Kepentingan Umum Dalam Berbagai Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia

bagaimana kalau pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan untuk kepentingan umum tersebut ditenderkan pada pihak swasta. Karena dalam praktiknya, banyak kegiatan untuk kepentingan umum namun pengelola kegiatannya adalah pihak swasta. Contohnya kegiatan pembangunan dan pengelolaan Waduk Kedung Ombo yang ketika itu kegiatan dan sekarang masih dikelola oleh pihak swasta.

3. Tidak Mencari Keuntungan.

Kalimat ini membatasi fungsi suatu kegiatan untuk kepentingan umum sehingga benar-benar berbeda dengan kepentingan swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan sehingga terkualifikasi bahwa kegiatan untuk kepentingan umum sama sekali tidak boleh mencari keuntungan. Kriteria kepentingan umum beserta prosedur untuk menerapkannya tidak dakan dapat berjalan dengan baik apabila tidak tersedia sumber daya manusia pelaksana yang memenuhi kualifikasi, baik secara moral maupun profesional.

C. Kepentingan Umum Dalam Berbagai Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia

Masalah kepentingan umum, memang sudah saatnya ada rumusan yuridisnya yang lebih pasti. Perlukah dan dapatkah serta seyogyanyakah diberikan rumusan yang rinci mengenai apa yang disebut pelanggaran kepentingan umum? Memang yang ideal ialah bahwa suatu rumusan undang-undang itu lengkap dan jelas, sehingga tidak perlu lagi ditafsirkan. Sebaliknya rumusan undang-undang yang jelas dan lengkap cenderung kasuistis sifatnya, sehingga tidak akan mudah mengikuti perkembangan Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008 keadaan dan tidak akan bertahan dalam kurun waktu yang lama yang akhirnya hanyalah merupakan “kata-kata mati” belaka. Konsep yang muncul ketika memulai pembicaraan tujuan hukum adalah kepentingan umum. Dengan demikian, kepentingan umum sebagai konsep harus berjalan berdampingan dengan terwujudnya negara. Negara dibentuk demi kepentingan umum dan hukum merupakan sarana utama untuk mewujudkan kepentingan umum tersebut. Hukum tidak mempunyai pilihan lain kecuali di samping menjamin kepentingan umum juga melindungi kepentingan perorangan agar keadilan dapat terlaksana. Berarti dapat dijelaskan bahwa hukum sendiri tidak dapat dipisahkan dari norma keadailan karena hukum adalah pengejawantahan dari prinsip- prinsip keadilan. 153 Reinach, sebagaimana pemikir lainnya, misalnya Notonegoro, berpendapat bahwa kepentingan umum hendaknya seimbang dengan kepentingan individu. Begitu pentingnya arti kepentingan umum dalam kehidupan bernegara yang dalam praktiknya berbenturan dengan kepentingan individu maka perlu didefinisikan dengan jelas. Satjipto Raharjo berpendapat bahwa isitlah kepentingan umum agar jelas dan memenuhi rasa keadilan masyarakat tidalah cukup dipahami secara 153 Noto Hamidjoyo, Demi Kemanusiaan dan Keadilan, tanpa tahun, dalam Adrian Sutedi, Implementasi Prinsip Kepentingan Umum dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan, Jakarta : Sinar Grafika, 2006, hal. 70-71. Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008 legalistik-formalistik, namun harus diintegrasikan menurut metode penemuan hukumnya. 154 Apabila nilai-nilai yang menyangkut kepentingan umum sudah ditinggalkan dan kepentingan pribadi atau kelompok ditonjolkan, friksi sengketa dan pergolakan tidak dapat dihindari. Paham negara hukum yang bersumber pada Pancasila meletakkan kepentingan individu dan kepentingan masyarakat secara seimbang. Negara tidak berfungsi secara pasif tetapi harus secara aktif mengusahakan ketertiban umum sekaligus menunjang kesejahteraan masyarakat. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang terdapat dapat dalam Pancasila merupakan penegasan mendasar bahwa aparatur pemerintah mengemban tugas penting berkenaan dengan kesejahteraan dan kepentingan umum. 155 Di Indonesia kosep kepentingan umum banyak ditemukan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, walaupun tidak ada satu undang-undang pun yang khusus mengatur mengenai kepentingan umum. Namun dalam banyak peraturan perundang-undangan di Indonesia, ditemukan kata-kata “kepentingan umum”. Konsep kepentingan umum di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, antara lain di dalam : 154 Maria S.W. Soemardjono, Kebijakan Pertanahan antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta : Kompas, 2001, hal. 12. 155 Adrian Sutedi, Op.cit, hal. 71. Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008

a. Penjelasan UU No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

Di dalam Pasal 4 ayat 31 UU No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan ditentukan, bahwa usaha yang semata-mata untuk kepentingan umum harus memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut : 1. Semata-mata bersifat sosial dalam bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan. 2. Semata-mata bertujuan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum 3. Tidak mempunyai tujuan mencari laba. Kalau seorang pengusaha membuka usaha pengangkutan yang jelas mendapatmencari keuntunganlaba yang menghubungkan suatu daerah terpencil dengan kota besar, sehingga daerah terpencil tadi menjadi makmur dan sejahtera, apakah itu bukan untuk kepentingan umum.

b. Penjelasan Pasal 49 huruf b UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Di dalam Penjelasan Pasal 49 huruf b UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dikatakan bahwa kepentingan umum adalah “kepentingan Bangsa dan Negara danatau kepentingan masyarakat bersama danatau kepentingan pembangunan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. c. Dalam Penjelasan Pasal 32 UU No.5 Tahun 1991 yang dirubah dengan UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI Dalam undang-undang ini dikatakan bahwa kepentingan umum adalah kepentingan Bangsa dan Negara danatau kepentingan masyarakat luas. Kepentingan Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008 umum harus dapat menunjang pembangunan nasional di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan lain-lain, demikianlah bunyi penjelasan Pasal 4 ayat 1 UU No.5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. 156 Selanjutnya ”kepentingan umum” dalam UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, pasal 35 c yang berbunyi: Jaksa Agung mempunyai tugas dan wewenang ”mengenyampingkan perkara demi kepentingan umum”. Kemudian dalam Penjelasannya disebutkan ”Kepentingan Umum” sebagai kepentingan bangsanegara danatau kepentingan masyarakat luas. Akan tetapi, penjelasan ini tidak menentukan secara limitatif apa rumusan atau definisi serta batasan dari ”kepentingan negara”, ”kepentingan bangsa”, atau ”kepentingan masyarakat secara luas” dimaksud, dengan demikian mengundang penafsiran yang beragam, baik di kalangan praktisi hukum, akademisi hukum, maupun masyarakat pada umumnya. Kepentingan arti lainnya adalah sangat perlu, sangat utama diutamakan, jadi pengertian kepentingan salah satunya adalah diutamakan. Yang jadi pertanyaan berikutnya kepentingan umum di bidang apa., Karena yang dimaksud dalam penjelasan Pasal 35 c UU No. 16 Tahun 2004, kepentingan umum adalah kepentingan negarabangsa dan masyarakat luas. Jadi kepentingan umum di sini harus diartikan sebagai kepentingan di semua aspek dalam bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat dalam arti yang seluas-luasnya dan yang menyangkut kepentingan 156 Lihat juga Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2006 jo. Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008 hajat hidup masyarakat yang luas. Kalau demikian pengertiannya, akan meliputi aspek-aspek antara lain: Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan, pendidikan, keadilan, HAM, agama, yang mempunyai cakupan yang luas. Jadi demi kepentingan umum publik bukan kepentingan pribadikelompok private.

d. Kepentingan Umum dalam bidang Hukum Pidana

Di dalam bidang hukum pidana, kepentingan umum juga banyak dibicarakan. Apabila penyidik menemukan alat bukti yang cukup, hasil penyidikan dilimpahkan ke penuntut umum dan jika menurut hasil penelitian penuntut umum, ternyata perbuatan tersangka terbukti--peristiwa hukum itu bukan merupakan tindak pidana--penuntut umum harus menghentikan penuntutan, menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penuntutan SP3. Demikian juga apabila hasil penyidikan yang dilakukan oleh penyidik yang telah memenuhi alat bukti yang cukup, peristiwa hukum yang disidik itu merupakan tindak pidana, dan penuntut umum sependapat dengan penyidik, penuntut umum bisa tidak melimpahkan perkara tersebut ke pengadilan, dengan melakukan penutupan perkara demi kepentingan hukum. Langkah lain yang dapat dilakukan oleh penuntut umum untuk tidak melimpahkan hasil penyidikan ke pengadilan adalah pengenyampingan perkara demi kepentingan umum. Penyampingan perkara demi kepentingan umum sangat jarang dilakukan. Pada masa Orde Baru pengenyampingan perkara demi kepentingan umum pernah diterapkan pada kasus M. Yasin tokoh petisi 50. Ketika berkas perkara dilimpahkan ke penuntut umum dalam tahap prapenuntutan, jaksa agung menggunakan hak oportunitasnya sesuai dengan KUHAP yaitu dengan mengenyampingkan perkara Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008 demi kepentingan umum. Kepentingan umum dalam hal ini adalah kepentingan politik. Mengapa kepentingan politik yang menjadi pertimbangan dalam mengenyampingkan perkara ini, pertimbangannya karena apabila perkara M. Yasin dituntut dan diadili di persidangan, akan menimbulkan gejolak politik yang luas di kalangan masyarakat termasuk di kalangan ABRI dan purnawirawan ABRI yangberdampak kepada stabilitas ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan lain-lain, jadi pertimbangan dalam perkara Jenderal M. Yasin ini adalah pertimbangan kepentingan umum dalam aspek politik negara. Salah satu penyebab dari jarang diterapkannya penyampingan perkara demi kepentingan umum ialah belum adanya definisi dan pengertian yang baku dari kepentingan umum. Belum ada kesepakatan di antara para intelektual hukum mengenai definisi dari kepentingan umum, demikian juga belum ada acuan yuridis dari pengertian kepentingan umum yang bisa dijadikan dasar bagi pembuat keputusan jaksa agung untuk mewujudkan asas oportunitas ini. Selanjutnya ”kepentingan umum” dalam konteks asas oportunitas yang dikenal di dalam hukum Pidana Formil diaplikasikan dalam UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, pasal 35 c yang berbunyi: Jaksa Agung mempunyai tugas dan wewenang ”mengenyampingkan perkara demi kepentingan umum”.

e. Dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Dalam ketentuan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas diatur juga mengenai kedudukan, tugas dan wewenang lembaga kejaksaan mengenai Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008 pembubaran perseroan berdasarkan putusan pengadilan yang dapat dimohonkan oleh lembaga kejaksaan, yakni : 157 a. Lembaga kejaksaan berdasarkan alasan yang kuat bahwa perseoran melanggar kepentingan umum atau Perseroan melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan. b. Permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat hukum dalam akta pendirian;

f. UU No. 28 Tahun 2004 tentang Yayasan

Istilah kepentingan umum termuat di dalam Pasal 46 2 UU No. 28 Tahun 2004 tentang Yayasan yang menyebutkan bahwa pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian pengawasan dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan anggaran dasar, atas permintaan kejaksaan dalam hak mewakili kepentingan umum, pengadilan dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian dana, penggantian pengawasan tersebut. Kejaksaan dapat memohon pembubaran yayasan yang tidak didaftarkan di pengadilan negeri dan tidak diumumkan dalam tambahan berita negara dan tidak mempunyai izin melakukan kegiatan dari instansi terkait. Baik dalam UU Perseroan Terbatas maupun Yayasan, tidak memberikan penjelasan lebih lanjut pengertian kuantitatif dan kepentingan umum. 157 Pasal 146 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008 g. Dalam Perpres RI No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Dalam undang-undang ini kepentingan umum dirumuskan sebagai kepentingan besar lapisan masyarakat yang tidak jauh berbeda dengan kepentingan mssyarakat luas. Pengertian Kepentingan umum disebutkan secara limitatif dalam Pasal 1 angka 5 disebutkan: ”Kepentingan umum adalah kepentingan sebagian besar lapisan masyarakat”. Selanjutnya dalam Pasal 5 disebutkan pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan pemerintah atau pemerintah daerah, meliputi: jalan umum, jalan tol, rel kereta api di atas tanah, di ruang atas tanah, ataupun di ruang bawah tanah, saluran air minumair bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi, waduk, bendungan, irigasi dan bangunan pengairan lainnya, rumah sakit umum dan pusat kesehatan masyarakat, pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api dan terminal, peribadatan, pendidikan dan sekolah, pasar umum, sarana olah raga, stasiun penyiaran radio, televisi dan sarana pendukungnya, kantor pemerintah, pemerintah daerah, perwakilan negara asing, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan atau lembaga- lembaga internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indoensia sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan, rumah susun sederhana, tepat pembuangan sampah, cagar alam dan cagar budaya, pertamanan, panti sosial, pembangkit, transisi dan distribusi tenaga listrik. Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008 Pengertian kepentingan umum sebagai dimaksud dalam mengeyampingkan perkara demi kepentingan umum, perseroan terbatas dan yayasan karena belum ada batasan serta definisi maupun pengertian yang limitatif, maka harus dilakukan penafsiran. Oleh karena itu, perlu dikemukakan pendapat para ilmuwan hukum sebagai salah satu parameter penafsiran dimaksud. Kemudian untuk lebih memperluas khazanah serta visi dari pengertian kepentingan umum baik kita kemukakan pendapat dari Roscou Pound, G.W. Paton, dan Julius Stone. 158 Pound mengemukakan tentang social interest kepentingan masyarakat, pendapat Pound tentang social interest berasal dari pemikiran Rudolf Van Ihering dan Jeremy Bentham. Yang dimaksud oleh Pound dengan social interest ini adalah suatu kepentingan yang tumbuh dalam masyarakat menurut keperluan di dalam masyarakat itu sendiri. Pound membagi tiga kategori interest: Public interest kepentingan umum, social interest kepentingan masyarakat dan private interest kepentingan pribadi. 159 Julius Stone dalam The Propinoc and Function of Law secara meyakinkan telah membuktikan bahwa apa yang disebut dengan public interests melebur dalam social atau individual interests atau dalam usaha negara mencari keseimbangan di antara interests ini. 160 158 Wahyu Wiriadinata, Kepentingan Umum, diakses dari situs : http:www.pikiran- rakyat.co.idcetak2007092007260902.htm, tanggal 26 September 2007. 159 Ibid. 160 Ibid. Agussalim Nasution : Standar Kepentingan Umum Dalam Permohonan Kepailitan Oleh Kejaksaan Menurut…, 2008 USU e-Repository © 2008 Dari analisis di atas dapat dibuat asumsi bahwa kepentingan umum dalam pandangan ilmu sosiologi hukum: ”Kepentingan umum adalah suatu keseimbangan antara kepentingan individu, masyarakat, penguasa, serta negara.” Sebagai bahan kajian kita dapat memberikan satu pandangan tentang pengertian kepentingan umum dari segi yuridis bahwa kepentingan umum dapat berlaku sepanjang kepentingan tersebut tidak bertentangan dengan hukum positif maupun hukum yang tumbuh hidup dan berkembang dalam masyarakat yang penerapannya bersifat kasuistis, sedangkan dari segi sosiologis kepentingan umum adalah adanya keseimbangan antara kepentingan individu, masyarakat, penguasa, dan negara yang bertujuan untuk memelihara ketertiban dan mencapai keadilan di masyarakat yang luas dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, pendidikan, dan kesehatan.

D. Standar Kepentingan Umum Dalam Pengajuan Permohonan Kepailitan