Bising industri sudah lama merupakan masalah yang sampai sekarang belum bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi
pendengaran para pekerja, karena dapat menyebabkan kehilangan pendengaran yang sifatnya permanen. Sedangkan bagi pihak industri, bising dapat
menyebabkan kerugian ekonomi karena biaya ganti rugi. Oleh karena itu untuk mencegahnya diperlukan pengawasan terhadap pabrik dan pemeriksaan terhadap
pendengaran para pekerja secara berkala. www.library.usu.ac.id
2.2.1 Berbagai Intensitas Kebisingan di Industri
1. 85-100 dB: pabrik tekstik, gergaji mekanis, bor listrik, mesin penggilingan
2. 100-115 dB: pabrik pengalengan, ruang ketel.
3. 115-130 dB: mesin-mesin diesel besar, mesin turbin, pesawat terbang
dengan mesin turbo, kompresor, sirene. 4.
130-160 dB: mesin jet, roket, peledakan. www.psikm.unand.ac.id Pada tempat-tempat industri, sesuatu yang mengancam pendengaran
manusia ialah suara bising yang ditimbulkan oleh suara mesin pabrik atau suara- suara lain yang ditimbulkan oleh pekerjaan-pekerjaan pada industri tersebut.
Suara bising akan menimbulkan gangguan pendengaran atau ketulian pada seseorang yang bekerja atau berada di lingkungan industri. Untungnya ketulian ini
bisa dicegah, dengan cara penanggulangan bising di industri yang pada hakekatnya adalah pemeliharaan pendengaran di industri. Pemeliharaan
pendengaran di industri ditujukan untuk mencegah terjadinya ketulian bagi pekerja-pekerja yang masih normal telinganya dan mencegah agar tak jadi lebih
jelek pada pekerja-pekerja yang sudah terdapat kekurangan pendengaran.www. kalbe.co.id.
Adapun intensitas dan waktu paparan bising yang diperkenankan oleh Departemen Tenaga Kerja dapat dilihat pada tabel 2.2.
Intensitas bising dB Waktu paparan perhari dalam jam
85 8 87,5 6
90 4 92,5 3
95 2 100 1
105 ½ 110 ¼
Tabel 2.2. Intensitas dan waktu paparan bising yang diperkenankan www.library.usu.ac.id
2.2.2 Pengaruh Kebisingan Pada Pendengaran
Perubahan ambang dengar akibat paparan bising tergantung pada frekwensi bunyi, intensitas dan lama waktu paparan, dapat berupa:
1. Adaptasi Bila telinga terpapar oleh kebisingan mula-mula telinga akan merasa
terganggu oleh kebisingan tersebut, tetapi lama-kelamaan telinga tidak merasa terganggu lagi karena suara terasa tidak begitu keras seperti pada awal pemaparan.
2. Peningkatan ambang dengar sementara Terjadi kenaikan ambang pendengaran sementara yang secara perlahan
lahan akan kembali seperti semula. Keadaan ini berlangsung beberapa menit
sampai beberapa jam bahkan sampai beberapa minggu setelah pemaparan. Makin tinggi intensitas dan lama waktu pemaparan makin besar perubahan nilai ambang
pendengarannya. Respon tiap individu terhadap kebisingan tidak sama tergantung dari sensitivitas masing-masing individu.
3. Peningkatan ambang dengar menetap Kenaikan terjadi setelah seseorang cukup lama terpapar kebisingan,
terutama terjadi pada frekwensi 4000 Hz. Gangguan ini paling banyak ditemukan dan bersifat permanen, tidak dapat disembuhkan. Kenaikan ambang pendengaran
yang menetap dapat terjadi setelah 3,5 sampai 20 tahun terjadi pemaparan, ada yang mengatakan baru setelah 10-15 tahun setelah terjadi pemaparan.
www.library.usu.ac.id.
BAB III PENGAMATAN DI LAPANGAN
Dari hasil pengamatan pada bagian produksi I, khususnya pada area pencetakan tablet yang tediri dari sebelas ruangan pencetakan tablet,
menunjukkan bahwasannya aspek kebisingan mempunyai dampak yang cukup tinggi terhadap lingkungan sekitar terutama dampaknya terhadap karyawan yang
berada disekitar area pencetakan, dimana kebisingan mendapatkan total nilai yang tertinggi yaitu 24, lalu aspek debu yang dihasilkan selama proses pencetakan
mendapatkan total nilai 12, dilanjutkan oleh aspek bekas air cucian dan ceceran massa cetak selama proses pencetakan mendapatkan total nilai 6, sampah plastik