Materi Bimbingan Agama Dalam Pembinaan Akhlak Remaja Yang

Fiqh pada dasarnya adalah memahami atau mengerti sesuatu . Dengan demikian pemahaman dan pengaplikasian ilmu fiqh dapat membuka hal-hal samar dari perkataan dan perbuatan. Materi fiqh ini sangat bagus dan penting diterapkan pada anak asuh di Rumah Yatim Arrohman Cilandak, Jakarta Selatan, karena dengan adanya ilmu fiqh anak asuh mengerti bagaimana cara mempergunakan perkataan dan perbuatan yang baik. “Fiqh ini bisa membangun diri anak asuh agar selalu berhati-hati dalam pergaulan dengan lingkungannya, sehingga mereka tidak terjerumus melakukan hal-hal tercela yang mengakibatkan dosa yang akan mengkhianati Allah SWT. 8

C. Faktor Hambatan Dalam Proses Pembinaan Akhlak Remaja di

Rumah Yatim Arrohman Cilandak, Jakarta Selatan Proses pembinaan akhlak yang berjalan di Rumah Yatim Arrohman Cilandak, Jakarta Selatan juga tidak selalu berjalan mulus dalam artian memiliki beberapa hambatan. Ada dua hambatan dalam proses pembinaan akhlak ini, yaitu aspek internal dan aspek eksternal. “Aspek internalnya adalah rasa malas dalam diri anak tersebut aspek eksternalnya adalah pengaruh dari faktor lingkungan”. 9 Berdasarkan pengamatan observasi dan wawancara peneliti, berbagai 8 Wawancara Pribadi Dengan Momon Abdul Fatah Pada Kamis, 27-11-2014. 9 Wawancara Pribadi De ngan Momon Abdul Fatah Pada Jum’at, 28-11-2014. pembinaan dan pelaksanaan sudah berjalan dengan baik. Namun hal yang baik ini memang akan sia-sia jika anak asuhnya menerima pengaruh yang buruk dari lingkungan luar. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah faktor teknologi. Dimana belakangan ini dapat disaksikan dengan mudahnya teknologi memberikan pengaruh buruk terhadap kehidupan remaja. Mulai dari permasalahan jejaring sosial yang bisa mengakibatkan pornografi, penculikan, penipuan dan sebagainya. Ini salah satu faktor yang mudah mempengaruhi pembentukan akhlak.

D. Analisis Data

Peran pembimbing agama dalam membina akhlak remaja yang dilakukan di Rumah Yatim Arrohman Cilandak, Jakarta Selatan sangat penting bagi anak asuh yang berada di asrama. Semua ini terlihat dari contoh perilaku anak asuh yang peneliti saksikan sendiri. Anak asuh sudah terbiasa bersikap baik terhadap semua orang dan tidak pernah melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama khususnya mengenai akhlak. Pemahaman yang diberikan pembimbing agama memberikan penyadaran kepada anak asuh agar tidak lagi memiliki kebiasaan dan akhlak yang buruk serta memberikan arahan agar anak asuh senantiasa berada dalam ajaran agama yang lurus. Pembimbing agama berperan dalam menjalani visi dan misi dari Rumah Yatim Arrohman, pembimbing agama diharuskan untuk meningkatkan martabat, kepercayaan diri, dan memberi nasihat pada anak asuh untuk bisa menjauhkan diri dari perilaku yang menyimpang dari norma-norma agama. Dan memberikan motivasi sehingga anak asuh tidak merasa rendah diri dan dikucilkan masyarakat, sehingga anak asuh bisa hidup layak dan percaya diri di masyarakat. Anak asuh yang telah mendapatkan pembinaan akhlak di asrama memiliki perubahan yang cukup signifikan yaitu terbiasa bertutur kata yang sopan dan takut untuk meninggalkan sholat lima waktu, perubahan itu terlihat setelah mendapatkan pembinaan dari pembimbing agama. Sedangkan sebelum anak asuh mendapatkan pembinaan yang diberikan oleh pembimbing agama, masih banyak anak asuh yang belum menjalankan kewajiban shalat lima waktu. Anak asuh yang menjalankan pembinaan akhlak dari pembimbing agama merasa bahwa hidupnya lebih baik dari kehidupan mereka dahulu, sebab sebelum mendapatkan pembinaan akhlak mereka selalu merasa bahwa hidupnya selalu merasa “bebas” dalam artian bisa melakukan perbuatan apa yang mereka mau walaupun itu negatif, tanpa ada rasa bersalah. 10 Pembinaan akhlak ini bisa menyadarkan anak asuh bahwa perbuatan yang selama ini mereka kerjakan adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, dan melanggar norma-norma agama. Pembinaan akhlak ini juga menyadarkan anak asuh untuk tidak mengulangi lagi perbuatan yang salah tersebut. 10 Wawancara Pribadi Dengan Momon Abdul Fatah Pada Kamis, 27-11-2014.