sebelumnya yang dilakukan oleh Sari Devi dan Mulyo 2013, Nugrahani 2012, Dewani 2010, memberikan hasil yang konsisten dengan prediksi
bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspawardany
dan seftianne 2011 yang memprediksi hasil profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Dengan penjelasan diatas dapat
diperoleh hipotesis bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal dalam
pecking order theory
.
2.3.3 Pengaruh
firm size
terhadap kebijakan struktur modal dalam perspektif
pecking order theory
Semakin besar ukuran perusahaan
firm size
yang diindikatori oleh total
asset
, maka perusahaan akan menggunakan hutang dalam jumlah yang besar pula Mas’ud, 2008. Semakin besar ukuran perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang semakin tinggi pula. Perusahaan yang ukurannya relatif besar akan
cenderung menggunakan dana eksternal. Hal tersebut berkaitan dengan
pecking order theory
yang menjelaskan bahwa jika dalam suatu perusahaan dana internalnya tidak mencukupi, maka perusahaan
menggunakan alternatif kedua yaitu melalui pendanaan eksternal atau hutan . Ketika
size
perusahaan diproksikan dengan total
asset
yang dimiliki semakin besar, perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan
jaminan, dengan asumsi pemberi pinjam percaya bahwa perusahaan
Universitas Sumatera Utara
memiliki tingkat likuiditas yang cukup. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Dewani 2010, Puspawardany 2011,
Nugrahani 2012, Sari dan Hakim 2013, yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Dengan
penjelasan diatas dapat diperoleh hipotesis bahwa ukuran perusahaan
firm size
berpengaruh positif terhadap struktur modal dalam perspektif
pecking order theory.
2.3.4 Pengaruh struktur aset terhadap kebijakan struktur modal dalam perspektif
pecking order theory
Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan. Brigham dan Gapenski 1996 menyatakan bahwa
secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak
memiliki jaminan. Pada umumnya, perusahaan yang memiliki proporsi struktur aktiva yang lebih besar kemungkinan akan lebih mapan dalam
industri, memiliki risiko lebih kecil dan akan menghasilkan tingkat
leverage
yang besar Chen dan Hammes,2002 dalam supriyanto,2008. Peningkatan aset diikuti dengan peningkatan hasil operasi akan semakin
menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan dengan begitu proporsi hutang akan semakin besar daripada modal sendiri. Sebagian
besar dari modalnya tertanam dalam aset tetap mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri sedangkan
Universitas Sumatera Utara
modal asing sifatnya sebagai pelengkap Riyanto,2001. Dalam perspektif
pecking order theory
struktur aset berkaitan dengan teori ini dalam hal perusahaan boleh saja menggunakan hutang sebagai pendanaan namun
sebagai alternatif kedua jika modal internal tidak mencukupi, teori ini lebih menganjurkan untuk menggunakan dana internal dengan begitu
perusahaan tidak memiliki hutang dalam jumlah yang besar dengan menempatkan pendanaan dalam sekuritas yang paling aman. Nugroho
2006, Dewani 2010, Puspawardani 2011, Sari dan Mulyo 2013 mengemukakan bahwa struktur aset berpengaruh positif terhadap struktur
modal. Dengan penjelasan diatas dapat diperoleh hipotesis bahwa struktur aaet berpengaruh positif terhadap struktur modal dalam perspektif
pecking order theory
.
2.3.5 Pengaruh kepemilikan manjerial terhadap kebijakan struktur modal dalam perspektif