Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR Produksi Kina

Sedangkan untuk produksi tablet OC, setelah bahan ditimbang di LAF, kemudian dilakukan proses granulasi basah dimana zat aktif dilarutkan larutan pengikat di dalam Super Mixer kemudian hasilnya disemprotkan ke Fluid bed Granulator secara bertahap selama 54 menit. Selanjutnya dilakukan pengeringan. Pada proses pengeringan ini dilakukan pemeriksaan IPC susut pengeringan LOD untuk mengetahui kadar air dalam granul kering. Selanjutnya granul diayak kering dengan mesin Fitz Mill. Massa granul yang yang dihasilkan kemudian dicampur dengan fasa luar bahan pelincir dengan mesin Double Cone Blender. Kemudian dilakukan proses pencetakan dengan mesin Killian. Selama proses pencetakan dilakukan pemeriksaan IPC yang meliputi keseragaman bobot, ketebalan, diameter tablet, kekerasan, kerapuhan. Saat tablet telah dicetak juga dilakukan pemeriksaan oleh Laboratorium Pengujian yang meliputi kadar, keseragaman kandungan, disolusi, pemerian, keseragaman bobot, ketebalan, diameter tablet, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur. Setelah tablet plasebo dan tablet OC dinyatakan lulus uji, selanjutnya memasuki proses pengemasan blistering dengan mesin Blister Uhlmann. Disini dilakukan IPC meliputi uji kebocoran, estetika, dan kelengkapan penandaan pada kemasan. Selanjutnya dilakukan pengemasan sekunder dengan IPC meliputi estetika dan perhitungan jumlah blister.

2. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR

Produk yang dihasilkan oleh bagian AKDR yaitu Copper T Limas Lingkaran Emas, Copper T Libi Lingkaran Biru, Copper T BKKBN untuk Riza Fahlevi Wakidi : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Bandung, 2008 USU Repository © 2008 program pemerintah, Copper T ekspor, yang diekspor ke luar negeri terutama negara asia seperti Korea. Bagian-bagian yang menyusun Copper : Flange, Copper T 380 A, Copper wire, Copper collar, Frame T dari Polietilen Barium Blended Alur pembuatan AKDR: 1. Produksi AKDR pertama kali dilakukan adalah membuat frame T. Frame T berasal dari bahan Polietilen Barium Blended. Pencetakan frame T dilakukan pada ruang moulding. Sekali cetak menghasilkan 4 buah frame T. Satu batch dapat menghasilkan 12.000 frame T. Kemudian dimasukkan ruang karantina untuk pemeriksaan kelenturan flexibility. 2. Selanjutnya pemasangan Copper Collar pada frame T. Cu yang digunakan 99.99 murni. 3. Pada ruang Copper Wiring untuk pemasangan copper wire. IPC yang dilakukan adalah kerapian dan berat Cu wire. 4. Pada ruang Copper Sleaving dan Weaging untuk pengencangan wire. 5. Pada ruang Suture Tying dilakukan pemasangan tali. Dilakukan IPC : panjang tali, kerapian tali warna hitam untuk diekspor, sedangkan tali putih untuk lokal. 6. Pada ruang Tubing inserting dilakukan penambahan tube plastik. 7. Pada ruang Prepacking dilakukan pengemasan sebelum disterilkan 8. Pada ruang Heat Sealing dilakukan penutupan kemasan primer dengan suhu 130ºC-170ºC dengan IPC tes kebocoran. Riza Fahlevi Wakidi : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Bandung, 2008 USU Repository © 2008 9. Pada ruang sterilisasi, dilakukan sterilisasi produk yang sudah dikemas primer dengan menggunakan gas etilen oksida selama 1 jam 45 menit pada suhu 130 ºF pada tekanan 8 mmHg. Kemudian diaerasi 7 jam agar kadar etilen dioksida tidak boleh lebih dari 5 ppm. Kemudian dilakukan uji mikrobiologi.

3. Produksi Kina

Di bagian produksi kina ada tiga seksi, yaitu bagian ekstraksi kina, bagian isolasi alkaloid kina dan bagian pemurnian dan pengemasan kina. Contoh alkaloid kina diantaranya Quinine, Quinidine. Derivat-derivat kina yang diproduksi antara lain Quinine Sulphate, Quinine Hydrochloride. Sumber bahan untuk produksi kina berasal dari kulit kina tanaman Cinchona succirubra dan Cinchona ledgeriana. Kedua jenis tanaman tersebut memiliki kandungan yang berbeda, untuk tanaman Cinchona succirubra lebih banyak mengandung alkaloid cinchonidine sedangkan tanaman Cinchona ledgeriana lebih banyak mengandung alkaloid quinine. Bagian dari tanaman kina yang diambil hanya kulit pohonnya. Sumber tanaman sebagian besar diimpor dan sebagian lagi berasal dari perkebunan sendiri yaitu dari Kebun Tanaman Obat Bintang KTO Bintang. Tanaman yang dipanen raya yaitu tanaman pada usia 8 tahun, namun sejak usia tanaman 4 tahun dilakukan pengambilan kulit batang-batang yang kecil. Tanaman kina setelah dikelupas kulitnya, dikeringkan sampai berbentuk kulit keringbrangkal kemudian digiling kasar. Kulit kina yang disimpan di Gudang Kulit Kina sudah dalam Riza Fahlevi Wakidi : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Bandung, 2008 USU Repository © 2008 bentuk gilingan kasar. Selanjutnya dilakukan penggilingan halus dan siap untuk diekstraksi. Alur produksi kina dimulai dengan ekstraksi padat-cair, yaitu 1 ton kulit kina halus diekstraksi dengan pelarut SGO Special Gas Oil dalam kondisi basa pada suhu 90º-95º C dalam ekstraktor. Untuk membasakan ke dalam ekstraktor ditambahkan NaOH. Diaduk selama kurang lebih 35 menit sambil ditekan. Setelah itu SGO dikeluarkan ±15.000 liter, sedangkan ampas tetap di dalam. SGO yang ditampung ini mengandung garam kina dan pada tahapan ini dilakukan IPC terhadap kadar total alkaloid menggunakan titrasi. Selanjutnya SGO dipindahkan ke reaktor kerucut untuk dilakukan ekstraksi cair-cair dengan cara ditambahkan H 2 SO 4 12 N dan Natrium Sulfat Water NSW dengan BJ 1,12-1,15, diaduk 5-10 menit. Setelah itu didiamkan 10 menit agar memisah, lapisan atas merupakan SGO sedang lapisan bawah adalah H 2 SO 4, keduanya dipisahkan dan alkaloid yang tertarik ke fase polar H 2 SO 4 didiamkan selama 3-5 malam kristalisasi. Setelah itu disaring dan disentrifuse, hasilnya akan diperoleh kristal B 1 kina bisulfat 1 dan Mlq mother liquor. Kristal yang didapat dikarantina untuk diperiksa kadarnya, sedang Mlq bisulfat diolah jadi sulfat dengan meningkatkan pH dan ditambah NaHCO 3 , disentrifuge, didapat Mlq dan kristal S 1 . Mlq ditransfer ke pemurnian alkaloid kina untuk pengambilan Cd Cinchonidine, sedang kristal S 1 dikumpulkan tiap 600 kg, dan diolah jadi bisulfat dengan cara ditambah H 2 SO 4 18 N, dipanaskan 70ºC-80ºC, kristalisasi 3-5 malam. Hasilnya diperoleh Mlq dan kristal B 2 bisulfat 2. Kristal dipisahkan, Riza Fahlevi Wakidi : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Bandung, 2008 USU Repository © 2008 sedang Mlq ditingkatkan pH nya dan ditambah NaHCO 3 , disentrifuge, didapat Mlq dan kristal S 2. Mlq ditransfer ke pemurnian alkaloid kina untuk pengambilan Cd, sedang kristal S 2 diperlakukan sama seperti perlakuan terhadap kristal S 1 . Hasil kristalisasi dari kristal S 1 diperoleh kristal B 3 dan Mlq. Mlq ini langsung dibuat cd tetrasulfat bahan untuk cd base murni dengan cara ditambah H 2 SO 4 pekat 36 N, untuk Mlq dari proses sebelumnya yang telah dikumpulkan, ditambah asam tartrat sehingga jadi Qn, Cd tartrat, lalu dibasakan sehingga menjadi Qn dan Cd dominan Cd. Selanjutnya ditambahkan H 2 SO 4 18 N sampai kondisi bisulfat pH 2,8 dan ditambah H 2 SO 4 pekat 36 N sehingga jadi Cd tetrasulfat. Kristal B 1 , B 2 , B 3 dikumpulkan untuk dilakukan pemurnian dan diproses menjadi kina sulfat dan kina HCl.

3.6 Bagian Teknik dan Pemeliharaan