41
BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KJKS
IBU MANDIRI SERPONG
A. Latar Belakang Berdirinya KJKS Ibu Mandiri
Koperasi pada masa awal berdirinya merupakan tonggak untuk mengatasi kemelaratan rakyat Indonesia dari jeratan sistem cultulstetsel yang diterapkan oleh
pemerintah Belanda saat itu. Kemudian pada perkembangannya di era kemerdekaan munculah UU No. 17 tentang koperasi dan disusul UU No. 112
pada tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian. Hingga pada akhirnya disempurnakannya menjadi UU No. 25 tahun 1992 yang menyempurnakan UU
sebelumnya sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap potensi koperasi yang akan membawa dampak positif bagi tingkat perekonomian bangsa.
34
Koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum kperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi Syariah sendiri
adalah koperasi koperasi yang usahanya bergerak dibidang pembiayaan investasi, pembiayaan, dan simpanan dengan pola bagi hasil syariah.
35
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syariah KJKS berdiri melalui keputusan Kementrian Koperasi dan UMKM No.
34
Y. Harsoyo, dkk., Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, Yogyakarta:Pustaka Widyatama. 2006, hlm. 9
35
Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk Teknis Program Perkuatan Koperasi Jasa Keuangan SyariahUnit Jasa Keuangan Syariah Untuk Permberdayaan Usaha Mikr, Jakarta,
2009. Hlm. 3
91 Tahun 2004. Koperasi syariah pada mulanya adalah lembaga yang didirikan oleh swadaya masyarakat berupa Lembaga Baitul Maal wa Tamwil dan melalui
undang-undang tersebut, BMT pun menjadi lembaga formal dan sebagian dikenal di masyarakat dengan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah KJKS.
Adapun landasan dari koperasi jasa keuangan syariah adalah sebagai berikut: a. Peraturan Menteri Negeara Koperasidan Usaha Kecil Menengah Republik
Indonesia Nomor : 35.2PERM.KUKMX2007 tentang pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
b. Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. c. Koperasi syariah berasaskan kekeluargaan.
Di bidang ekonomi, perempuan selalu menjadi korban dari setiap perubahan ekonomi. Keterpurukan ekonomi telah membawa perempuan dalam perjuangan
untuk terus menghidupi keluarga. Saat ini, angka partisipasi angkatan kerja perempuan hanya 52 persen, jauh di bawah laki-laki yang mencapai 86 persen.
Sebagian besar perempuan bekerja disktor informal, sesuatu yang kebalikannya denga pria. Dalam pengupahan, pria menerima upah 100 persen, sementara
oerempuan hanya 60 persen. Hasil Survey dan Ekonomi Badan Pusat Statistik, hampir 50 persen perempuan di pedesaan bekerja sebagai pekerja keluarga yang
tak dibayar. Permasalahan utama dalam pemberdayaan ekonomi perempuan pun tidak
terlepas juga dari rendahnya akses perempuan terhadap kepemilikan fakktor- faktor kepemilikan modal. Inilah yang menjadi alasan fundamental dari para