36 berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan
menjadi mitos.
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, sesudah menyelidiki atau mempelajari KBBI, 2003:912. Pustaka adalah kitab-kitab;
buku; buku primbon KBBI,2003:912. Jadi, tinjauan pustaka yaitu hasil meninjau, pandangan, pendapat terhadap buku-buku maupun jurnal-jurnal yang
sudah diselidiki atau dipelajari sebelumnya. Skripsi Inovasi Gerak Si Menyon dalam Topeng Benjang menjadi Topeng
Rehe Di Ujung Berung Bandung, Jawa Barat Kiki Yovita, 2012. Dalam penelitian ini membahas tari Topeng Rehe yang merupakan inovasi dari Topeng
Benjang; sebuah kesenian yang berasal dari Ujung Berung. Tari Topeng Rehe merupakan tari Jaipongan yang diciptakan oleh seorang penata tari Jaipongan
bernama Gondo, di mana dalam proses penciptaannya Ia terinspirasi oleh seni Topeng Benjang yang di dalamnya terdapat tari yang yang menggunakan topeng
dengan karakter Menyon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dan lokasi penelitian ini dilakukan di kecamatan Ujung
Berung, Bandung. Penelitian ini dilakukan pada bulan november 2011. Penelitian ini berkontribusi dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang
menitikberatkan pada bentuk pertunjukan. Skripsi Hubungan Struktur Tari, Musik Iringan, dan Fungsi Tari
Galombang yang Dipertunjukan Sanggar Tigo Sapilin pada Upacara Adat
37 Perkawinan Masyarakat Minangkabau di Kota Medan Reni Yulyati, 2013.
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan perekaman. Penelitian difokuskan kepada bagaimana pertunjukan
tari Galombang yang disajikan pada saat upacara perkawinan masyarakat Minangkabau. Adanya hubungan struktur tari, musik pengiring, dan fungsi sosial
yang berhubungan dalam penyajiannya. Dalam proses meneliti gerak tari tersebut, penulis tidak terlalu memfokuskan secara detail pada gerak tari, dalam tulisan
penulis menggunakan lambang-lambang umum dan sederhana yang dapat mewakili pola gerak tari Galombang. Penelitian ini berkontribusi menggunakan
teori fungsionalisme untuk mengkaji fungsi tari dan struktur dalam sebuah tarian. Skripsi Fungsi dan Struktur Tari Anak yang Diiringi Musik Sikambang
dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah di Kecamatan Sibolga Kota Evi Nenta Sipahutar, 2012. Penelitian ini membahas
sejauh apa fungsi tari Anak dalam kebudayaan, terutama pada upacara adat perkawianan masyarakat pesisir Sibolga Tapanuli Tengah, serta melihat
bagaimana bentuk struktur dari tari Anak tersebut dalam upacara perkawinan masyarakat pesisir Sibolga Tapanuli Tengah. Untuk mengkaji permasalahan diatas
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan kerja lapangan serta kerja laboratorium. Dengan tersedianya data serta narasumber dilokasi penelitian
maka akan memungkinka studi ini dilakukan. Tesis Tortor dalam Pesta Horja pada kehidupan Masyarakat batak Toba:
Suatu Kajian Struktur dan Makna Sannur D.F. Sinaga, 2012. Penelitian ini merupakan bahasan tentang Tortor dalam pesta Horja pada masyarakat Batak
38 Toba. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada pesta Horja di desa Rahut
Bosi, Pangaribuan, Tapanuli Utara. Bentuk penyajian dari gerak Tortor yang meliputi motif gerak dasar, danskrip gerak Tortor, pola lantai maupun busana
merupakan pembahasan penulis tentang Tortor dalam pesta Horja tersebut. Jurnal
浅藏族舞蹈 qi
ǎn tán zàngzú wǔdǎo 周智慧
, 2011. Penelitian ini menjelaskan bahwa tari Tibet adalah tarian yang bernyanyi dan menari. Tari
Tibet menceritakan tentang sejarah Tibet, lingkungan geografis, pekerjaan, praktik keagamaan, dan faktor lainnya, sehingga pembentukan bentuk tarian yang berbeda
dan memiliki pesona tarian yang unik. Jurnal
藏族舞蹈的屈伸韵式 shì lùn zàngzú w
ǔdǎo de qūshēn chàndòng yùn shì
毛措 ,2012. Jurnal ini menganalisis gerakan tarian Tibet,
irama, jenis, dan pelatihan. tarian Tibet menari diantara titik kekuatan lutut dan langkah biasa. Tarian Tibet ini memiliki daya tarik yang unik. Penelitian ini untuk
perkembangan kesenian tari dan untuk melestarikannya.
39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu frase penelitian kualitatif di Kota Medan, maka sepenuhnya penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian struktur, fungsi, dan makna tari Tibet dalam etnik Tionghoa melalui antropologi budaya
dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif, bertujuan menjelaskan secara tepat sifat sifat individu, keadaan gejala
atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala yang lain dalam masyarakat. Dalam hal
ini mungkin sudah ada hipotesis-hipotesis, mungkin juga belum, tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah bersangkutan
Koentjaningrat,1991:29. Sedangkan menurut Hadari dan Mimi Martini 1994:176, penelitian yang
bersifat kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi
aspekbidang kehidupan tertentu pada objeknya. Penelitian ini tidak mempersoalkan sampel dan populasi sebagaimana dalam penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis suatu keadaan atau status fenomena secara
sistematis dan akurat mengenai fakta tari Tibet pada masyarakat Tionghoa. Denzin