1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas Pasal 3 Menyatakan bahwa pendidikam nasional
“berfungsi mengembangkan Kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab ”.
1
Merujuk pada peraturan pemerintah pada sistem pendidikan nasional saat ini pendidikan yang di terapkan di sekolah khususnya sekolah dasar lebih
menekankan pada pembentukan karakter. Karakter yang di maksud ialah karakter yang telah dirumuskan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
pada tahun 2011 diharapkan mampu membentuk karakter siswa sedini mungkin dimulai dari tingkat sekolah dasar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter merupakan sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain.
2
Dengan kata lain karakter seseorang akan membedakan bagaimana orang tersebut bersosialisasi dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut Retno karakter adalah “nilai-nilai yang unik, baik terpatri
dalam diri dan di implementasikan dalam perilaku ”.
3
Maka dari itu karakter seseorang sangat menentukan cara bergaul dengan lingkungannya baik
lingkungan internal maupun eksternal.
1
Kemenag.go.idfiledokumenUU2003.pdf di akses tanggal 3 Desember 2014 pukul 16.34 WIB
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Keempat, h. 623
3
Retno Listyarti. “Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif dan Kreatif”. Jakarta:
Erlangga. 2012 h.8
Penenaman nilai karakter bukan hanya diterapkan di sekolah tetapi harus dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Penanaman nilai
karakter dalam lingkungan keluarga dapat dilakukan melalui metode pembiasaan yang diajarkan oleh orang tua pada anaknya dalam kehidupan
sehari-hari contohnya cium tangan ketika pergi dan pulang beraktifitas. Sedangkan dalam lingkungan masyarakat penanaman nilai karakter dilakukan
melalui permainan tradisional. Menurut Dharmamulya dalam Ernita Lusiana unsur-unsur nilai budaya
yang terkandung dalam permainan tradisional adalah nilai kesenangan atau kegembiraan, nilai kebebasan, rasa berteman, nilai demokrasi, nilai
kepemimpinan, rasa tanggung jawab, nilai kebersamaan dan saling membantu, nilai kepatuhan, melatih cakap dalam berhitung, melatih kecakapan berpikir,
nilai kejujuran dan sportivitas. Dalam permainan tradisionala juga terdapat nilai-nilai karakter.
4
keunggulan dari permainan tradisional adalah mengarahkan anak menjadi kuat secara fisik maupun mental, sosial maupun
emosi tak mudah menyerah, bereksplorasi, bereksperimen, dan menemukan jiwa kepemimpinan. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dikatakan
bahwa permainan tradisional memiliki peran dalam membentuk karakter seseorang.
Permainan anak-anak selalu tumbuh dan berkembang umumnya di kalangan masyarakat Indonesia dan khusunya di lingkungan masyarakat
Jakarta. Permainan tradisional yang berkembang di kalangan masyarakat merupakan permainan yang secara turun temurun diwariskan oleh generasi
sebelumnya dengan harapan generasi selanjutnya dapat melestarikan permainan tradisional tersebut khusunya di kalangan masyarakat betawi.
Betawi adalah suku bangsa yang berdiam di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yang termasuk wilayah Propinsi Jawa Barat. Suku bangsa ini biasa
4
Ernita Lusiana, Membangun Pemahaman Karakter Kejujuran Melalui Permainan Tradisional Anak Usia Dini di Kota Pati, Jurnal PAUDIA, 2012, hal. 3
pula disebut Orang Betawi, Melayu Betawi, atau Orang Jakarta atau Jakarte menurut logat setempat. Sedangkan Nama Betawi sebenarnya berasal dari
kata Batavia, yaitu “nama kota Jakarta pada zaman penjajahan Belanda
dulu ”.
5
Fenomena yang terjadi pada saat ini di lingkungan masyarakat Indonesia khususnya kalangan masyarakat Betawi yakni kurangnya perhatian
masyarakat terutama orang tua terhadap budaya dalam hal pengenalan dan pelestarikan permainan tradisional kepada anak-anaknya yang telah di
wariskan dari generasi ke generasi. Fenomena tersebut merupakan dampak negatif dari perkembangan teknologi yang semakin maju.
Perkembangan teknologi yang semakin maju mengakibatkan anak kurang mengenal permainan tradisional yang sebelumnya telah di wariskan
secara turun temurun sehingga jarang sekali anak-anak yang bermain menggunakan permainan tradisional karena mereka lebih memilih bermain
dengan menggunakan alat-alat elektronik seperti Playstation dan Tablet. Karena permainan menggunakan alat-alat elektronik di nilai lebih modern dan
canggih. Hal tersebut menjadikan nilai yang terkandung di masyarakat betawi menjadi luntur. Selain itu permainan yang menggunakan teknologi modern
akan mengurangi kepedulian sosial anak seperti anak yang lebih memilih bermain menggunakan gadget dari pada bermain permainan tradisional secara
langsung dengan teman sebayanya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian
tentang “Analisis Nilai-nilai Karakter dalam Permainan Tradisional pada Masyarakat Betawi”.
5
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata . “Profil Budaya Betawi”. Bandung: Balai Kajian
Sejarah dan Nilai Tradisional.2006. Cet. 1 h. 212
B. Identifikasi Masalah
Dari masalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat diidentifikasikan masalahnya yaitu:
1. Memudarnya permainan tradisional pada masyarakat Betawi di sebabkan
karena tidak adanya pewarisan dari orang tua kepada anak-anaknya. 2.
Permainan tradisional Betawi di tinggalkan oleh peminatnya karena orang tua saat ini lebih senang jika anaknya mahir menggunakan gedget atau
play station dibandingkan bermain di lapangan. 3.
Memudarnya karakter kepedulian sosial anak akibat meninggalkan permainan tradisional dan lebih memilih bermain sendiri dengan alat
elektronik baik itu play station atau Ipad.
C. Pembatasan Masalah
Peneliti hanya membatasi masalah penelitian pada nilai-nilai karakter dalam permainan tradisional bentengan, galah asin dan engrang pada
masyarakat Betawi di wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah Bagaimana nilai-nilai karakter dalam permainan
tradisional bentengan, galah asin dan engrang pada masyarakat betawi di wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: “Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam permainan tradisional pada
masyarakat Betawi di wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.