Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Metode Penelitian

Abdur Razzaq Pahlevi : Analisis Perbandingan Pandangan Daur Hidup Tsukagirei Dalam Masyarakat Jepang Dan Betawi, 2009. USU Repository © 2009 ritual itu. Melalui agama dan kepercayaan yang digunakan dalam tata cara ritual yang dilaksanakan juga dapat diketahui kedudukan setiap individu dalam suatu upacara ritual dan bagaimana perlakuan dan sikap setiap individu terhadap individu lain yang ada dalam ritual itu. Dimana dalam menjalankan kegiatan keagamaan berdasarkan kepercayaan, baik masyarakat Jepang maupun Betawi meyakini keberadaan Sang Pencipta. Keyakinan itulah yang membuat masyarakat Jepang dan Betawi selalu memelihara ritual-ritual keagamaannya demi mendapatkan perlindungan –Nya sebagai pencipta alam semesta. Kegiatan ritual yang dilaksanakan merupakan ungkapan rasa syukur yang ditujukan kepada Yang Maha Agung. 1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini : 1. Untuk mengetahui pandangan daur hidup dalam masyarakat Jepang dan Betawi. 2. Untuk mengetahui bagaimana sistem kepercayaan dalam masyarakat Jepang dan Betawi. 3. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dalam upacara daur hidup antara Jepang dan Betawi. 1.5.2.Manfaat Penelitian Adapaun manfaat dari penelitian ini antara lain adalah : Abdur Razzaq Pahlevi : Analisis Perbandingan Pandangan Daur Hidup Tsukagirei Dalam Masyarakat Jepang Dan Betawi, 2009. USU Repository © 2009 1. Agar pembaca dapat memahami dengan mudah bagaimana sebenarnya keadaan masyarakat Jepang dan Betawi dalam berbudaya. 2. Agar para pembelajar bahasa Jepang dapat memperkaya ilmunya dengan membaca karya tulis ini, karena dalam karya tulis ini terdapat penjelasan daur hidup masyarakat Jepang dan Betawi. 3. Dan juga agar mempermudah kita bagaimana bisa memahami budaya secara karakter sifat yang memudahkan kita untuk bisa berkomunikasi dengan akrab.

1.6. Metode Penelitian

Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, metode yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yakni yang pertama metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta atau data- data yang tampak atau semestinya Koentjaraningrat, 1976 :29. Dalam metode deskriptif yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu suatu metode yang diartikan sebagai langkah – langkah dalam penyusunan yakni dengan cara: mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji, menginterpretasikan data. Menurut Koentjaraningrat 1976 : 30 bahwa penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Dan yang kedua dengan studi kepustakaan, yaitu dengan cara mengumpulkan buku-buku pustaka yang berisi teori-teori tentang daur hidup masyarakat Jepang dan Betawi. Abdur Razzaq Pahlevi : Analisis Perbandingan Pandangan Daur Hidup Tsukagirei Dalam Masyarakat Jepang Dan Betawi, 2009. USU Repository © 2009 Dan yang ketiga dengan menggunakan studi kasus, yaitu salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “bagaimana” atau “mengapa”, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata Robert dalam Oktolanda 2005 : 11. Abdur Razzaq Pahlevi : Analisis Perbandingan Pandangan Daur Hidup Tsukagirei Dalam Masyarakat Jepang Dan Betawi, 2009. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAUR HIDUP DAN KEPERCAYAAN

2.1. Daur Hidup Dan Kepercayaan Masyarakat Betawi Soimon 1993 : 2, menyatakan bahwa masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dapat digolongkan atas dua kelompok, pertama kelompok dalam masyarakat yang masih sedikit mengalami perubahan sosial, dan kedua, kelompok masyarakat yang telah banyak mengalami perubahan sosial. Pada kelompok yang pertama, masih dikenal dan bahkan masih diselenggarakan upacara-upacara tertentu, baik yang bertahan dengan adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun maupun yang bersifat religius. Dari upacara-upacara yang diselenggarakan, jika diamati terlihat adanya hubungan antara manusia dengan kekuatan gaib yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia yang ada di muka bumi ini, oleh sebab itu, hubungan ini senantiasa harus dijaga dengan sebaik-baiknya, dan biasanya dilakukan melalui upacara-upacara tradisional. Suku bangsa Betawi adalah suku yang masih memegang unsur tradisional dalam setiap kegiatan atau acara. Salah satu kegiatan atau acara bersifat tradisional yang dilakukan adalah upacara daur hidup, yaitu upacara kehamilan hingga upacara perkawinan pernikahan. Pengaruh agama Islam dalam upacara daur hidup masyarakat Betawi masih sangat dominan. Setiap proses penyelenggaraan upacara tersebut dilandasi dengan ajaran-ajaran agama Islam.