Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Keputusan Membeli Pensil Tulis Dan Pensil Warna Faber Castell Pada Masyarakat Medan

(1)

PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING TERHADAP

KEPUTUSAN MEMBELI PENSIL TULIS DAN

PENSIL WARNA FABER CASTELL

PADA MASYARAKAT MEDAN

TESIS

Oleh

TONI HIDAYAT

117019034/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING TERHADAP

KEPUTUSAN MEMBELI PENSIL TULIS DAN

PENSIL WARNA FABER CASTELL

PADA MASYARAKAT MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

TONI HIDAYAT

117019034/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(3)

Judul Tesis : Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Keputusan

Membeli Pensil Tulis Dan Pensil Warna Faber Castell

Pada Masyarakat Medan

Nama Mahasiswa : Toni Hidayat Nomor Pokok : 117019034

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS)

Ketua Anggota

(Dr. Endang Sulistya Rini. SE. M.Si)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 28 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua Prof. Dr. Paham Ginting, MS

Anggota : 1. Dr. Endang Sulistya Rini. SE. M.Si 2. Prof. Dr. Herman Mawengkang 3. Prof. Dr. Amrin Fauzi

4. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA


(5)

PERNYATAAN

Judul Tesis

PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING TERHADAP

KEPUTUSAN MEMBELI PENSIL TULIS DAN

PENSIL WARNA FABER CASTELL

PADA MASYARAKAT MEDAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya peneliti sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang peneliti lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penelitian tesis ini, telah peneliti cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya peneliti sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, peneliti bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang peneliti sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 28 Agustus 2013 Peneliti,


(6)

PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING TERHADAP

KEPUTUSAN MEMBELI PENSIL TULIS DAN

PENSIL WARNA FABER CASTELL

PADA MASYARAKAT MEDAN

ABSTRAK

Meningkatnya pemanasan global membuat pemasaran hijau menjadi isu utama dalam dunia bisnis saat ini. Pemasaran hijau telah menjadi kebutuhan bagi para produsen dan konsumen untuk terciptanya lingkungan yang sehat. Pemasaran hijau adalah jenis pemasaran di mana sebuah perusahaan menjual produk yang ramah lingkungan. Dalam konsep green marketing, perusahaan telah melakukan pemasaran hijau sejak awal proses produksi yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi ramah lingkungan, yang disebut green product.Sebuah perusahaan dapat melaksanakan strategi pemasaran hijau yang cocok untuk kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah produk hijau, harga, distribusi dan promosi berpengaruh terhadap keputusan membeli pensil tulis dan pensil warna Faber Castell pada masyarakat Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk hijau, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan membeli. Teori yang digunakan adalah Manajemen Pemasaran mengenai produk hijau, harga, distribusi, promosi dan keputusan membeli. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah orang yang telah mengkonsumsi produk alat tulis Faber Castell. Penentuan sampel menggunakan teknik convenience sampling. Banyaknya sampel dalam penelitian iniadalah 100 orang yang sudah menggunakan produk Faber Castell. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa produk hijau, harga, distribusi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli. Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa variabel produk hijau, harga,distribusi dan promosi yang diteliti mampu menjelaskan 95,7% terhadap variabel keputusan membeli sedangkan sisanya 4,3% dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini

Kata kunci: pemasaran hijau, keputusan membeli, strategi pemasaran

i


(7)

THE INFLUENCE OF GREEN MARKETING STRATEGY ON

CONSUMERS’ DECISION TO BUY PENCILS AND COLOR

PENCILS, ‘FABER CASTELL’, IN MEDAN

ABSTRACT

The increase in global warming has caused green marketing to become the main issue in the business world. Green marketing has become the need for producers and consumers to create healthful environment. Green marketing is as type of marketing, where a company sells friendly-environmental products. In the concept of green marketing, a company has performed green marketing since the beginning of the processing of the product for the sake of its survival. The formula of the problem in the research was whether green product, price, distribution, and promotion influenced consumers’ decision to buy pencils and color pencils, ’Faber Castell’, in Medan. The objective of the research was to find out and to analyze the influence of green product, price, distribution, and promotion on buying decision. The theory used in the research was the Marketing Management theory about green product, price, distribution, promotion, and buying decision. The type of the research was descriptive quantitative. The population was consumers who had consumed the stationery product, ‘Faber Castell’. The samples were 100 consumers who had used Faber Castell product, using convenience sampling technique. The data were gathered by conducting interviews, using questionnaires, and conducting documentation study. The hypothesis was tested by using multiple regression analysis. The result of the research showed that green product, price, distribution, and promotion had positive and significance influence on guying decision. The coefficient determination value (R2) showed that green product, price, distribution, and promotion could explain 95.7% of the variable of buying decision, while the rest (4.3%) was explained by other independent variables excluded from the research.

Keywords: Green Marketing, Buying Decision, Marketing Strategy


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan ridho-Nya tesis ini dapat disusun dan diselesaikan.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, peneliti banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM). Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU dan juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini. SE. M.Si, selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

4. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, selaku anggota Komisi Pembanding yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

5. Bapak Prof. Dr. Herman Mawengkang, selaku anggota Komisi Pembanding yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

iii


(9)

6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU dan juga selaku Komisi Pembanding yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan peneliti hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

7. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU yang banyak membantu sewaktu perkuliahan.

8. Secara khusus, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Orangtua ananda tercinta yang telah mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayangnya kepada peneliti hingga menyelesaikan pendidikan dengan baik.

9. Teristimewa untuk Istri tercinta Emi Priliastuti. S.Sos. dan anak terkasih Restu Rizky Ibnu Hidayat yang selama ini memberikan dukungan baik secara moral dan material, terimakasih atas cinta dan pengertiannya.

10.Buat pimpinan, seluruh karyawan PT.Mentari Sinar Abadi, Sole Agent Of Faber Castell Medan yang telah banyak membantu peneliti selama melakukan riset dan penelitian.

11.Semua teman-teman di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU angkatan 2011 reguler yang saling memotivasi serta membantu sehingga mendorong peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

12.Bapak/Ibu/Saudara/i yang telah bersedia menjadi responden mengisi daftar kuesioner yang peneliti berikan, terimakasih atas waktu dan sumbangan fikiran.

13.Akhirnya semua pihak yang membantu penyusunan tesis ini yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.


(10)

Mudah-mudahan Allah SWT dapat memberikan balasan berkah dan rahmatnya kepada semua yang telah membantu dan mendorong peneliti baik dari segi materil, moril dan doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik. Akhirnya peneliti berharap kiranya tesis yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang berkepentingan.

Medan, 28 Agustus 2013 Peneliti

Toni Hidayat

v


(11)

RIWAYAT HIDUP

Toni Hidayat lahir Tanggal 2 September 1972. Anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak Alm.H.Affandiy dan Ibu Hj.Ariaty. Status menikah dengan Emi Priliastutu.S.Sos, dengan satu orang putra Restu Rizky Ibnu Hidayat.

Menyelesaikan pendidikan pada tahun 1984 di SD Negeri 060822 Medan, menyelesaikan pendidikan pada tahun 1987 di SMP Negeri 3 Medan, menyelesaikan pendidikan pada tahun 1990 di SMA Negeri 5 Medan. Pada tahun 1995 menyelesaikan pendidikan S-1 pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Islam Sumatera Utara. Pada tahun 2011 dan sekarang sedang menempuh pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU).

Medan, 28 Agustus 2013

Toni Hidayat


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Landasan Teori... 13

2.2.1 Green Marketing ... 13

2.2.2 Keputusan Membeli ... 29

2.2.3 Marketing Strategy... 31

2.3 Kerangka Pemikiran... 33

2.4 Hipotesis Penelitian ... 3

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian ... 36

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

3.3 Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 36

3.4 Populasi dan Sampel ... 39

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.6 Metoda Pengumpulan Data ... 41

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 42

3.7.1 Uji Validitas ... 42

3.7.1.1 Uji Validitas Instrument Produk Hijau ... 43

3.7.1.2 Uji Validitas Instrument Harga Hijau ... 44

3.7.1.3 Uji Validitas Instrument Distribusi ... 44

3.7.1.4 Uji Validitas Instrument Pomosi ... 45

3.7.1.5 Uji Validitas Instrument Keputusan Membeli ... 46

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.8 Metoda Analisis Data ... 47

3.9 Pengujian Asumsi Klasik ... 49

3.9.1 Uji Normalitas ... 49

3.9.2 Uji Multikolinearitas ... 50

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas... 51


(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 52

4.1.1.1 Gambaran Umum Faber Castell ... 52

4.1.1.2 Gambaran Umum Faber Castell Indonesia ... 54

4.1.1.3 Visi, Misi dan Sasaran Perusahaan ... 56

4.1.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 57

4.1.1.5 Sumber Daya Manusia ... 65

4.1.1.6 Budaya Perusahaan ... 66

4.1.2 Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Responden ... 67

4.1.2.1 Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

4.1.2.2 Deskriptif Responden Berdasarkan Usia ... 67

4.1.2.3 Deskriptif Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 68

4.1.2.4 Deskriptif Responden Berdasarkan Penghasilan .. 68

4.1.3 Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Responden ... 69

4.1.3.1 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Produk Hijau ... 69

4.1.3.2 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Harga Hijau ... 71

4.1.3.3 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Distribusi ... 72

4.1.3.4 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Promosi ... 73

4.1.3.5 Penjelasan Jawaban Responden Atas Variabel Keputusan Membeli ... 75

4.1.4 Hasil Penelitian Uji Asumsi Klasik ... 76

4.1.4.1 Uji Normalitas ... 76

4.1.4.2 Uji Multikolinearitas ... 78

4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas... 78

4.1.5 Hasil Pengujian Hipotesis Berdasarkan Analisis Regresi Linear Berganda ... 79

4.1.5.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 79

4.1.5.2 Hasil Penelitian Secara Parsial (Uji t) ... 80

4.1.5.3 Hasil Penelitian Secara Simultan (Uji F) ... 80

4.1.5.4 Hasil Penelitian Koefisien Determinan (R2 4.1.6 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 82

) ... 81

4.2 Pembahasan ... 84

4.2.1 Pembahasan Pengaruh Produk Hijau Terhadap Keputusan Membeli Faber Castell Pada Masyarakat Medan ... 84

4.2.2 Pembahasan Pengaruh Harga Hijau Terhadap Keputusan Membeli Faber Castell Pada Masyarakat Medan ... 84


(14)

4.2.3 Pembahasan Pengaruh Distribusi Terhadap Keputusan

Membeli Faber Castell Pada Masyarakat Medan ... 85 4.2.4 Pembahasan Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan

Membeli Faber Castell Pada Masyarakat Medan ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 87 5.2 Saran ... 87

DA FTAR PUSTAKA... 90

ix


(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Top Brand Indeks Pensil Indonesia……… ……….. 6

2.1. Penelitian Terdahulu……….. 12

3.1. Operasionalisasi Variabel………... 37

3.2. Uji Validitas Instrumen Produk Hijau……… 43

3.3. Uji Validitas Instrumen Harga Hijau……….. 44

3.4. Uji Validitas Instrumen Distribusi……….. 44

3.5. Uji Validitas Instrumen Promosi……….. 45

3.6. Uji Validitas Instrumen Keputusan Membeli……… 46

3.7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Penelitian……… 46

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 67

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 67

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………. 68

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan………. 68

4.5 Penjelasan Responden Atas Variabel Produk Hijau………. 69

4.6 Penjelasan Responden Atas Variabel Harga Hijau……… 71

4.7 Penjelasan Responden Atas Variabel Distribusi……… 72

4.8 Penjelasan Responden Atas Variabel Promosi………. 73

4.9 Penjelasan Responden Atas Variabel Keputusan Membelii………. 75


(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.4. Kerangka Konseptual……… 34 4.12. Uji Heteroskedastisitas……… 79

xi


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

Lampiran 1 Bagan Struktur Organisasi Faber Castell ... 93

Lampiran 2 Daftar Pertanyaaan ... 94

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden ... 98

Lampiran 5 Output SPSS ... 107

xii


(18)

PENGARUH STRATEGI GREEN MARKETING TERHADAP

KEPUTUSAN MEMBELI PENSIL TULIS DAN

PENSIL WARNA FABER CASTELL

PADA MASYARAKAT MEDAN

ABSTRAK

Meningkatnya pemanasan global membuat pemasaran hijau menjadi isu utama dalam dunia bisnis saat ini. Pemasaran hijau telah menjadi kebutuhan bagi para produsen dan konsumen untuk terciptanya lingkungan yang sehat. Pemasaran hijau adalah jenis pemasaran di mana sebuah perusahaan menjual produk yang ramah lingkungan. Dalam konsep green marketing, perusahaan telah melakukan pemasaran hijau sejak awal proses produksi yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi ramah lingkungan, yang disebut green product.Sebuah perusahaan dapat melaksanakan strategi pemasaran hijau yang cocok untuk kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah produk hijau, harga, distribusi dan promosi berpengaruh terhadap keputusan membeli pensil tulis dan pensil warna Faber Castell pada masyarakat Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk hijau, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan membeli. Teori yang digunakan adalah Manajemen Pemasaran mengenai produk hijau, harga, distribusi, promosi dan keputusan membeli. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah orang yang telah mengkonsumsi produk alat tulis Faber Castell. Penentuan sampel menggunakan teknik convenience sampling. Banyaknya sampel dalam penelitian iniadalah 100 orang yang sudah menggunakan produk Faber Castell. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa produk hijau, harga, distribusi dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli. Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa variabel produk hijau, harga,distribusi dan promosi yang diteliti mampu menjelaskan 95,7% terhadap variabel keputusan membeli sedangkan sisanya 4,3% dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini

Kata kunci: pemasaran hijau, keputusan membeli, strategi pemasaran

i


(19)

THE INFLUENCE OF GREEN MARKETING STRATEGY ON

CONSUMERS’ DECISION TO BUY PENCILS AND COLOR

PENCILS, ‘FABER CASTELL’, IN MEDAN

ABSTRACT

The increase in global warming has caused green marketing to become the main issue in the business world. Green marketing has become the need for producers and consumers to create healthful environment. Green marketing is as type of marketing, where a company sells friendly-environmental products. In the concept of green marketing, a company has performed green marketing since the beginning of the processing of the product for the sake of its survival. The formula of the problem in the research was whether green product, price, distribution, and promotion influenced consumers’ decision to buy pencils and color pencils, ’Faber Castell’, in Medan. The objective of the research was to find out and to analyze the influence of green product, price, distribution, and promotion on buying decision. The theory used in the research was the Marketing Management theory about green product, price, distribution, promotion, and buying decision. The type of the research was descriptive quantitative. The population was consumers who had consumed the stationery product, ‘Faber Castell’. The samples were 100 consumers who had used Faber Castell product, using convenience sampling technique. The data were gathered by conducting interviews, using questionnaires, and conducting documentation study. The hypothesis was tested by using multiple regression analysis. The result of the research showed that green product, price, distribution, and promotion had positive and significance influence on guying decision. The coefficient determination value (R2) showed that green product, price, distribution, and promotion could explain 95.7% of the variable of buying decision, while the rest (4.3%) was explained by other independent variables excluded from the research.

Keywords: Green Marketing, Buying Decision, Marketing Strategy


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan lingkungan dan kesehatan menjadi hal yang penting dalam bisnis maupun dalam kehidupan publik di seluruh dunia. Polusi industri, erosi tanah, deforestasi, industrialisasi yang pesat, urbanisasi, dan degradasi lahan menjadi issue sentral di semua kalangan. Meningkatnya pembangunan ekonomi, pesatnya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan industri berpengaruh pada kelestarian lingkungan, infrastruktur dan sumber daya alam negara. Sebagian besar masalah lingkungan berkembang dari konsumsi manusia oleh karenanya pemeliharaan dan perlindungan lingkungan menjadi tanggung jawab manusia. Kepedulian dan kesadaran masyarakat diberbagai belahan dunia tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup telah merubah cara pandang perusahaan, pemasar dan konsumen untuk memberikan kontribusi menuju kebaikan lingkungan dan kesehatan manusia itu sendiri.

Berkembangnya perhatian masyarakat terhadap pemeliharaan dan perlindungan lingkungan berdampak pada semakin banyaknya perusahaan yang peduli untuk menghasilkan produk- produk yang ramah lingkungan. Konsumen, pembeli dan pemasok industri perlu menekan efek negatif terhadap semakin parahnya kerusakan lingkungan. Perusahaan harus menciptakan kesadaran di kalangan konsumen apa manfaat hijau dibandingkan dengan yang non hijau. Pemasaran hijau membuat perubahan drastis dalam bisnis bahkan memberikan andil menyelamatkan dunia dari polusi. Saat ini konsumen peduli lingkungan telah berubah dari aktifis lingkungan yang berunjuk rasa di jalan menjadi konsumen yang lebih pragmatis, mempunyai kendali dan misi (Kotler, 2006).

1


(21)

2 Peattie (1995) berpendapat bahwa pengaruh konsumen hijau tumbuh dan

menyebar sebagai kesadaran di kalangan konsumen sebagai perbaikan terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan tersedianya informasi lingkungan melalui skema eco-labeling , kelompok konsumen dan panduan konsumen. Perusahaan yang mengintegrasikan strategi hijau ke dalam pengembangan produk mereka, proses operasional dan kegiatan pemasaran menemukan peluang baru untuk keunggulan kompetitif. Pemasaran hijau telah menjadi isu utama dan menjadi lokomotif bagi jutaan konsumen untuk mengetahui bagaimana mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih ramah lingkungan.

Konsep green marketing 'adalah praktek bisnis yang mempertimbangkan kekhawatiran konsumen berkaitan dengan pelestarian dan konservasi lingkungan alam (Coddington, 1993). Green marketing yang sebelumnya telah dan terutama difokuskan pada konteks ekologi telah bergeser ke isu-isu yang lebih lanjut dalam konteks sosio-ekonomi dan kelestarian lingkungan. Pemasaran konvensional merupakan dasar pemasaran hijau. Produk, harga, tempat, promosi tidak hanya dasar tetapi juga faktor penting dalam pemasaran hijau (Wang Rui-Chen, 2007). Pemasaran hijau adalah bentuk pemasaran populer saat ini dan masa yang akan datang. Banyak perusahaan mulai menyadari bahwa mereka adalah anggota dari komunitas yang lebih luas dan karena itu harus berperilaku dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Ini berarti perusahaan percaya bahwa mereka harus mencapai tujuan lingkungan serta tujuan terkait keuntungan. Hal ini menyebabkan masalah lingkungan terintegrasi ke dalam budaya

perusahaan. Perusahaan dalam situasi ini dapat mengambil dua perspektif : 1) Mereka dapat menggunakan fakta bahwa mereka bertanggung jawab terhadap


(22)

3 2) Mereka dapat menjadi bertanggung jawab tanpa mempromosikan fakta ini.

PT.AW. Faber Castell Indonesia merupakan produsen pensil

tulis dan pensil warna yang mengutamakan produk yang berkualitas dan aman dikonsumsi bagi manusia serta menjaga kelestarian lingkungan. PT

AW. Faber Castell Indonesia adalah salah satu anak perusahaan dari AW. Faber Castell GmbH & Co. yang berpusat di Jerman. Pensil tulis dan pensil warna yang diproduksi oleh PT. AW. Faber Castell Indonesia adalah pensil yang khusus menggunakan bahan baku utama kayu dan grafit.

Faber Castell hadir pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dengan nama Faber Indo Perkasa. Pada tahun 2005, nama perusahaan berubah menjadi PT Faber Castell International Indonesia. Faber Castell adalah perusahaan yang sudah terkenal dalam industri alat-alat tulis dan merupakan salah satu dari perusahaan yang menggunakan strategi green marketing. Dedikasi bisnis yang tak henti-hentinya dan komitmen terhadap isu-isu lingkungan sebenarnya salah satu aspek yang membedakan merek. Pada awal 1980-an dengan inisiatif perusahaan Faber Castell diinvestasikan dengan menanam 10.000 hm2 hutan pinus. Hal ini merupakan sumber berharga bahan baku untuk produksi pensil, cukup untuk menutup sekitar 2.000 juta pensil per tahun. Mengesankan, hutan lebih dari kompensasi untuk emisi CO ₂ yang dihasilkan untuk situs Faber Castell dan pabrik-pabrik di seluruh dunia. Guna menjaga kualitas produk ini, maka pensil dari Faber Castell pun diolah berdasarkan pohon pinus terbaik. Di sisi lain, Faber-Castell juga tetap menjaga penghijauan. Setiap pemakaian bahan, Faber Castell melakukan penanaman kembali.


(23)

4 THE FABER-CASTELL FIELDS OF COMPETENCE dengan semboyan "Sahabat Setia Semua Usia", Faber Castell berkomitmen untuk menyediakan solusi alat tulis, gambar dan mewarnai, yang dapat digunakan oleh anak-anak sampai seniman profesional. Semua produk ini memiliki standar kualitas Faber Castell yang tinggi dan produk untuk masing-masing kelompok umur memiliki nilai tambah tersendiri. Misalnya untuk produk anak-anak, Faber Castell menjamin produk yang tidak beracun sehingga aman bila tertelan secara tidak sengaja.Untuk kemasan market ini sangat aman bagi anak-anak, karena terbuat dari material yang tidak beracun dan selalu dicek dilaboratorium , bila anak-anak menggigit body marker-nya aman-aman saja. Lalu untuk tintanya juga sangat aman karena terbuat dari pewarna makanan dan air murni namanya air RO (Reverse Osmosis). Untuk para seniman profesional, Faber Castell menggunakan zat warna berkualitas tinggi yang memiliki ketahanan terhadap cahaya dalam waktu puluhan sampai seratus tahun lebih. Untuk kalangan mahasiswa dan

profesional, Faber Castell menyediakan alat tulis yang tidak hanya berkualitas tinggi, akan tetapi tampil dengan desain yang unik serta

memiliki kelas tersendiri. Jadi pemilihan kualitas produk biasanya menjadi kriteria utama penilaian produk yang akan dibeli, selain indikator elemen bauran produk yang lain (harga, produk, distribusi, dan promosi). Faber Castell mengarahkan bisnisnya dengan pendekatan “triple bottom lines” yang mengarahkan bisnis dengan tolak ukur keberhasilan dari tiga pilar pendukungnya yaitu profit, people dan planet. Faber Castell sangat memperhitungkan People (aspek sosial) dan Planet (aspek lingkungan) dalam menjalankan dan kelangsungan bisnisnya jadi tidak hanya sekedar mengejar profit saja.


(24)

5 Di tahun 2013 ini (Top Brand 2013 yang dilaksanakan pada Kamis, 18 April 2013 di Hotel Mulia Jakarta ) produsen alat tulis yang telah berusia lebih dari 250 tahun ini berhasil memperoleh 7 penghargaan Top Brand for Kids dalam kategori jenis Pensil Warna, Pensil Hitam, Pensil Mekanik, Cat Air, Krayon, Penghapus, Spidol Warna serta dua penghargaan kategori Cat Air dan Pensil Mekanik untuk penghargaan Top Brand for Teens. Top Brand for Kids merupakan bentuk penghargaan yang di gagas Majalah Marketing bersama Frontier Consulting Group (FCG) yang dilaksanakan setiap tahunnya. Penghargaan Top Brand for Kids ini merupakan ekstensi Brand dari Penghargaan Top Brand, kepada puluhan brand di Indonesia yang target pasarnya adalah balita dan anak-anak. Top Brand for Kids 2013 merupakan tahun ketujuh dilaksanakannya survei Top Brand For Kids. Survei ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2001.Top Brand for Kids untuk 2013 dihasilkan melalui survei pasar atas 500 anak dan 1000 orang tua di 5 kota (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan).Dalam survei Top Brand for Kids, responden anak, adalah anak laki-laki maupun perempuan yang berusia 8-12 tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar kelas III sampai kelas VI. Jumlah sample anak adalah 500 responden. Sedangkan responden ibu adalah wanita berusia 21-50 tahun yang memiliki anak berusia 0-4 tahun atau memiliki anak yang berusia 5-12 tahun yang tinggal bersama dalam satu rumah dan masih duduk di bangku sekolah TK atau SD. Jumlah sampel ibu sebanyak 1.000 responden.

Sementara analytical framework hasil survei dilaksanakan atas dasar

1. Mind Share : merek yang paling diingat konsumen di tiap kategori produk 2. Market Share : merek yang terakhir kali dibeli konsumen,


(25)

6 3.Commitment Share : merek yg akan dibeli konsumen di masa yang akan

datang.

Tabel 1.1 menunjukan Top Brand Indeks (TBI) pensil yang diminati oleh konsumen dari berbagai merek :

Tabel 1.1

Top Brand Indeks Pensil di Indonesia Tahun 2010-2012

No Merek

TBI

2010 2011 2012 1 Faber Castell 35,80% 40,40% 56,40% 2 Staedler 13,70% 18,70% 16,60% 3 Joyko 3,60% 6,60% 11,50% 4 Kenko 1,20% 1,70% -5 Standart 1,20% 1,70%

-6 Titi - 1,20%

-7 Greebel - - 4,30% 8 Stabilo - - 3,40% 9 Artline - - 1,70% 10 Pentel - - 1,00%

Sumber : Majalah Marketing Edisi 04/XII/ 2012

Faber Castell juga merupakan salah satu perusahaan terbaik dari 31 perusahaan yang memperoleh penghargaan tertinggi Primaniyarta sebagai eksportir terbaik Indonesia. Ke-31 perusahaan itu dinilai mampu memproduksi barang yang memiliki daya saing di pasar global (sambutan Wakil Presiden RI Boediono pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-26 di Jakarta International Expo, Jakarta, Rabu, 19 Oktober 2011) . Pada penyelenggaraan kali ini, Penentuan pemenang didasarkan pada beberapa aspek, di antaranya kinerja keuangan yang sehat, disiplin pajak, kepabeanan yang patuh, ramah lingkungan, hubungan saling menguntungkan dengan para pekerja, dan penggunaan merek sendiri. Berikut ini daftar 31 perusahaan penerima penghargaan Primaniyarta :


(26)

7

Kategori Eksportir Berkinerja 1. PT A.W. Faber-Castell Indonesia 2. PT Adaro Indonesia

3. PT Bio Farma (Persero) 4. PT Bitratex Industries

5. PT Bumitangerang Mesindotama 6. PT Gajah Tunggal Tbk

7. PT Growth Asia 8. PT Indesso Aroma 9. PT Musim Mas

10. PT Pindo Deli Pulp And Paper Mills 11. PT Smart Tbk

12. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia 13. Trimitra Baterai Prakarsa

Kategori Pembangun Merek Global 1. PT Accupunto Internasional 2. PT Insera Sena

3. PT Multistrada Arah Sarana Tbk 4. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 5. PT Polymindo Permata

6. PT Selamat Sempurna Tbk


(27)

8 Kategori UKM Ekspor

1. PT Ajidharmamas Tritunggal Sakti 2. PT Duta Ananda Utama Tekstil 3. PT Fajarindo Faliman Zipper 4. PT Indoexim International 5. PT Indonesia Antique 6. PT Latransa Citra

7. PT Mahligai Indococo Fiber 8. CV Sekawan Cosmetics 9. CV Tanteri Ceramic

Kategori Barang dan Jasa Ekonomi Kreatif 1. PT Aneka Sandang Interbuana

2. PT Bamboomedia Cipta Persada 3. PT Kinema Systrans Multimedia

Faber-Castell International Indonesia sepanjang tahun 2012 sukses membukukan penjualan senilai US$ 77 juta atau meningkat sebesar 10 persen ketimbang realisasi penjualan tahun sebelumnya.Peningkatan tersebut bersumber dari tingginya permintaan pasar ekspor di lebih dari 30 negara, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Asia Pasifik. Faber-Castell International Indonesia juga menegaskan pasar ekspor mampu memberikan kontribusi sekitar 70 persen dari total nilai penjualannya. Adapun dari sisi item produk, pensil menjadi kontributor andalan dengan porsi hingga 50 persen dari total nilai penjualan. Untuk tahun ini, Faber-Castell International Indonesia telah mematok kenaikan target pendapatan menjadi US$ 86 juta atau tumbuh sebesar 10 persen


(28)

9 dibandingkan realisasi penjualan tahun lalu. Faber-Castell Aktiengesellschaft yang

bermarkas di Jerman tercatat mengoperasikan dua lengan bisnis di Indonesia, yakni PT A.W Castell Indonesia yang memproduksi pensil kayu dan Faber-Castell International Indonesia yang bertindak sebagai distributor eksklusif untuk beragam produk Faber-Castell plus sebagai distributor produk UHU di Indonesia. Sampai saat ini, A.W Faber-Castell Indonesia mengoperasikan empat pabrik yang berlokasi di Bekasi dan satu pabrik di Palembang yang merilis berbagai produk, seperti oil pastel, crayon, connector pen, pensil untuk ujian, alat tulis sekolah hingga perkantoran. Pabrik tersebut memiliki kapasitas 500 juta pieces per tahun dan connector pen 100 juta pieces

1.2. Perumusan Masalah

per tahun dan sekaligus menjadi pabrik Faber-Castell yang terbesar di kawasan Asia. Dalam penelitian ini konteks green marketing akan produk alat tulis yang memperhatikan aspek lingkungan dicoba sesungguhnya dalam penilaian konsumen dari sudut pandang bauran pemasaran dan dievaluasi secara empiris hubungan antara elemen yang mempengaruhi keputusan membeli konsumen untuk produk environmentally-marketed, yaitu

produk alat tulis Faber Castell.

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian dibatasi pada identifikasi produk hijau, harga hijau, distribusi dan promosi dalam kaitannya dengan keputusan membeli produk ramah lingkungan. Berpijak pada pembatasan pada permasalahan penelitian ini maka pertanyaan penelitian yang

muncul adalah sebagai berikut :


(29)

10 1. Apakah produk hijau pensil tulis dan pensil warna Faber Castell berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan membeli pada masyarakat Medan? 2. Apakah harga hijau pensil tulis dan pensil warna Faber Castell berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan membeli pada masyarakat Medan? 3. Apakah distribusi pensil tulis dan pensil warna Faber Castell berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan membeli pada masyarakat Medan? 4. Apakah promosi pensil tulis dan pensil warna Faber Castell berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan membeli pada masyarakat Medan? 5. Apakah produk hijau, harga hijau, distribusi dan promosi pensil tulis dan

pensil warna Faber Castell berpengaruh secara serempak dan signifikan terhadap keputusan membeli pada masyarakat Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara positif dan signifikan produk hijau pensil tulis dan pensil warna Faber Castell terhadap keputusan membeli pada masyarakat Medan.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara positif dan signifikan harga hijau pensil tulis dan pensil warna Faber Castell terhadap keputusan membeli pada masyarakat Medan.

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara positif dan signifikan distribusi pensil tulis dan pensil warna Faber Castell terhadap keputusan membeli pada masyarakat Medan.


(30)

11 4 Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara positif dan signifikan promosi pensil tulis dan pensil warna Faber Castell terhadap keputusan membeli pada

masyarakat Medan. 5 Mengetahui dan menganalisis pengaruh secara serempak dan signifikan

produk hijau, harga hijau, distribusi dan promosi produk pensil tulis dan pensil warna Faber Castell terhadap keputusan membeli pada masyarakat

Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Memberikan konstribusi bagi dunia pendidikan untuk memberikan materi pelajaran’’Marketing Green’’ di semua jurusan.

2.Memberikan konstribusi dan merubah cara pandang bagi perusahaan, pemasar dan konsumen dalam memberikan kontribusi menuju kebaikan lingkungan dan kesehatan konsumen itu sendiri serta keunggulan kompetitif perusahaan. 3. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan bagi peneliti tentang bagaimana pengaruh produk hijau, harga hijau, distribusi dan promosi terhadap keputusan membeli 4. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya sebagai bahan masukan dan pertimbangan.


(31)

12

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penelitian Terdahulu.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan erat dan mendasari adanya penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya adalah seperti yang

terlihat dalam Tabel 2.1. berikut ini.

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No Judul Peneliti Alat analisis Hasil penelitian

1

GreenMarketing Dan

PengaruhnyaTerhadap KeputusanPembelian Melalui Minat Membeli Produk Organik (Studi Pada Pelanggan Produk Organik di Kota Manado

Allen.A.CH. Manongko ( 2011 )

Analisis Jalur (Path Analysis). Menunjukkan bahwa: green marketing berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap minat

membeli; signifikan terhadap keputusan pembelian dengan minat membeli sebagai variabel interviening.

2 Karakteristik Konsumen Berwawasan Lingkungan Dan Hubungannya Dengan Keputusan Membeli Produk Ramah Lingkungan Setyo Ferry Wibowo ( 2011 )

Analisis Regresi Berganda

Terdapat asosiasi antara kepedulian terhadap lingkungan dengan keputusan membeli produk ramah lingkungan.

Terdapat asosiasi antara orientasi terhadap merek dengan keputusan

membeli produk ramah lingkungan.


(32)

13 Lanjutan

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No Judul Peneliti Alat analisis Hasil penelitian

3

Analisis Efektivitas Marketing Mix Terhadap Tingkat Pembelian

Kentucky Fried Chicken (KFC) Di KotaMagelang

Satmoko (2005) Analisis Regresi Berganda Secara bersama-sama produk, harga, promosi dan distribusi

mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian

4

Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran

Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda Aceh

Abubakar (2005) Analisis Jalur (Path Analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk,

harga dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Tempat tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Green Marketing

The green marketing telah berkembang selama beberapa periode waktu. Menurut Peattie (2001), evolusi pemasaran hijau memiliki tiga fase. Tahap pertama disebut sebagai "Ecological" green marketing, dan selama periode ini semua kegiatan pemasaran yang bersangkutan untuk membantu masalah lingkungan dan memberikan solusi untuk masalah lingkungan. Tahap kedua adalah "Lingkungan" green marketing dan bergeser pada teknologi bersih yang focus merancang

produk baru yang inovatif, mengurusi masalah polusi dan limbah. Fase ketiga adalah "Sustainable" green marketing yang datang pada akhir


(33)

14 tahun 1990 dan menjadi tren di awal tahun 2000. Henion dan Kinnear pada tahun 1976 memperkenalkan ecological marketing sebagai ilmu yang mempelajari dampak positif dan negative dari aktivitas pemasaran pada polusi, penipisan energi dan dan penipisan sumberdaya nonenergi (Polonsky, 1994). Pengertian ini digunakan dalam workshop yang diadakan oleh The American Marketing association (AMA) yang melibatkan akademisi, praktisi dan pembuat keputusan public.

Pemasaran hijau perlu didefinisikan secara luas. Polonsky (1994) mendefinisikan pemasaran hijau sebagai "yang terdiri dari semua kegiatan yang dirancang untuk menghasilkan dan memfasilitasi setiap pertukaran yang dimaksud untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga kepuasan akan kebutuhan dan keinginan terjadi dengan dampak kerugian yang minimal terhadap lingkungan alam’’. Aktifitas green marketing menyertakan berbagai hal meliputi: modifikasi produk, perubahan proses produksi, perbaikan pengemasan, seperti halnya memodifikasi periklanan. Namun demikian definisi green marketing tidak sesederhana yang dimaksud karena berbagai kontradiktif ada didalamnya, misalnya saja definisi dan kasus sosial dan lingkungan yang bermacam-macam. Menurut Peattie (1995) green marketing didefinisikan sebagai suatu proses management yang bertanggungjawab untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan kebutuhan konsumen dan masyarakat secara profitable dan

berkesinambungan. Sedangkan menurut Cahter dan Polonsky (1999) green marketing dianggap sebagai suatu proses menyeluruh dengan mengantisipasi,

mengidentifikasi serta memuaskan keinginan konsumen dan masyarakat dengan suatu cara yang dapat menjaga kelestarian lingkungan. Menurut McDaniel, S.W. & Rylander, D.H. (1993), green marketing adalah salah satu kunci sukses


(34)

15 strategis bisnis di masa depan. Menurut Grundey, D. & Zaharia, M.R. (2008), green marketing adalah segala sesuatu aktifitas yang dirancang untuk secara umum memfasilitasi perubahan untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, dengan meminimalisir dampak pada lingkungan alam. Ada tujuh prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan kebijakan publik terhadap marketing (Kotler dalam Arif Zulkifli,2011).

a. Prinsip kebebasan konsumen dan produsen.

Kebebasan marketing penting bila sistem marketing dimaksudkan untuk memberi standar kehidupan yang tinggi. Kebebasan untuk produsen dan konsumen adalah tonggak dari sistem marketing yang dinamis. Tetapi diperlukan lebih banyak prinsip untuk mengimplementasikan kebebasan ini dan mencegah penyalahgunaannya

b. Prinsip mengendalikan bahaya potensial.

Sistem politik dapat mengendalikan kebebasan produsen atau konsumen untuk mencegah transaksi yang berbahaya atau mengancam akan merugikan produsen, konsumen atau pihak ketiga. Transaksi yang merugikan merupakan dasar yang diakui secara luas bagi intervensi pemerintah

c. Prinsip memenuhi kebutuhan dasar.

Sistem marketing harus melayani tidak hanya konsumen kaya namun juga yang kurang mampu. Kelompok tertentu yang kurang mempunyai daya beli mungkin dapat hidup tanpa barang dan jasa yang dibutuhkan, yang mungkin saja dapat menyebabkan gangguan fisik atau psikologis. Prinsip ini harus diarahkan memenuhi kebutuhan dasar bagi semua orang, dan semua orang dapat menikmati standar kehidupan yang setara sampai pada tingkat tertentu.


(35)

16

d. Prinsip efisiensi ekonomi.

Sejauh mana kebutuhan dan keinginan masyarakat dapat dipuaskan tergantung pada seberapa efisiennya pemanfaatan sumber daya yang langka. Adanya persaingan aktif dan pembeli yang memiliki informasi mempertahankan kualitas yang tinggi dan harga yang rendah.

e. Prinsip inovasi.

Banyak inovasi sebenarnya merupakan tiruan merek lain, dengan sedikit perbedaan untuk memberikan nilai jual. Tetapi sistem marketing efektif mendorong inovasi produk yang nyata dan diferensiasi untuk memenuhi keinginan segmen pasar yang berbeda.

f. Prinsip pendidikan dan informasi kepada konsumen.

Sistem marketing yang efektif banyak melakukan investasi dalam pendidikan dan informasi konsumen, untuk meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan konsumen jangka panjang. Idealnya, perusahaan akan menyediakan informasi secukupnya mengenai produknya. Tetapi kelompok konsumen dan pemerintah dapat juga memberikan informasi serta peringkatnya, misalnya Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan atau biasa disingkat Proper

g. Prinsip perlindungan konsumen.

Pendidikan dan informasi konsumen tidak dapat melakukan seluruh tugas melindungi konsumen. Sistem marketing harus memberikan perlindungan konsumen. Produk modern demikian kompleks, sehingga konsumen yang terlatih sekalipun tidak dapat mengevaluasinya dengan percaya diri. Perlindungan konsumen mencegah praktik penipuan dan teknik penjualan memaksa yang membuat konsumen tidak berdaya.


(36)

17 Ketujuh prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa, tujuan marketing bukan untuk memaksimalkan laba perusahaan, total konsumsi atau pilihan konsumen, melainkan memaksimalkan kualitas kehidupan.Memasuki abad ke-21, perusahaan-perusahaan yang semula tidak menyetujui program penanggulangan lingkungan dan merasa terpaksa mematuhi kebijakan lingkungan berubah menjadi mencegah pencemaran dan bertanggungjawab. Semakin banyak perusahaan yang mengadopsi kebijakan pelestarian fungsi lingkungan yaitu mengembangkan strategi yang melestarikan lingkungan maupun menghasilkan laba bagi perusahaan. Sebuah perusahaan dapat mempraktikkan pencegahan polusi, tidak sekadar mengendalikan polusi yang hanya membersihkan limbah setelah menghasilkannya. Pencegahan polusi berarti menghilangkan atau meminimasi limbah sebelum limbah dihasilkan.

Gerakan go-green telah mendorong lahirnya green marketing. Perusahaan-perusahaan yang menekankan pencegahan telah menjalankan program green marketing yaitu mengembangkan produk yang lebih ramah lingkungan, pengemasan yang dapat didaur ulang dan dapat terurai oleh alam dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, pengendalian polusi yang lebih baik, dan operasi yang lebih hemat energi. Perusahaan sekarang menyadari bahwa mereka dapat ramah lingkungan, sekaligus efisien dan tetap kompetitif. Menurut Ottman, J.A.,Stafford, E.R., dan Hartman. C.L. (2006) dari sudut pandang organisatoris, pertimbangan lingkungan harus terintegrasi ke dalam semua aspek marketing termasuk pengembangan produksi baru dan komunikasi. Dalam green marketing tidak hanya para penyalur dan pengecer sebagai bagian dari stakeholders, tetapi mencakup pendidik, anggota masyarakat, pemerintah dan lembaga sumberdaya manusia


(37)

18 Karena itu isu lingkungan harus seimbang dengan kebutuhan pelanggan utama. Green marketing harus mempunyai dua sasaran yaitu meningkatkan mutu lingkungan dan kepuasan konsumen. Manfaat green marketing pada perusahaan adalah dapat mengembangkan produk dan jasa baru yang berkenaan dengan lingkungan, mengakses ke pasar baru dan meningkatkan laba mereka (Ottman, J.A., Stafford, E.R., & Hartman. C.L. 2006).

Peningkatan kesadaran lingkungan seharusnya membuat perusahaan yang hendak menjadi pemimpin di green marketing tidak hanya sekedar merespon tetapi dapat menjadi pemimpin di dalam program lingkungan. Pemasar perlu; pertama, mengenali implikasi suatu produk pada lingkungan. Kedua; menganalisis perubahan perilaku konsumen dan sikap politik untuk memposisikan peran yang dapat dimainkan perusahaan untuk melindungi lingkungan. Ketiga; menyadari green marketing tidak semata-mata memikirkan kepentingan umum, namun dapat juga merupakan suatu usaha yang menguntungkan. Keempat; mengenali green marketing harus terintegrasi menjadi bagian dari suatu rencana marketing perusahaan strategis.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan beberapa alasan mengapa perusahaan meningkatkan penggunaan pemasaran hijau adalah :

1. Organisasi memahami pemasaran lingkungan menjadi kesempatan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan.

2. Organisasi percaya bahwa mereka memiliki kewajiban moral untuk lebih bertanggung jawab secara sosial.

3. Badan pemerintah yang memaksa perusahaan untuk menjadi lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.


(38)

19 4. Lingkungan perusahaan tekanan kegiatan pesaing 'untuk mengubah kegiatan

pemasaran lingkungan mereka.

5. Faktor biaya yang terkait dengan pembuangan limbah, atau pengurangan pemakaian bahan kekuatan perusahaan untuk memodifikasi perilaku mereka. Yang jelas asumsi pemasaran hijau adalah bahwa konsumen potensial akan melihat produk atau jasa yang "hijau" sebagai manfaat dan mendasari keputusan pembelian mereka. Penting bagi pemasar untuk memanfaatkan sumber daya secara efisien tanpa limbah serta untuk mencapai tujuan organisasi mengingat bahwa sumber daya memiliki keterbatasan sementara keinginan manusia tidak terbatas. Jadi pemasaran hijau tidak bisa dihindari. Setiap elemen dari bauran pemasaran harus memiliki pandangan hijau, sebelum mengembangkan dan memperkenalkan produk di pasar. Polonsky (2001) melihat hal-hal yang diperlukan untuk kesuksesan green marketing :

1. Segmentasi Pasar Yang Sukses dan Konsentrasi Pada Segmen Pasar Terpilih. Sebuah perusahaan yang berfokus pada produk hijau perlu fokus pada pasar

yang terdiri dari konsumen hijau. Perusahaan dapat menjalankan iklan untuk produk-produknya dalam media yang difokuskan untuk produk dan jasa hijau. Hal ini dapat dilakukan dengan berinovasi dari produk hijau baru bersama dengan produk yang ada. Atau perusahaan semuanya bisa meluncurkan unit bisnis strategis baru yang bertujuan hijau.

2. Mengembangkan Generasi Baru Produk "Hijau".

Proses produksi yang tidak bertanggung jawab dalam merancang produk bisa sangat berbahaya bagi lingkungan, ini mengapa perusahaan harus mempertimbangkan kemungkinan efek negatif terhadap lingkungan dan meminimalkan mereka pada awal Pengembangan Produk Baru (NPD)


(39)

20 3. "Green" Positioning.

Perusahaan yang tertarik dalam memposisikan diri sebagai produk hijau harus memastikan bahwa semua kegiatan yang terlibat dalam mendukung citra yang diproyeksikan tidak untuk menipu konsumen serta media

4. Memutuskan Tentang Harga "Hijau".

Konsumen saat ini bersedia membayar harga premium untuk produk hijau atau tidak sama sekali. Mungkin ini yang menjadi penyebab keprihatinan ketika pemasar datang untuk menjual produk di pasar, mungkin juga mahal karena teknologi baru yang terlibat. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab produsen untuk memutuskan penetapan harga produk.

5. Menerapkan Logistik "Hijau".

Distribusi barang juga dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mereka meninggalkan dampak yang minimal terhadap lingkungan. Pengurangan kemasan dan pembungkus dapat berkontribusi besar dalam mengurangi limbah dan hemat kertas. Manajemen persediaan yang efisien juga dapat berkontribusi dalam meminimalkan pemborosan di perjalanan.

6. Mengubah Sikap terhadap Sampah.

Limbah yang dihasilkan mungkin tidak selalu menjadi negatif dan dapat membantu proses produksi . Sebuah pemahaman baru dari ide limbah telah melahirkan pasar baru produk daur ulang sehingga yang dianggap sampah untuk sebuah perusahaan dapat menjadi bahan baku bagi orang lain.

7. Menerapkan Promosi "Hijau".

Suksesnya promosi tergantung pada pemilihan strategi dan media yang tepat untuk promosi produk hijau. Apa saja jenis promosi hijau menjadi hal yang biasa kecuali didukung oleh kegiatan perusahaan yang sesuai.


(40)

21 8. Membuat Kemitraan "Hijau".

Jenis-jenis kemitraan hijau dapat membantu dalam aliran pengetahuan dan informasi untuk pengembangan dan pelaksanaan yang efektif dari green marketing.

2.2.1.1. Produk Hijau

Kasali (2005) mendefinisikan, produk hijau (green product) adalah produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang. Selanjutnya Nugrahadi (2002) mengemukakan, produk hijau (green product) adalah produk yang berwawasan lingkungan. Suatu produk yang dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efek-efek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam produksi, pendistribusian dan pengkonsumsianya. Hal ini dapat dikaitkan dengan pemakaian bahan baku yang dapat didaur ulang. Produk yang diproduksi melalui teknologi hijau dan tidak menyebabkan bahaya lingkungan disebut produk hijau. Produk harus dikembangkan tergantung pada kebutuhan pelanggan yang lebih memilih produk yang ramah lingkungan. Produk bisa dibuat dari bahan daur ulang atau dari barang bekas. Produk yang efisien tidak hanya menghemat air, energi dan uang, tetapi juga mengurangi efek berbahaya terhadap lingkungan. Green chemistry membentuk fokus pertumbuhan pengembangan produk. Peran pemasar dalam manajemen produk termasuk menyediakan desainer produk dengan tren berbasis pasar dan permintaan pelanggan untuk atribut produk hijau seperti penghematan energi, produk organik, kimia hijau, sumber lokal, dan lain sebagainya. Eco-materials merupakan singkatan dari environmentally-conscious materials,


(41)

22 ecologically-oriented materials, atau ecologicall-benign material yaitu konsep

material sadar lingkungan, material berorientasi pada ekologi atau material ramah lingkungan, material berorientasi pada ekologi atau material ramah lingkungan (Harjanto, 2004).

Konsep ini dipelopori oleh ilmuwan Jepang yang selanjutnya berkembang di Negara-negara Eropa, Amerika Serikat serta Negara lainnya, setahun sebelum digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1995. Material yang ramah lingkungan berarti juga menjamin kesehatan konsumen.

2.2.1.2. Harga Hijau

Harga merupakan faktor penting dari bauran pemasaran hijau. Kebanyakan konsumen hanya akan siap untuk membayar nilai tambah jika ada persepsi nilai produk tambahan. Nilai ini dapat meningkatkan kinerja, fungsi, desain, daya tarik visual, atau rasa. Pemasaran hijau harus mengambil semua fakta ini menjadi pertimbangan saat pengisian harga premium. Bagi perusahaan untuk mengubah dirinya menjadi perusahaan "hijau" yang mencoba untuk meminimalkan efek berbahaya terhadap lingkungan dapat berubah menjadi sebuah latihan yang mahal. Ottman (1997) menunjukkan bahwa konsumen benar-benar tidak tertarik untuk membayar lebih untuk produk yang dinyatakan "hijau". Untuk alasan ini pemasar perlu penekanan pada harga produk. Membawa produk dalam teknologi bersih, sumber-sumber bahan baru, mengkonfirmasikan dengan undang-undang hukum yang baru dan mengambil langkah-langkah lain dalam

transformasi perusahaan menjadi urusan mahal yang pada gilirannya dapat meningkatkan biaya produk. Perusahaan dalam kasus seperti itu harus


(42)

23 menyesuaikan semua biaya dengan teknologi dan biaya pelaksanaan standar

ekologi baru. . Sepanjang sejarah peradaban, harga umumnya ditetapkan oleh kesepakatan

pembeli dan penjual. Penjual akan menawarkan harga yang tinggi untuk produk mereka, dan pembeli akan berupaya membeli dengan harga serendah-rendahnya. Melalui tawar menawar, kedua belah pihak akhirnya akan sampai pada harga yang dapat diterima (Kotler, 2009). Harga merupakan satu-satunya elemen marketing mix yang menghasilkan pendapatan, tiga unsur P lain menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu elemen marketing mix yang paling fleksibel. Harga dapat diubah dengan cepat tidak seperti feature produk dan perjanjian distribusi. Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika perusahaan tersebut mengembangkan atau memperoleh suatu produk baru. Perusahaan dapat memposisikan produknya di tengah pasar atau pada tingkat harga diatasnya atau tingkat harga dibawahnya . Penetapan harga adalah proses dan keputusan yang sulit dalam unsur marketing mix. Produk lingkungan yang bertanggung jawab bisa lebih murah jika biaya daur hidup produk dipertimbangkan dengan seksama. Banyak konsumen beranggapan bahwa harga produk hijau sering lebih tinggi dari pada produk konvensional (Peattie, 1999; Polonsky, 2001). Sementara ini asumsi mereka mungkin benar. Peattie (1999) berpendapat bahwa harga produk hijau tidak luar biasa mahal, namun produk konvensional realistis murah karena mereka mengecualikan sosio-lingkungan biaya produksi, penggunaan produk dan limbah.


(43)

24 2.2.1.3. Distribusi

Distribusi produk merupakan salah satu fungsi yang ketika dinyatakan hijau memiliki efek maksimum pada lingkungan. Distribusi meliputi transportasi yang hanya mungkin dengan bantuan kendaraan, yang berdampak langsung pada lingkungan. Mengadopsi kendaraan ramah lingkungan yang dimodifikasi dapat meminimalkan efek yang tidak diinginkan terhadap lingkungan dan dapat menjadi kontribusi besar dalam cara penghijauan. Logistik reverse adalah salah satu cara yang dapat membantu mengurangi sampah di jalan besar. Ini adalah sebuah sistem di mana konsumen mengembalikan kemasan, pembungkus dan menggunakan produk untuk perusahaan yang memproduksi (sejak 2008, kewajiban semua perusahaan dengan standar ISO 9001). Produk-produk kembali dapat menjadi sumber tabungan untuk produsen karena dapat menggunakan bahan kembali dalam produksi produk baru. Strategi place juga berkenaan dengan saluran distribusi, lokasi dan sebagainya. Kotler (2009:482) mengatakan, seperti agen permukiman, para retail mengatakan bahwa tiga kunci keberhasilan adalah lokasi, lokasi dan lokasi. Strategi lokasi akan menghemat biaya promosi dan mempercepat sosialisasi usaha pada masyarakat. Green place mengenai pemanfaatan pengecer dan distributor dengan tepat. Misalnya untuk mendukung program daur ulang kemasan, perusahaan dapat bekerjasama dengan para pengecer agar mendorong konsumen mengembalikan kemasan melalui mereka, ditukar dengan souvenir, potongan harga, voucher atau produk promosi. Pilihan di mana dan kapan harus membuat produk yang dikehendaki mempunyai dampak penting terhadap konsumen. Dalam banyak kasus pemasar perlu memposisikan produk hijau dalam berbagai pasar


(44)

25 yang luas bukan hanya kepada suatu pasar sempit saja. Penempatan produk hijau pada pasar harus konsisten dengan gambaran yang diinginkan, karena itu pemasar

harus merancang gambaran lokasi yang sesuai dengan produk hijau.

2.2.1.4. Promosi

Promosi berfungsi untuk menginformasikan, mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dan menggugah ingatan kembali konsumen (Kotler, 2009). Menginformasikan dapat berarti memberitahu kehadiran produk baru di pasar, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, perubahan harga produk, cara menggunakannya, mengembangkan citra perusahaan. Mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen atau meyakinkan konsumen dapat berarti menghimbau konsumen untuk membeli produk, meyakinkan konsumen mengenai keunggulan produk dibanding produk saingan sejenis. Mengingatkan konsumen berarti membuat pembeli tetap ingat pada produk itu walaupun tidak sedang musimnya, mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya. Green promotion mengenai kegiatan perusahaan untuk mengkampanyekan program-program yang mengangkat isu lingkungan, untuk mengokohkan image sebagai sebuah perusahaan ramah lingkungan (Peattie, 1995). Promosi ini bisa dilakukan melalui iklan, promosi penjualan (melalui kemasan), maupun humas. Promosi produk dan jasa ke target pasar meliputi periklanan, hubungan masyarakat, promosi penjualan, marketing langsung dan promosi di tempat. Pemasar hijau yang cerdas dapat menguatkan kredibilitas lingkungan dengan menggunakan peralatan komunikasi dan marketing berkelanjutan. Contohnya banyak perusahaan dalam industri keuangan yang menyediakan statemen elektronik dengan menggunakan email. E-marketing


(45)

26 dengan cepat menggantikan metoda marketing yang lebih tradisional, dan hasil cetakan dapat diproduksi penggunaan material didaur ulang dan proses efisien seperti pencetakan tanpa air. Pengecer, sebagai contoh mengadakan aliansi dengan perusahaan lain, organisasi riset dan kelompok lingkungan lain ketika mengadakan promosi lingkungan mereka.

Kunci marketing berwawasan lingkungan yang sukses adalah kredibilitas (Ottman, J.A., Stafford, E.R., & Hartman. C.L, 2006). Jangan pernah mengklaim secara berlebihan produk berwawasan lingkungan atau menetapkan harapan yang tidak realistis yang dapat membuat orang kehilangan kepercayaan. Green advertising adalah periklanan yang pada tampilannya berwawasan lingkungan. Periklanan model ini dapat termasuk satu seri dari elemen-elemen yang digunakan untuk mengkomunikasikan kepedulian suatu perusahaan atau produk terhadap lingkungan (Karna, J. Heikki. J. Virpi, A. & Eric. H, 2001). Sebagai contoh, iklan yang berorientasi pada lingkungan dapat memuat satu atau lebih dari hal-hal berikut : warna hijau, pemandangan alam, eco-labels, pernyataan kepedulian terhadap lingkungan, perlakuan terhadap bahan baku, proses produksi yang ramah lingkungan maupun bisa di daur ulang. Selain itu suatu iklan bisa dibilang berwawasan lingkungan jika memenuhi satu atau lebih dari kriteria berikut:

a. Baik secara eksplisit maupun implisit menunjukkan hubungan antara produk atau jasa lingkungan biophysical. Misalnya disebutkan bahwa produk yang diiklankan mengandung jejak karbon yang rendah sehingga ikut berkontribusi menurunkan pemanasan global atau tidak mengandung CFC sehingga aman bagi kelestarian lapisan ozon

b. Mempromosikan suatu gaya hidup berwawasan lingkungan. Misalnya menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi untuk mengurangi


(46)

27 penggunaan energy fosil atau menanam pohon di sekitar rumah untuk

mengurangi karbondioksida

c. Menghadirkan suatu corporate image yang mengandung environmental responsibility, misalnya memunculkan sertifikast ISO 14001, ekolabel atau jejak karbon dalam iklannya

Ada lima langkah untuk membangun suatu kampanye iklan berwawasan lingkungan. Peattie (1995) menyajikan seperti berikut ini:

1. Mission. Memutuskan apa yang akan dijadikan tujuan dari green advertising. Beberapa tujuan mungkin jadi adalah:

a. Menginformasikan kepada konsumen tentang adanya produk hijau baru atau menjelaskan dimensi mana yang akan dikatakan hijau dari produk yang dimaksud

b. Mengingatkan konsumen mengenai level hijau dari produk maupun perusahaan yang memproduksinya

c. Membujuk konsumen agar berpaling pada produk-produk hijau d. Mengalokasikan sejumlah dana untuk kampanye

2. Message. Pesan iklan seharusnya sesuai dengan konsep produk. Untuk menciptakan suatu pesan yang dapat membujuk konsumen potensial perlu disiapkan dengan cermat. Tergantung pada media yang digunakan, warna, desain, tone, music serta tambahan aksi lain, bisa ditambahkan untuk mendapatkan keseluruhan pesan yang ingin disampaikan

3. Media. Media harus dipilih utuk memastikan pesan menjangkau dan mempengaruhi target pasar. Penggunaan media berbeda-beda tergantung pada pesan yang ingin disampaikan, anggaran dan segmen pasar


(47)

28 4. Measurement. Riset iklan dibutuhkan untuk melakukan evaluasi efektifitas dari

kampanye periklanan dan untuk membuat penilaian jika dibutuhkan.

Suatu produk yang dibuat oleh suatu perusahaan, memiliki banyak keistimewaan yang bisa dijadikan klaim dalam iklan. Misalnya bahan baku yang digunakan, darimana bahan baku itu diperoleh, bagaimana proses produksinya, bagaimana dampak saat digunakan, mau dikemanakan produk itu setelah digunakan. Beberapa hal yang umum dijadikan klaim dari green advertising

diantaranya adalah (Karna.J, Heikki. J, Virpi. A, & Eric,.H, 2001) : a. Recycled. Biasanya ditandai dengan symbol anak panah yang melingkar

b. Ozone friendly. Produk yang diiklankan tidak mengancam lapisan ozon. c. Biodegradable. Produk tidak mencemari udara, air dan angin

d. Phosphate free. Produk terbebas dari Phospat yang dapat mencemari lingkungan khususnya air.

e. Organic. Produk telah menggunakan zat organic tertentu untuk mengganti zat-zat kimia atau zat-zat lainnya yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan konsumen

f. Fat-free. Produk bebas lemak, seperti produk makanan ringan, permen

g. Non-toxic, produk tidak mengandung zat yang mengandung racun yang dapat mengancam keselamatan manusia.

h. Cruelty free. Produk dibuat tidak melalui percobaan terhadap hewan seperti produk obat-obatan maupun kosmetik.


(48)

29

2.2.2. Keputusan Membeli

Keputusan pembelian merupakan bagian dari serangkaian proses pembelian yang sudah mengalami beberapa tahap, mulai dari mengenali masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian (James F Engle, 1994). Calon pembeli sebelum mengambil keputusan pembelian melakukan evaluasi terhadap produk secara alternatif, kemudian timbul minat membeli, selanjutnya mengambil keputusan pembelian (Philip Kotler, 1997). Keputusan pembeli merupakan proses pengintegrasian yang mengkombinasikan beberapa pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku dan memilih salah satunya dengan berbagai macam cara yang mampu mempengaruhi konsumen untuk menjadi konsumen tetap.

Keputusan seorang pembeli di pengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, dan keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.Pengaruh Perilaku Terhadap Pengambilan Keputusan Individu, yaitu : a. Perilaku yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah: Ethics, values,

Personality, Propensity for Risk, Potensial for Dissonance, serta Escalation of Comitment.

b. Etika adalah sistem atau kode yang memberikan arahan pekerjaan bagi

individu.

c. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis: gender, filosofi,

edukasi, pengalaman, umur, kesadaran, kultur organisasi, kode etik, reward dan sangsi.


(49)

30

Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler dan Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

Dalam studi tahun 1992 dari 16 negara, lebih dari 50% konsumen di setiap negara, selain Singapura, menunjukkan bahwa mereka peduli lingkungan (Ottman,1993). Sebuah studi di Australia tahun 1994 menemukan bahwa 84,6% dari sampel percaya semua individu memiliki tanggung jawab untuk peduli bagi lingkungan. Sebanyak 80% dari sampel ini menunjukkan bahwa mereka telah mengubah tingkah laku mereka, termasuk perilaku pembelian mereka, karena alasan lingkungan. Sebagai tuntutan perubahan, banyak perusahaan melihat perubahan ini sebagai kesempatan untuk dieksploitasi.Sebuah studi oleh Elham Rahbar ( 2011) mengusulkan untuk mengetahui pengaruh alat pemasaran hijau pada perilaku pembelian aktual konsumen dalam kasus Penang (Malaysia). Survei dilakukan terhadap 250 etnis Cina, Melayu, India dan ras lain yang mewakili populasi Penang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan pelanggan dalam eco-label dan eco-brand dan persepsi mereka tentang eco-merek menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pembelian mereka yang sebenarnya. Tampaknya semua jenis konsumen, baik individu dan industri menjadi lebih peduli dan sadar tentang lingkungan alam.


(50)

31 2.2.

Strategi berbasis pemasaran hijau adalah pengembangan campuran produk

hijau, harga hijau, distribusi hijau, dan promosi hijau. Umumnya tidak terbatas pada disiplin pemasaran saja tetapi dapat digunakan oleh bidang fungsional lain dari organisasi dalam menangani masalah kelestarian lingkungan meliputi adopsi eco-marketing sebagai orientasi filosofi bisnis, intervensi pemerintah, melakukan analisis siklus-hidup dan bekerja sama untuk sukses (Polonsky et al, 1997; Ottman, 1997;Willum,1998). Menurut Ginsberg, J.M. and Bloom, P.N. (2004) green strategy terbagi empat yaitu lean strategy, defensive strategy, shaded strategy dan extreme strategy. Perbedaan diantara empat strategi dari green marketing dapat dirujuk pada empat elemen pada marketing mix (produk, harga, lokasi dan promosi) dimana masing-masing strategi memiliki perbedaan manfaat. Lean strategy tujuan utamanya pada pengembangan produk, desain dan manufaktur. Strategi defensive green utamanya membutuhkan aspek promosi dari marketing mix, menggunakan promosi dalam bentuk hubungan masyarakat dibanding periklanan. Defensive green memiliki konsekuensi hijau yang kecil baik terhadap pengembangan produk, desain dan manufaktur. Strategi shaded green mengajukan argument untuk mencapai hijau tidak hanya pada aspek promosi dan produk namun juga harga untuk biaya efektif untuk mencapai hijau. Terakhir strategi extreme green membutuhkan seluruh elemen dari marketing mix termasuk elemen lokasi seperti system distribusi dan retailer.

3. Marketing Strategy


(51)

32

2.3. Kerangka Konseptual

Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Apabila seseorang membutuhkan produk, maka terbayang lebih dahulu manfaat produk, setelah itu baru mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar manfaat. Faktor-faktor itu ada pada produk alat tulis Faber Castell yang mampu memenuhi pilihan konsumen mendapatkan produk yang layak, aman, dan produk yang ramah lingkungan (environment friendly) untuk produk alat-alat tulis.

. Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relatif sifatnya. Untuk mengatakannya perlu terlebih dahulu dibandingkan dengan harga produk serupa yang diproduksi atau dijual perusahaan lain. Sejumlah penelitian telah menentukan hubungan antara harga dan persepsi konsumen terhadap kualitas produk. Secara empiris menunjukan bahwa harga merupakan informasi yang paling valid sebagai indikator dengan harga premium adalah karena mereka yakin akan kualitas suatu produk.Konsumen bersedia membayar harga premium untuk produk alat tulis Faber-Castell karena mampu menyediakan alat tulis yang ramah lingkungan dan berkualitas tinggi serta tampil dengan desain yang unik dan memiliki kelas tersendiri.

Distribusi atau saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada


(52)

3 3 pemakai. Distribusi ini menyangkut cara penyampaian produk ke tangan konsumen. Produk alat tulis Faber Castell menjadi pilihan konsumen karena toko-toko yang menyediakan produk alat tulis Faber Castel sudah banyak dan mudah dijangkau serta nyaman untuk melakukan pembelian.

Mempromosikan suatu produk dan jasa untuk memperoleh pasar dapat dilakukan dengan iklan, public relations, promosi penjualan direct marketing dan on-site promotions. Pemasar produk hijau yang cerdas akan dapat menekankan keunggulan produk yang ramah lingkungan dengan menggunakan sustainable marketing juga alat dan praktek komunikasi. Produk alat tulis Faber Castell dalam mempromosikan produk ramah lingkungannya tidak mengambil keuntungan dengan menipu konsumen. Dalam promosi produk alat tulis Faber Castell juga selalu mengkampanyekan cinta lingkungan dan peduli pada masalah sosial.

Preferensi konsumen adalah sesuatu yang lebih disukai dan dipilih oleh konsumen sebagai pilihan utamanya. Preferensi tersebut adalah bergantung pada barang dan layanan yang baik. Konsumen memilih dan berlangganan produk alat tulis Faber Castell karena adanya label yang memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang dikonsumsi tersebut sudah melalui proses yang

memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan. Berkaitan dengan variabel-variabel yang ditetapkan untuk

mengidentifikasi pilihan konsumen pada alat tulis Faber Castell, maka kerangka pemikiran teoritis yang telah dibangun dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(53)

34

Sumber : Wicaksono (2006), SoeratmanSusilowat(2004)Susilowa(2yandikemban pen ini.

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual

Sumber : dikembangkan untuk penelitian ini,2013

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, didasarkan pada tinjauan kepustakaan dan kerangka konseptual yang telah dikembangkan di atas adalah sebagai berikut:

1.Hipotesis 1 : Produk hijau b e r pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli pensil tulis dan pensil warna Faber Castell pada masyarakat Medan

2.Hipotesis 2 : H a r g a H i j a u b e r pengaruh positif dan s i g n i f i k a n t e r h a d a p keputusan membeli pensil tulis dan pensil warna Faber Castell pada masyarakat Medan

Keputusan Membeli Faber Castell Pada

Masyarakat Medan (Y)

Produk Hijau (X1)

Harga Hijau

(X2)

Distribusi

(X3)

Promosi (X4)


(54)

35 3.Hipotesis 3 : Distribusi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

membeli pensil tulis dan pensil warna Faber Castell pada masyarakat Medan.

4.Hipotesis 4 : Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli pensil tulis dan pensil warna Faber Castell pada masyarakat Medan.

5.Hipotesis 5 : Produk hijau, harga hijau, distribusi dan promosi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli pensil tulis dan pensil warna Faber Castell pada masyarakat Medan.


(55)

(56)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2007) penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan atau untuk menggambarkan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan atau objek peneliti.

Penelitian ini adalah penelitian explanatory. Sugiyono (2008), menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lainnya.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Mentari Sinar Abadi,Sole Agent Of Faber Castell Medan yang beralamat di Komp.Ruko Orion Indah Blok A-14 Jl. Burjamhal Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.

3.3. Identifikasi dan Operasional Variabel Penelitian.

Keseluruhan dari variabel-variabel beserta indikator–indikator yang diterapkan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1 berikut.

Variabel yang diteliti pada hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Dependen (tidak bebas), yaitu Keputusan Membeli (Y)

2. Variabel Independen (bebas), yaitu Produk Hijau (X1), Harga Hijau (X2),

Distribusi (X3) dan Promosi (X4).


(57)

37

Tabel 3.1.

Operasionalisasi Variabel : Defenisi, Indikator dan Skala Ukur

No Variabel Defenisi

operasional

Indikator Skala pengukuran 1 Produk

Hijau Adalah produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang.

1).Produk Faber Castell dibuat dari bahan yang dapat di daur ulang (recycle) 2).Produk Faber

Castell dapat digunakan ulang (reuse)

3).Produk Faber Castell tidak mengandung bahan yang merusak kesehatan pada manusia dan hewan

4).Produk Faber Castell Menggunakan green

Label yang

menguatkan penawaran produk 5).Produk F a b e r

C a s t e l l bersertifikasi yang sudah pasti memenuhi kriteria tanggung jawab

pada lingkungan

Skala Likert

2 Harga Hijau Adalah jumlah uang

tertentu yang dibayar konsumen untuk produk- produk yang ramah lingkungan lebih disebabkan karena kepedulian mereka akan permasalahan lingkungan 1).Konsumen bersedia membayar harga premium karena produk alat tulis Faber Castell ramah

lingkungan

2).Harga Faber Castell sesuai dengan manfaatnya sebagai produk yang

berkualitas dan aman bagi kesehatan


(58)

Lanjutan 38

Tabel 3.1.

Operasionalisasi Variabel : Defenisi, Indikator dan Skala Ukur

No Variabel Defenisi

operasional

Indikator Skala pengukuran 3 Distribusi Suatu proses

penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan

1).Gerai Faber Castell mudah dijangkau 2).Jaringan Gerai Faber

Castell banyak dan nyaman melakukan pembelian 3).Ketersediaan produk Faber Castell lengkap Skala Likert

4 Promosi Mencerminkan

kegiatan-kegiatan yang mengkomuni- kasikan kepada konsumen tentang adanya produk hijau atau menjelas- kan dimensi mana yang akan dikata- kan hijau dari produk yang dimaksud.

1). Promosi Faber Castell tidak menipu konsumen 2). Promosi Faber

Castell

mengkampanyekan cinta lingkungan 3) .Promosi Faber

Castell peduli masalah sosial

Skala Likert

5 Keputusan

Membeli Merupakan proses pengintegrasian yang mengkombinasikan beberapa pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku dan memilih salah satunya

1).Faber Castell sebagai pilihan untuk alat tulis 2).Keputusan membeli Faber Castell berdasarkan informasi produk ramah lingkungan 3).Lebih memilih

produk Faber Castell daripada merek lain

Skala Likert


(59)

39

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).

Populasi pada penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk alat tulis Faber Castell Medan. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui maka penentuan jumlah sampel yang digunakan menggunakan rumus sebagaimana berikut ( Nancy, 2005) :

Z 2

n =

4(moe)2

Keterangan:

n : Jumlah sampel

Z : Tingkat keyakinan yang dalam penentuan sampel 90 % = 1,96 moe : Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, disini ditetapkan sebesar 10 %.

Dengan dasar tersebut maka dapat dilihat ukuran sampel minimal yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah sebesar :

1,96 2 n =

4(0,1) 2 = 96,04


(60)

(61)

40 Berdasarkan rumus di atas, sampel yang dapat diambil dari populasi yang besar sebanyak 96,04 orang, bila dibulatkan, maka banyaknya sampel adalah sebesar 97 responden. (Supranto, 2001). Karena ada unsur pembulatan dan untuk mempermudah perhitungan maka peneliti mengambil sampel sebanyak 100 responden. Adapun responden yang dipilih dengan kriteria sebagai berikut : 1. Mengerti dan mengetahui materi yang diwawancarakan, serta dapat memberikan

pendapatnya.

2. Memahami masalah produk hijau dan perlindungan terhadap lingkungan 3. Memiliki kesadaran untuk menggunakan produk hijau.

4. Telah mengkonsumsi produk alat tulis Faber Castell.

Sedangkan metode pengambilan sampel di lapangan menggunakan teknik convenience sampling. Beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling (tidak disengaja) atau juga captive sample (man-on-the-street). Jumlah populasi yang diteliti tidak diketahui sehingga terdapat kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan metode analisis dengan angka-angka yang dapat dihitung maupun diukur. Analisis kuantitatif ini dimaksudkan untuk memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan satu atau beberapa kejadian lainnya dengan menggunakan alat analisis statistik. Pengolahan data dengan analisis kuantitatif melalui beberapa tahap.


(1)

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 distribusi, promosi,

harga hijau, produk hijaua

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .978a .957 .955 .399

a. Predictors: (Constant), distribusi, promosi, harga hijau, produk hijau b. Dependent Variable: keputusan membeli

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 338.583 4 84.646 531.591 .000a

Residual 15.127 95 .159

Total 353.710 99

a. Predictors: (Constant), distribusi, promosi, harga hiaju, produk hijau


(2)

109

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficient s

t Sig.

95.0% Confidence Interval for B

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Lower Bound

Upper Bound

Tolera

nce VIF 1 (Constant) -2.045 .916 -2.231 .028 -3.864 -.226

promosi .167 .049 .141 3.430 .001 .070 .264 .265 3.780 Harga hijau .270 .051 .227 5.255 .000 .168 .372 .241 4.155 Produk hijau .532 .041 .591 12.908 .000 .450 .614 .215 4.652 distribusi -.124 .045 -.085 -2.784 .006 -.213 -.036 .480 2.083 a. Dependent Variable: keputusan membeli

Coefficient Correlationsa

Model Distribusi Promosi Harga hijau Produk hijau 1 Correlations distribusi 1.000 .175 .186 .179

promosi .175 1.000 -.308 -.422 harga hijau .186 -.308 1.000 -.484 produk hijau .179 -.422 -.484 1.000 Covariances distribusi .002 .000 .000 .000

promosi .000 .002 .000 .000

harga hijau .000 .000 .003 -.001 produk hijau .000 .000 -.001 .002 a. Dependent Variable: keputusan membeli


(3)

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) promosi harga produk distribusi

1 1 4.919 1.000 .00 .00 .00 .00 .00

2 .070 8.403 .00 .00 .09 .00 .05

3 .007 25.932 .00 .37 .76 .01 .14

4 .003 40.411 .12 .61 .04 .24 .41

5 .001 65.592 .88 .02 .11 .74 .39

a. Dependent Variable: keputusan membeli

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 7.93 14.44 11.27 1.849 100

Std. Predicted Value -1.805 1.716 .000 1.000 100 Standard Error of Predicted

Value

.050 .237 .085 .026 100

Adjusted Predicted Value 7.93 14.49 11.27 1.853 100

Residual -1.592 .971 .000 .391 100

Std. Residual -3.990 2.434 .000 .980 100

Stud. Residual -4.452 2.485 -.002 1.029 100

Deleted Residual -1.983 1.040 -.002 .434 100

Stud. Deleted Residual -4.978 2.556 -.008 1.066 100

Mahal. Distance .578 33.897 3.960 4.015 100

Cook's Distance .000 .973 .024 .113 100

Centered Leverage Value .006 .342 .040 .041 100 a. Dependent Variable: keputusan membeli


(4)

(5)

(6)

113

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 100

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .97958969 Most Extreme Differences Absolute .072

Positive .060

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .722

Asymp. Sig. (2-tailed) .675

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.