c. Pada waktu yang telah ditentukan Tim Auditor yang telah dilengkapi dengan surat tugas dan identitas diri, akan mengadakan pemeriksaan
auditing ke perusahaan yang mengajukan permohonan sertifikat halal. Selama pemeriksaan berlangsung, produsen diminta bantuannya untuk
memberikan informasi yang jujur dan jelas. d. Pemeriksaan audit produk halal mencakup:
1. Manajemen produsen dalam menjamin kehalalan produk. 2. Observasi lapangan dan Pengambilan contoh hanya untuk bahan yang
dicurigai mengandung babi atau turunannya, yang mengandung alkohol dan yang dianggap perlu.
3. Label Halal Melindungi Konsumen Muslim
Sebagai konsumen yang memiliki peringkat mayoritas, umat Islam harus melindungi bahan pangannya dari pencemaran bahan-bahan haram, baik
bahan utama maupun bahan adifit dalam proses pengolahannya. Karena bagaimanapun masalah haram lebih terfokus pada hubungan langsung
manusia dengan Tuhannya, yang tidak boleh ditutupi hanya untuk kepentingan praktis, misalnya, kepentingan ekonomi, bisnis, politik, stabilitas
dan lain-lain yang belum jelas kecenderungannya. Sertifikat yang menyatakan kehalalan suatu produk makanan atau
minuman oleh LPPOM-MUI hanya mencakup sebatas perlindungan pada wilayah nilai hukum subtansial dzatiyah suatu produk. Halal haramnya
makanan akan difatwakan oleh MUI LPPOM dengan Komisi fatwa, ketika realitas barangnya yang meliputi tempat penyimpanan, tempat penjualan,
pengolahan, tempat pengolahan, dan tempat transportasi terdapat kejelasan ada tidaknya pencampuran dengan unsur haram atau najis, serta kalau berupa
hewan, dilihat benar tidaknya dalam proses penyembelihannya. Persoalan ini mendapat sorotan yang cukup tajam dalam doktrin
agama. Dan juga hal ini cukup kompleks dan rumit menyangkut amal perbuatan manusia produsen dan berkaitan langsung dengan Tuhan.
Sehingga hal-hal detail yang berkaitan dengan cara perolehan harta atau makanan merupakan tanggung jawab moral dengan Tuhan secara langsung.
Kemudian ketika suatu produk yang sudah dinyatakan halal oleh MUI berlabel halal, tapi dalam kenyataannya ditemukan adanya unsur campuran
barang haram atau najis, maka dalam kasus seperti ini, MUI sudah mengantisipasi dengan mengadakan kebijaksanaan bahwa MUI suatu saat
akan mengadakan pemeriksaan secara mendadak dan acak melalui uji laboratorium pada barang yang dinyatakan halal. Jika kemudian ditemukan
adanya unsur atau bercampur dengan barang haram atau najis dalam barang yang bersangkutan, maka MUI akan mengumumkan langsung atas keharaman
barang tersebut melalui JURNAL HALAL LPPOM MUI atau media massa lain cetak atau elektronika, walaupun masa berlaku sertifikat halalnya belum
habis. Hal ini dilakukan karena produsen telah menyalahi kesepakatan bahwa
produsen akan selalu menjaga kehalalan produk selama masa sertifikat halal berlaku.
50
4. Brand Image