59
4.6 Sistem Kesenian
Kesenian merupakan ekspresi manusia terhadap keindahan, dalam kebudayaan suku-suku bangsa yang pada mulanya bersifat deskriptif
Koentjaraningrat, 1928:395-397. Macaryus 2008:105-106 mengatakan bahwa dalam komunitas masyarakat sederhana, seni cenderung dipandang sebagai
ekspresi dan produk budaya yang berkaitan dengan sistem sosial masyarakat. Pendapat ini sesungguhnya terkait dengan seni yang mengandung nilai-nilai dan
pengalaman estetika yang diwujudkan dalam prilaku atau aktivitas berkesenian yang dikembangkan oleh masyarakat.
Wujud seni seperti tersebut di atas terefleksi pula dalam kesenian Tionghoa di Indonesia. Kesenian Tionghoa yang hadir dalam budaya Indonesia
merupakan repesentasi dari pengalaman estetika, ide, nilai dan cara pandang komunitas pendukungnya. Seni Tionghoa yang muncul dari rakyat atau disebut
kesenian rakyat dapat dipahami sebagai dasar perilaku berpola dalam kelompok tertentu. Selanjutnya makna akan terwujud dalam sistem simbol budaya, yang
secara umum dipandang sebagai kegiatan dan hasil karya seni Wurianto, tanpa judul.
Kesenian Tionghoa yang hadir dalam budaya Indonesia merupakan representasi dari pengalaman estetika, ide, nilai, dan cara pandang komunitas
pendukungnya. Masyarakat Tionghoa memiliki berbagai macam bentuk kesenian, yakni seni rupa, seni suara, dan masih banyak lagi.
Dalam bukunya Koentjaraningrat 2001:380-381 menjelaskan bahwa kesenian terbagi dalam dua; seni rupa dan seni suara. Seni rupa adalah kesenian
tentang menggambar, lukis, atau kesenian yang dinikmati menggunakan mata. Sedangkan seni suara jelas dinikmati melalui indra pendengaran.
60 Seni tari dan gerak merupakan gabungan antara seni rupa dan seni suara yang
dapat dinikmati oleh manusia melalui penglihatan dan pendengaran.Seni tari yang berkembang pada masyarakat Tionghoa, yaitu tari seribu tangan, tari kipas, tari
Tibet, dan banyak lagi.
4.7 Perhimpunan Keluarga Besar Wijaya
Perhimpunan Keluarga Besar Wijaya merupakan salah satu wadah kesenian Tionghoa dibawahi naungan organisasi INTI Indonesia-Tionghoa.
Tempat ini berdiri pada tahun 1907 oleh bapak DR Indra Wahidin yang juga juga merupakan anggota DPP Dewan Perhimpunan Pusat. Tempat ini terletak di
Jalan Mahoni, No 9, Kecamatan Medan Timur, Medan. Perhimpunan keluarga besar wijaya ini bergerak dalam bidang musik,
vokal, kesehatan, dan tari kesenian tradisional Tionghoa, seperti tari Tibet. Tempat ini di bentuk awalnya karena merupakan perkumpulan marga Huang ini
dapat terus berhimpun, menjalin komunikasi dan tetap solid hingga masa mendatang. Namun, seiring perkembangan dan perjalanan waktu, perhimpunan
marga Huang ini tidak lagi eksklusif dan tertutup bagi orang lain. Artinya, perhimpunan marga Huang ini terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan tanpa
memandang suku dan agama. Kelompok tarian di Perhimpunan Keluarga Besar Wijaya ini terdiri dari
dua, yakni tarian pada hari rabu oleh kaum ibu-ibu dan di hari minggu oleh kaum remaja. Kelompok penari tari Tibet ini biasanya melakukan latihan rutin setiap
hari minggu sekitar pukul 10:00-12:00 wib. Sistem pelatihan dilakukan dengan menggunakan latihan bersama. Pertamanya para penari dulu yang berlatih, baik
itu mengulang gerakan lama maupun membentuk gerakan-gerakan yang baru.
61 Perhimpunan Keluarga Besar Wijaya ini telah banyak melakukan
pertunjukan berbagai tari tradisonal Tionghoa di kota Medan, seperti mengikuti festival-festival, kegiatan sosial, perayaan-perayaan hari besar cina, maupun pada
pesta pernikahan. Tarian ini ditampilkan dengan bentuk yang sudah dikreasikan .
62
BAB V STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI TIBET