menjadi  pedoman  hidup  manusia  dalam  bersikap  dan  bertingkah  laku dalam kehidupan sehari-hari.
B. Pengertian Nilai-nilai Karakter
Karakter  secara  bahasa  etimologis  berasal  dari  bahasa  Latin kharakter,  kharassaein  dan  kharax,  dalam  bahasa  Yunani  character  dari
kata charassein, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam. Dalam bahasa inggris   characther dan dalam bahasa  Indonesia lazim diguanakan
dengan  istilah  karakter.
4
Sedangkan  Menurut  Kamus  Besar  Bahasa Indonesia,  karakter  merupakan  sifat-sifat  kejiwaan,  akhlak  atau  budi
pekerti  yang  membedakan  seseorang  dengan  yang  lain.
5
Dapat disimpulkan  karakter  seseorang  akan  membedakan  bagaimana  orang
tersebut bersosialisasi dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari. Thomas  Lickona  mengatakan  karakter  adalah  “character  so
conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling and moral  behavior
”.
6
Berdasarkan  pendapat  Lickona  karakter  itu  mengacu kepada  pengetahuan,  sikap  dan  perilaku  dan  internalisasi  karakter  tidak
cukup  berhenti  pada  pengetahuan  tapi  karakter  itu  diaplikasikan  dalam tindakan atau tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Doni  Koesoema  mendefinisikan  bahwa  karakter  sama  dengan kepribadian.  Kepribadian  dianggap  sebagai  ciri  atau  karakterristik  atau
gaya  atau  sifat  khas  dari  diri  seseorang  yang  bersumber  dari  bentukan- bentukan  yang  diterima  dari  lingkungan.
7
Dapat  disimpulkan  karakter menurut Doni Koesoema karakter merupakan karakteristik dari seseorang
yang terbentuk karena adanya pengaruh lingkungan. Sedangkan  Imam  Ghozali  menganggap  bahwa  karakter  adalah  lebih
dekat  dengan  akhlak  yaitu  spontanitas  manusia  dalam  bersikap,  atau
4
Ibid., h. 1.
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Keempat, h. 623
6
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter berbasis Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013 h. 12.
7
Heri Gunawan. op.cit. h.2
melakukan  perbuatan  yang  telah  menyatu  dalam  diri  manusia  sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.
8
Maka karakter adalah tindakan spontanitas manusia dalam bersikap karena sudah terbiasa.
Menurut  Ari  Ginanjar  Agustian  yang  terkenal  denga  konsepnya “Emotional  Spriritual  Question  ESQ”  mengajukan  pemikiran,
bahwa  setiap  karakter  positif  sesungguhnya  akan  merujuk  pada sifat-sifat  Allah  yang  terdapat  dalam  asma  al-husna  nama-nama
Allah  yang  baik  yang  berjumlah  99.  Asma  al-husna  ini  harus menjadi  sumber  inspirasi  perumusan  karakter  oleh  siapapun,
karena asma al-husna terkandung dalam sifat-sifat Allah
yang baik.  Menurut  Ari  Ginanjar  dari  sekian  banyak  karakter  yang
dapat diteladani dari nama-nama Allah tersebut, ia merangkumnya menjadi tujuh karakter dasar, yakni: 1 jujur; 2 tanggung jawab;
3 disiplin; 4 visioner; 5 adil; 6 peduli dan 7 bijaksana.
9
Maka  nilai  karakter  itu  harus  merujuk  kepada  sifat-sifat  Allah  yang terdapat  dalam  Asma  al-Husna  dan  merangkum  nya  menjadi  tujuh
karakter  dasar  yaitu  jujur,  tanggung  jawab,  disiplin,  visioner,  adil,  peduli dan bijaksana.
Sedangkan menurut Indonesian Heritage Foundation IHF  dalam majid  merumuskan  sembilan  karakter  dasar  yang  menjadi  tujuan
pendidikan  karakter  yaitu;  1  cinta  kepada  Allah  dan  semesta beserta isinya; 2 tanggung jawab, disiplin dan mandiri; 3 jujur;
4 hormat dan santun; 5 kasih sayang, peduli dan kerja sama; 6 percaya diri; 7 keadilan dan kepemimpinan;  8 baik  dan rendah
hati; dan 9 toleransi, cinta damai dan persatuan.
10
Mulai  tahun  pelajaran  2011,  seluruh  tingkat  pendidikan  di  Indonesia harus  menyisipkan  pendidikan  karakter.  Apa  sajakah  18  nilai-nilai  yang
terkandung dalam pendidikan berkarakter bangsa? 18 Nilai Karakter yaitu: 1.
Religius Sikap dan perilku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
danutnya,  toleran  terhadap  pelaksanaan  ibadah  agama  lain,  dan  hidup rukun  dengan  pemeluk  agama  lain.  Religious  adalah  proses  mengikat
kembali atau bisa dikatakan dengan tradisi, sistem yang mengatur tata
8
Ibid., h. 3.
9
Ibid., h. 32
10
Ibid., h. 32