Pengertian Nilai-nilai Karakter KAJIAN TEORI

10. Semangat Kebangsaan Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta Tanah Air Cara berfikir,bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat Komunikasi Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya, diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial, dan budaya, negara. 15. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya. 16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin member bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan orang lain. 18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya. 11

C. Pengertian Permainan Tradisional

Menurut MarzolloLloyd bermain adalah belajar bagi anak karena melalui bermain anak dapat meningkatkan kemampuannya dan mengembangkan dirinya. 12 Menurut Jarahnitra menyatakan bahwa permainan tradisional anak merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolahraga sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan, serta ketangkasan. 13 Permainan tradisional adalah suatu hasil budaya masyarakat, yang berasal dari zaman yang sangat tua, yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang, dengan masyarakat pendukungnya yang terdiri atas tua muda, laki perempuan, kaya miskin, rakyat bangsawan dengan tiada bedanya. 14 Menurut Dharmamulya, unsur-unsur nilai budaya yang terkandung dalam permainan tradisional adalah nilai kesenangan atau kegembiraan, nilai kebebasan, rasa berteman, nilai demokrasi, nilai kepemimpinan, rasa tanggung jawab, nilai kebersamaan dan saling membantu, nilai kepatuhan, melatih cakap dalam berhitung, melatih kecakapan berpikir, nilai kejujuran 11 Retno Listyarti. “Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif dan Kreatif”. Jakarta: Erlangga. 2012 h.5 12 Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan dan Permainan, Jakarta: Grasindo, 2003 cet.2 hal. 104 13 Siti Ulfatun, Pelaksanaan Permainan Tradisional dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak Studi Kasus di TK B ABA Rejodani Sariharjo Ngaklik, Sleman Yogyakarta, Skripsi pada sekolah Strata satu Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2014, h. 49, tidak dipublikasikan. 14 Agung Nugroho, Permainan Tradisional Anak-anak Sebagain Sumber Ide dalam Penciptaan Karya Seni Grafis, Skripsi pada Sekolah Strata Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2005, h.25, tidak dipublikasikan. dan sportivitas. Dalam permainan tradisionala juga terdapat nilai-nilai karakter. 15 Sedangkan menurut Ahmad Yunus permainan tradisional juga menjadikan orang bersifat terampil, ulet, cekatan, tangkas dan lain sebagainya. 16 Permainan tradsional adalah suatu permainan warisan nenek moyang yang harus dilestrarikan dan permainan tradisional juga memiliki banyak manfaat diantaranya melatih kecekatan, keuletan dan ketangkasan. Dalam permainan tradisional juga terdapat berbagai nilai karakter yang positif.

D. Macam-macam Permainan Tradisional

Permainan tradisional Betawi cukup banyak macamnya. Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Gundu Kusir Permainan gundu kusir dikenal oleh penduduk di Kampung Marunda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dilihat dari unsur katanya, permainan ini terdiri dari dua kata yakni gundu dan kusir. Dilihat dari perbendaharaan kata Betawi “Gundu” berarti kelereng atau keneker yakni suatu benda bulat yang terbuat dari kaca atau porselin. Kali ini gundu tersebut diberi tambahan “Kusir” . kata kusir berasal dari kata ngusir yang artinya menyuruh pergi jauh-jauh dengan berbagai cara. Kalau dalam permainan ini cara yang dipergunakan adalah menyentil menjentik gundu lawan jauh-jauh. 17 2. Tamat-tamanan Permainan tamat-tamatan dikenal oleh penduduk di Kampung Maruda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dilihat dari unsur katanya kata tamat-tamatan berasal dari kata dasar tamat. 15 Ernita Lusiana, Membangun Pemahaman Karakter Kejujuran Melalui Permainan Tradisional Anak Usia Dini di Kota Pati, Jurnal PAUDIA, 2012, hal. 3 16 Agung Nugroho, loc.cit. 17 Abdurachman, dkk., Permainan Anak-anak Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Jakarta: 19911992, h.6 Secara etimologis dalam perbendaharaan kata Betawi, tamat namatin berarti usaiselesai, melakukan sesuatu. Kata tamat namatin lebih sering digunakan untuk mengumpamakan pada anak yang telah tamat mengaji. Biasanya jika diantara anak-anak yang telah masuk dalam proses demikian dengan cara mengarak keliling anak tersebut dengan tujuan agar orang- orang kampung tahu si anak telah khatam membaca Qur’an dan patut jadi teladan bagi orang-orang lain khususnya anak-anak. 18 3. Gebok Permainan gebok sering dilakukan anak Betawi sambil mengembala ternak di sawah. Disebut gebok karena ada adegan pukul-pukulan atau gebuk didalamnya. Gebok hanya dimainkan oleh anak laki-laki, karena pemain harus melepas bajunya. Pemain berumur antara 9-12 tahun. Jumlah tidak terbatas. Makin banyak makin seru. Peralatan yang digunakan adalah pancak kayu sepanjang ± 50 cm dan ditancapkan ke tanah, tambang atau tali dengan panjang sekitar 75 cm, baju atau kaos pemain dan daun pisang kering atau kembang rumput. Daun pisang kering ini digunakan untuk mengundi siapa yang akan menjadi penjaga. 19 Permainan ini pernah dikenal di daerah Ciracas, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dilihat dari Unsur kata “Gebok” dapat diartikan sebagai arti menimpuk, artinya melemparkan bola sekerasnya kearah sasaran yang telah ditentukan bersama. Bola Gebok adalah permainna hiburan yang dimainakan oleh 3 sampai lima orang anak di halaman rumah. 20 4. Perahu-perahuan Permainan perahu-perahuan dikenal oleh penduduk di Kampung Maruda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara.Dilhat dari unsur katanya, Perahu-perahuan berasal dari kata dasar perahu. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, perahu adalah nama kendaraan di air, biasanya ia tidak mempunyai geladak. Kendaraan ini 18 Ibid., h. 13 19 Sri Mulyani. Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: Langensari Publishing. 2013. h. 52 20 Emot Rahmat Taendiftia, dkk., Gado-gado Betawi, Jakarta: Gramedia, 1998, cet.2 h. 35 merupakan alat terpenting bagi penduduk yang bermukim di pinngir pantai dekat laut karena perahu merupakan alat pengangut yang didgunakan untuk menangkap dan mencari ikan dan dari hasil penangkapan yang didapat itulah para nelayan menggantungkan hidupnya beserta seluruh keluarga. Di lingkungan orang Betawi Jakarta Asli, mereka mengenal beberapa jenis permainan yang bersumber dari peniruan alam dan peralatan yang digunakan oleh masyarakat penduduk setempat. Dan salah satu bentuk permainan yang berasal dari peniruan alam dan peralatan alam sekitarnya yakni laut dikenal dengan permainan perahu-perahuan. Bentuk peniruan dan peralatannya berasal dari hasil peniruan bentuk dari perahu-perahu yang sesungguhnya ke dalam bentuk-bentuk yang diperkecil yakni dalam bentuk miniatur perahu yang sesungguhnya. Permainan perahu-perahuan bersifat rekreatif dan koperatif, dimanainkan hanya oleh anak laki-laki. 21 5. Permainan Kalengan Permainan ini terdapat di daerah Condet, Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur. Pemain laki-laki atau perempuan umur 9-12 tahun. Peralatan potongan bambu dulu sekarang kaleng. Permainan ini ada taruhannya berupa biji melinjo dan dilakukan di tempat yang cukup luas. Pemain minimal 2 orang. Setiap pemain harus punya gaco. Kemudian ditetapkan jumlah taruhan. 22 6. Ujan- Angin Permainan ujan-angin dikenal oleh penduduk di Kampung Maruda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kalau di daerah Kelurahan Koja Utara terkenal dengan nama Angin- anginan. 23 21 Abdurachman, dkk., op.cit, h. 13 22 Hamzuri dan Tiarma Rita, Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal dan Kebudayaan Direktorat Permuseuman. 1998 h. 161 23 Abdurachman, dkk., Permainan Anak-anak Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Jakarta: 19911992., h.46