3. Sistem dan Pedoman Produksi Halal
Prinsip etika dalam produksi yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim, baik individu maupun kelompok, adalah berpegang pada semua yang
dihalalkan Allah dan tidak melampaui batas. Benar bahwa daerah halal itu luas, tetapi mayoritas jiwa manusia yang ambisius merasa kurang puas dengan
hal yang halal. Maka akan banyak kita temukan jiwa manusia yang tergiur kepada sesuatu yang haram dengan melanggar hukum-hukum Allah.
33
Produk halal adalah produk pangan, obat, kosmetika, dan produk lain yang tidak mengandung unsur atau barang haram tau dilarang untuk
dikonsumsi, digunakan, atau dipakai umat Islam baik yanmg menyangkut bahan baku, baqhan tambahan, bahan bantu, dan bahan penolong lainnya
termasuk bahan produksi yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan iradiasi yang pengolahannya dilakukan sesuai dengan syariat Islam.
Pemeriksaan produk halal adalah pemeriksaan tentang keadaan dan cara bereproduksi pangan, obat, kosmetika, dan produk lain secara halal yang
meliputi penyembelihan hewan, asal usul bahan baku, bahan tambahan, banhan bantu, dan bahan penolong serta proses produksi, personalia, peralatan
produksi, sistem jaminan halal, dan hal lain-lain yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan produksi halal.
34
33
Rustam Effendi, Produksi dalam Islam, Yogkarta: Magistra Insania Press, 2003, h. 7.
34
Thobieb Al-Asyhar, Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani, h. 131.
Pemeriksaan Sarana Produksi Tim auditor halal melakukan pemeriksaan terhadap:
a. Fasilitas fisik berupa bangunan, tata ruang, tempat produksi, dan lingkungan produksi.
b. Fasilitas peralatan produksi, penyimpanan, penyiapan, pengangkutan, dan pengawasan.
c. Cara berproduksi, meliputi penyiapan dan penyembelihan hewan potong, pemilihan bahan baku, bahan tambahan, bahan bantu, dan bahan
penolong, serta pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan.
35
B. Label Halal