatian kita mencapai hasil, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
b. Segala rangsang-rangsang yang tidak ada hubungannya dengan objek yang kita perhatikan harus kita kesampingkan.
c. Objek yang kita perhatikan itu ada hubungannyadihubungkan dengan sesuatu yang pernah kita kenali, maka perhatian itu akan
berlangsung lebih baik. d. Harus ada penyesuaian diri dengan objek yang kita perhatikan.
50
Perhatian merupakan suatu aktivitas jiwa yang bertugas selektif terhadap rangsangan-rangsangan yang sampai pada peserta didik.
Perhatian sangatlah penting dalam proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar. Siswa yang
mempunyai perhatian dalam belajar, jiwa dan pikirannya akan terfokus dengan apa yang dipelajarinya. Guru dapat memperhatikan siswa-
siswa mana yang paling memperhatikan selama pelajaran berlangsung, sehingga dapat diketahui tingkat minat siswa terhadap pelajaran
tersebut. Siswa yang berminat pada pelajaran pendidikan agama Islam maka ia akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa
lainnya.
49
Sumanto, Psikologi Pendidikan, h. 33
50
Sabri, Pengantar Psikologi …, h. 44