Wira Susanty Manalu : Eksistensi Penyelesaian Sengketa Alternatif Pada Masyarakat Batak Toba Studi Di Kota Medan, 2009.
BAB III JENIS-JENIS SENGKETA YANG TERJADI PADA MASYARAKAT BATAK
TOBA DI KOTA MEDAN
A. Peranan Lembaga Dalihan Natolu dalam Penyelesaian Sengketa Alternatif
Sebagaimana telah kita ketahui pengertian dasar dari prinsip Dalihan Natolu pada bab sebelumnya, maka dalam hal penyelesaian sengketa dalam masyarakat
Batak Toba khususnya masyarakat Batak Toba di Kota Medan yang diselesaikan melalui Penyelesaian sengketa alternatif ini, lembaga Dalihan Natolu itu sendiri
memiliki peran yang sangat penting dalam proses penyelesaiannya. Lembaga Dalihan Natolu ini pada dasarnya memiliki peran di dalam tatanan
sosial kemasyarakatan dari masyarakat Batak Toba. Sehingga di dalam Penyelesaian
Sengketa Alternatif, Lembaga Dalihan Natolu ini berperan sebagai unsur dan motor penggerak dari proses penyelesaian sengketa alternatif itu sendiri bila terjadi konflik
dalam kehidupan anggota masyarakatnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Dalihan Natolu ini telah mengawali
penghayatan dan pengamalan kehidupan berdemokrasi di kehidupan anggota masyarakatnya, walaupun masih dalam sifat etnis terbatas ethnic scope tetapi
otentik authenticity .
Hal tersebut dipedomani mereka lewat pepatah “ Hata torop sabungan ni hata, hata mamunjung hata lalaen ” yang artinya suara terbanyak majoritas adalah
Wira Susanty Manalu : Eksistensi Penyelesaian Sengketa Alternatif Pada Masyarakat Batak Toba Studi Di Kota Medan, 2009.
induk keputusan, suara menyendiri adalah suara orang yang tidak waras tidak berakal sehat .
44
Lembaga Dalihan Natolu berperan sebagai unsur dan motor penggerak penyelesaian sengketa alternatif dalam penyelesaian sengketa masyarakat Batak Toba
khususnya di Kota Medan dimana penelitian ini dilakukan karena unsur Dalihan Natolu Hula – hula, Dongan Tubu dan Boru inilah yang bergerak melakukan
proses penyelesaian sengketa alternatif ,dimana unsur lembaga Dalihan Natolu baik Hula – hula, Dongan Tubu maupun Boru dari pihak yang bersengketa tersebut yang
beraktifitas dan secara langsung bekerja dalam hal melakukan pertemuan demi pertemuan untuk bermusyawarah membicarakan permasalahan atau sengketa yang
dialami, hingga bila unsur lembaga Dalihan Natolu ini tidak ada, maka penyelesaian sengketa alternatif dalam masyarakat Batak Toba juga tidak akan berjalan.
Penyelesaian sengketa alternatif dalam kehidupan masyarakat Batak Toba juga tidak akan dapat berjalan apabila lembaga Dalihan Natolu tidak ada, disebabkan
karena unsur lembaga Dalihan Natolu dari pihak yang bersengketa tersebut yang memiliki inisiatif dalam hal mencari tahu sengketa yang sedang terjadi, apa, mengapa
dan bagaimana sumber sengketa terjadi, lalu mengajak berkumpul, dan bermusyawarah untuk menyelesaikan sengketa yang sedang mereka alami tersebut.
Dapat dikatakan bahwa hubungan antara lembaga Dalihan Natolu terhadap Penyelesaian Sengketa Alternatif pada masyarakat Batak Toba khususnya masyarakat
44
Doangsa P.L. Situmeang , op. cit., hal 27
68
Wira Susanty Manalu : Eksistensi Penyelesaian Sengketa Alternatif Pada Masyarakat Batak Toba Studi Di Kota Medan, 2009.
Batak Toba di kota Medan dimana penelitian ini dilakukan, sangat erat karena lembaga Dalihan Natolu tersebut memiliki peran sebagai unsur penggerak utama
dari terwujudnya praktek proses penyelesaian sengketa alternatif tersebut.
B. Jenis – Jenis Sengketa Pada Masyarakat Batak Toba