Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep Model Teoritis

xv

2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis sampaikan di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah variabel brand awarness ”Avolution” berpengaruh terhadap keputusan membeli masyarakat di Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara?”

3. Pembatasan Masalah

Guna mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas, relevan dengan harapan yang diinginkan serta mampu memecahkan permasalahan yang ada, maka penulis membatasi permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu menjelaskan hubungan atau pengaruh antara brand awarness ”Avolution” terhadap keputusan membeli masyarakat. 2. Objek penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. 3. Penelitian ini dilakukan pada Bulan April hingga Juni 2010.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

4.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini disusun dengan tujuan: Universitas Sumatera Utara xvi 1. Untuk mengetahui pengaruh brand awarness ”Avolution” terhadap keputusan membeli masyarakat di Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui pendapat masyarakat di Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara tentang brand awarness ”Avolution”. 3. Untuk mengetahui berbagai pendapat masyarakat di Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara tentang pertanyaan yang penulis ajukan yang berkaitan dengan brand awarness ”Avolution”.

4.2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti Mengaplikasikan teori yang di dapat selama melaksanakan perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Komunikasi Ekstension, Universitas Sumatera Utara b. Bagi Praktisi Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam mencipatakan produk baru, khususnya pagi PT. HM SAMPOERNA Tbk selaku produsen rokok Sampoerna. c. Bagi Akademisi Universitas Sumatera Utara xvii Bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan baik yang berhubungan dengan komunikasi khususnya iklan maupun dimensi pemasaran barang dan jasa lainnya.

5. Kerangka Teori

Kerangka teori dibangun dengan tujuan untuk membantu memecahkan berbagai permasalahan atau persoalan yang timbul, karena kerangka teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep yang ada Singarimbun, 1989:47. Berbagai teori yang relevan dan penulis anggap berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1 Komunikasi dan Komunikasi Massa, 2 Komunikasi Pemasaran, 3 Brand Awareness, 4 Keputusan Membeli, dan 5 Teori AIDDA, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

5.1. Komunikasi dan

Komunikasi Massa Komunikasi sebenarnya berasal dari Bahasa Inggris communication, yang bersumber dari kata communis yang berarti sama, dalam hal ini sama maknanya, sehingga jika kita mengadakan komunikasi dengan orang lain, berarti kita sedang mengadakan kesamaan makna dengan orang lain yang kita ajak bicara tersebut. Kleinjan dalam Canggara 1998:1 mengemukakan pengertian komunikasi adalah bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas, sepanjang manusia masih hidup maka ia perlu berkomunikasi. Universitas Sumatera Utara xviii Komunikasi merupakan proses pengiriman lambang yang mengandung arti dari individu yang satu ke individu yang lain atau dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain. Pengiriman lambang ini dapat juga terjadi antara individu dengan kelompok. Lambang-lambang yang dipergunakan harus dipahami oleh komunikator maupun komunikan, atau sekurang-kurangnya dianggap dipahami untuk memungkinkan kelanjutan dari kegiatan komunikasi antara pihak yang berkepentingan. Komunikasi akan mudah berlangsung lebih lanjut antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang sependapat atau sekurang-kurangnya sudah mempunyai pendapat yang sama tentang suatu masalah Anoraga, 1995:230. Adapun proses komunikasi merupakan tahapan-tahapan penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kotler dalam Effendy 2001:18 mengatakan bahwa mengacu pada paradigma Harold Lasswell, terdapat unsur-unsur komunikasi dalam proses komunikasi, yaitu: 1 Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang 2 Encoding penyandian adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang 3 Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator 4 Media adalan saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan Universitas Sumatera Utara xix 5 Decoding adalah proses dimana komunikan menetakan makna lambang yang disampaikan komunikator kepadanya 6 Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator 7 Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan 8 Feedback adalah umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila pesan tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator 9 Noise adalah gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya Dengan adanya kesembilan unsur diatas, diharapkan adanya suatu peningkatan hubungan interpersonal yang baik antara pengirim pesan dan penerima pesan. Sedangkan komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa mass media sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo dalam Wiryanto, 2005 mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang Universitas Sumatera Utara xx menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.

5.2. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah upaya komunikasi untuk memasarkan proses jual beli apa saja. Untuk mendukungnya maka komunikasi pmasaran melakukan penekanannya pada promosi. Disamping itu komunikasi pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk, nilai dengan individu atau kelompok lainnya.

5.3. Brand Awareness

Brand adalah nama, istilah, tanda simbol, rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Lebih jauh brand merupakan nilai yang dapat dilihat tangible dan nilai yang tidak dapat dilihat intangible yang terwakili dalam sebuah merek dagang trade mark yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila dikelola secara tepat Durianto dkk., 2004: 2. Brand adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi membedakan barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain Kotler, 2000 dalam Simamora, 2003:3. Universitas Sumatera Utara xxi Brand juga bisa berarti identitas yang memberikan jaminan atau janji nilai tertentu Nicole, 2001 dalam Siamora 2003:3. Brand adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan mampu menimbulkan makna psikologis atau asosiasi Susanto dan Wijanarko. 2004:4. Brand inilah yang membedakan antara produk dan brand. Produk merupakan sesuatu yang dihasilkan di pabrik, namun yang sesungguhnya dibeli oleh konsumen adalah brand-nya. Brand bukan merupakan sesuatu yang tercetak dalam produk atau kemasannya, tetapi termasuk apa yang ada dalam benak konsumen dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya. Susanto dan Wijanarko. 2004:6. Pendapat lain menyatakan bahwa brand adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan seperti logo, cap atau kemasan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok tertentu, serta untuk membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan pesaing Aaker, 1991 dalam Susanto dan Wijanarko. 2004:6. Pendapat-pendapat di atas mengandung pengertian bahwa brand adalah suatu identitas yang membedakan suatu produk dengan para pesaing, brand juga mengandung suatu nilai dan jaminan atau janji dari suatu produsen kepada konsumen. Sedang pengertian Brand Awareness disampaikan oleh Peter dan Olson 2000: 190 yang menyatakan bahwa Brand Awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan Universitas Sumatera Utara xxii dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Peter dan Olson 2000:190 menyatakan tingkat brand awareness dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah memadai tergantung pada dimana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan. Strategi brand awareness yang tepat tergantung pada seberapa terkenal brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat brand awareness yang sudah tinggi. Brand awareness kesadaran merek menggambarkan keberadaan brand dalam benak konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori Durianto dkk., 2004:6. Brand yang kuat dicerminkan oleh brand awareness yang tinggi dan asosiasi merek brand association yang kuat dan positif Temporal, 2000 dalam Siamora, 2003:36. Aaker 1996 dalam Siamora 2003:36 menambahkan bahwa selain kedua faktor tersebut brand yang kuat juga memiliki persepsi kualitas perceived quality dan loyalitas konsumen consumer loyality yang tinggi. Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran, adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Brand awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap eksistensi suatu brand. Universitas Sumatera Utara xxiii

5.4. Keputusan Membeli

Menurut Engel et. al. 1994:31 mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Kotler 2001:160 mengemukakan bahwa jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek yaitu: a. Tingkah laku membeli yang kompleks b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi Masih menurut Kotler 2005:202, perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. 1 Faktor Budaya Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. 2 Faktor Sosial Banyak dipengaruhi oleh kelompok acuan yaitu semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung tatap muka atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang serta keluarga yaitu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. 3 Faktor Pribadi Universitas Sumatera Utara xxiv Yang paling berpengaruh adalah faktor gaya hidup yaitu pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya dan kepribadian yaitu karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama dalam lingkungannya. 4 Faktor Psikologis Yang paling berpengaruh adalah faktor motivasi, persepsi, pembelajaran dan keyakinan. Selanjutnya perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan pembelian. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah. Menurut Kotler 2005:224, 5 tahap model pembelian konsumen, yaitu: Gambar 1. Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap Sumber : Kotler, 2005

5.5. Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to action prosedure yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut effendy 1999:89 AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention perhatian, Interest minat, Desire hasrat, Decision keputusan, Action tindakankegiatan. Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Universitas Sumatera Utara xxv Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak membaca dan melakukan action apa yang dianjurkan pihak penyusun berita atau tajuk artikel, maka pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya attention. Sebuah iklan akan memberikan afek bagi responden yang mendengarkan, atau menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Frank Jefkins 1996:234-235 adalah: a. Perhatian Attention Suatu iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain bila iklan tersebut menarik pembaca. Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi, atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan itu diletakkan pada posisi yang tepat. b. Ketertarikan Interest Tidak ada suatu patokan tertentu dalam menggunakan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa keterkaitan mereka. c. Keinginan Desire Pembaca harus dibuat dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan d. Keyakinan Decision Iklan akan sangat bagus bila mampu menciptakan untuk membeli, memiliki, atau menikmati produk dan jasa yang diiklankan. Namun juga perlu menciptakan iklan Universitas Sumatera Utara xxvi yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal ini akan memberikan kepuasan seperti yang mereka inginkan. e. Tindakan Action Iklan mampu menimbulkan respon. Iklan cetak bersifat statis dan tidak mudah untuk membuat pembaca melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan. Pada pentahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi itu hendaknya dimulai untuk membangkitkan perhatian attention. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan daya tarik. Oleh karena itu iklan harus mempergunakan trik- trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli Jefkins, 1996:82, seperti: a. Menggunakan headline yang mengarah b. Menggunakan slogan yang mudah diingat c. Menonjolkan selling point suatu produk d. Menggunakan huruf tebal

6. Kerangka Konsep

Nawawi 1991:56 mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menerapkan variabel-variabel penelitian dalam penelitiannya sebelum memulai pengumpulan data. Kerangka konsep merupakan pemikiran rasional yang bersifat teoritis dalam memperkirakan hasil penelitian yang akan dicapai. Dalam penelitian ini digunakan variabel bebas dan variabel terikat sebagai berikut: a. Variabel Bebas Independent Variable Universitas Sumatera Utara xxvii Variabel bebas yaitu variabel yang bertindak sebagai penyebab atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas X dalam penelitian ini adalah brand awareness kesadaran merek b. Variabel Terikat Dependent Variable Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain atau variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat Y dalam penelitian ini adalah keputusan membeli

7. Model Teoritis

Berdasarkan uraian diatas, maka model territis penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

8. Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Keputusan Membeli Pensil Tulis Dan Pensil Warna Faber Castell Pada Masyarakat Medan

23 193 135

Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Rokok A Mild (Pada Kedai Mamak USU)

7 62 83

Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Pocari Sweat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

14 58 108

Iklan Dan Brand Awareness Siswa (Studi Korelasional Iklan “Pocari Sweat versi Irfan Bachdim” Di Televisi Terhadap Brand Awareness Murid – Murid SD Negeri 106837 Melati II Perbaungan)

2 55 107

Analisis Keputusan Konsumen Membeli Buah di Pasar Modern di Kota Medan (Studi Kasus : Swalayan/Supermarket di Kecamatan Medan Sunggal)

6 61 74

Analisis pengaruh Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association, Dan Brand Loyalty terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi 'Pepsodent (studi kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

6 41 167

Analisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembalian serta dampaknya terhadap tanggungjawab sosial produk sabun mandi lifebuoy

0 3 167

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 16

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 2

Iklan Manulife dan Brand Awareness (Studi Korelasional Analisis Iklan Manulife terhadap Brand Awareness Nasabah PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia di Kota Medan)

0 0 11