E. Rencana Usaha
Arah pengembangan perusahaan merupakan Grand Strategy Korporat untuk masa lima tahun mendatang. Saat ini Lotte Mart Center
Point Mall fokus untuk melakukan perbaikan dan pembenahan agar dapat secara optimal memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkuat bisnis
yang dijalankan. Arah pengembangan perusahaan untuk periode 2014-2018 adalah
sebagai berikut: a.
Memperbaiki berbagai kelemahan korporasi, diantaranya : b.
Peningkatan Kendali Perusahaan. c.
Peningkatan kualitas “data governance”. d.
Mengimplementasikan Sistem Teknologi Informasi yang andal MSE, E- Billing, SIM Operasional, Keuangan,Manajemen Kinerja, HRIS.
e. Peningkatan peran kendali manajer divisidinas dan supervisor.
f. Peningkatan Kualitas Layanan.
g. Pembentukan “Customer Care Relationship”.
h. Peningkatan “Claim Responsiveness”.
i. Peningkatan akurasi informasi layanan.
j. Peningkatan keamanan dan keselamatan layanan.
k. Peningkatan kualitas dan kapasitas fasilitas dan perlatan.
1 Peningkatan kualitas pelayanan dan produktivitas bongkar muat.
2 Peningkatan Kinerja Keuangan.
3 Penetapan standar biaya per segmen usaha.
4 Melakukan perubahan struktur biaya ke arah efisiensi.
l. Menyediakan dana belanja modal yang aman dan berbiaya rendah.
m. Sentralisasi penyediaan dan penggunaan BBM.
n. Peningkatan Organisasi dan SDM.
o. Penerapan remunerasi berbasis kinerja.
p. Melakukan internalisasi CIPTa kepada seluruh karyawan.
q. Melakukan evaluasi organisasi sesuai perkembangan bisnis secara
berkala. r.
Restrukturisasi organisasi sesuai tuntutan perkembangan bisnis. s.
Meningkatkan kompetensi SDM. t.
Peningkatan Manajemen Aset. u.
Peningkatan pengamanan dan utilisasi aset idle pada Lotte Market. v.
Memperkuat bisnis yang telah dijalankan, dan meraih peluang bisnis w.
Mengembangkan Bisnis Logistik menjadi Logistics Provider atau 3PL.
Sumber : Situs Resmi Lotte Mart Center Point Mall
BAB III
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA LOTTE MART CENTER POINT MALL
A. Pengertian Kas dan Internal Akuntansi
Untuk memenuhi lebih dalam tentang pengertian sistem pengendalian internal kas maka penulis menjelaskan definisi dari kas dan
pengendalian terlebihi dahulu :
a. PengertianKas
Kas Cash adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertaslogam dan benda-benda lain yang dapat digunakan sebagai media tukaralat
pembayaran yang sah dan dapat diambil setiap saat.Kas adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan
teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas,
uang logam, dan saldo rekening giro di bank. Ikatan Akuntansi Indonesia IAI mengungkapkan pengertian
kasadalah“Kas terdiri atas saldo kas Cash On Hand, rekening giro, atau setara kas Cash Equivalent adalah sebuah investasi yang bersifat sangat
likuid, berjangka pendek dan bisa dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko atas perubahan nilai yang
signifikan”.Ini menandakan bahwa perusahaan memiliki resiko yang relatif lebih kecil untuk tidak bisa memenuhi kewajiban hutang
finansialnya. Namun hal ini tidak berarti sebuah perusahaan harus terus berusaha mempertahankan persediaan kas dengan jumlah yang sangat
besar, karena makin besar rekening kas itu artinya makin besar dana yang menganggur tidak digunakan dan nantinya akan memperkecil laba
perusahaan yang akan didapat.
MenurutGarbutt 1985dalam Basalamah,A 1994:11 pengertian kas
secara umum yaitu kas adalah uang yang dimiliki oleh perusahaan.
Sedangkan Menurut Gito Sudarmo, I dan Basri 1995 : 61mengemukakan pengertian kas adalah sebagai nilai uang kontan yang
ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang ada dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial, yang
mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya dan menurut
Djarwanto,Ps 1996 : 37mengemukakan bahwa kas adalah uang tunai
dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
Kas tidak hanya disimbolkan pada uang tunai saja, contohnya pada koperasi Eka Bakti sumber-sumber penerimaan kas muncul dari transaksi-
transaksi seperti penerimaan dari pengumpulan piutang, tabungan, simpanan berjangka, simpanan-simpanan lain, bunga, penjualan aktiva
tetap, dan penghasilan lain-lain. Sedangkan pengeluaran kasnya bisa muncul dari berbagai pembayaran tunai, misalnya untuk penyaluran
pinjaman, pembayaran kembali tabungan, upah tenaga kerja, biaya-biaya tunai, pembelian aktiva tetap untuk periode yang bersangkutan, pajak dan
pembayaran SHU Sisa Hasil Usaha. Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kas adalah modal kerja yang sifatnya paling
likuid lancar. Semakin besar jumlah nominal kas yang terdapat pada
suatu perusahaan artinya makin tinggi tingkat likuiditasnya.
b. Pengendalian Internal
Dalam teori akuntasi dan organisasi, pengendalian internal atau internal controldidefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber
daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan fraud dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud seperti mesin
dan lahan maupun tidak berwujud seperti reputasi atau hak kekayaan
intelektual seperti merek dagang.
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen,
para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan stakeholder lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan
ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi,
kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan
keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian Internal, atau dengan kata lain
bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi
keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Sebagaimana diketahui bahwa definisi Pengendalian Internal yang dikemukakan commite on Auditing Procedur American Institute of
Carified Public Accountant ICPA adalah Pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah
digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi
operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAPPengendalian Internal di definisikan sebagai “Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi serta
semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mencek kecermatan dan keandalan
data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.”
Menetapkan pengendalian internal yang diterapkan dalam suatu perusahaan sangat penting sekali untuk mengetahui bagaimana kerangka
prosedur-prosedur yang berhubungan dan disusun dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan oleh fungsi utama
dari perusahaan dan urutan yang berkesinambungan serta melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian untuk menjamin adanya perlakuan
yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi. Dari beberapa definisi yang diungkapkan di atas tersebut, dapat
disimpulkan bahwa, Pengendalian Intern merupakan suatu “Pengendalian” yang terdiri dari berbagai macam unsur dengan tujuan
untuk melindungi harta ,benda perusahaan, meneliti ketetapan dan seberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong efisien operasi
dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan Pimpinan.
c. Akuntansi
Menurut Niswonger,Warren,Reeve, Fess 2005 :10“Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada para
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi keuangan”.
Menurut Mardiasmo 2000:1 “Akuntansi adalah seni pencatatan,penggolongan peringkasan dan transaksi-transaksi keuangan
suatu organisasi dengan cara tertentu yang sistemtis,serta penafsiran terhadap hasilnya”.
Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi adalah suatu seni mencatat, mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dengan cara
yang berarti untuk mendapatkan informasi yang bersifat keuangan yang dibutuhkan suatu organisasi agar dapat beroperasi secara efisien,
mengetahui hasil kerja selama ini dan merencanakan kegiatan ke depan agar lebih baik.
Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi, perkembangan
ini juga mengakibatkan perubahan beberapa istilah dan teknik yang digunakan jika sebelumnya proses data akuntansi menjadi informasi
disebut dengan sistem akuntansi maka dewasa ini disebut sistem informasi akuntansi.
Pengertian yang jelas mengenai sistem informasi akuntansi yang diuraikan oleh Bodnar dkk 2000 : 1 adalah:“Kumpulan sumber daya,
seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi yang dikomunikasikan kepada beragam pengambilan
keputusan”. Sistem Infromasi Akuntansi merupakan kesatuan dan keseluruhan
komponen yaitu modal dan manusia, untuk mengolah data transaksi dalam menyiapkan informasi keuangan yang berguna bagi para pemakai informasi
keuangan dalam membuat keputusan untuk mencapai berbagai tujuan dalam kesatuan usaha dan dalam penggunaan sumber daya seefisien dan
seefektif mungkin. Sistem informasi Akuntansi dapat juga dipakai untuk menentukan indikasi kinerja performance indicator sebagai dasar
penilaian kinerja. Indikator kinerja dapat berupa finansial dan non-finansial.
Dari defenisi Sistem Informasi Akuntansi dapat dilihat kaitan yang erat antara akuntansi dan sistem informasi. Akuntansi membentuk
sebagian besar informasi umum yang dinyatakan secara kuantitatif. Dalam konteks ini akuntansi menjadi bagian dari sistem informasi umum dari
suatu kesatuan yang beroperasi sekaligus menjadi bagian dari suatu bidang dasar yang dibatasi oleh konsep informasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang saling berhubungan dengan tujuan
memberikan informasi kepada para pengguna informasi untuk pengambilan keputusan manajemen dengan menggunakan berbagai
sumber daya.
B. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Kas
Dalam pelaksanaan kegiatan instansi saat ini. Manajemen membutuhkan sistem pengendalian internal untuk melakukan
perencanaan yang merupakan langkah awal sebelum melakukan kegiatan usaha. Perencanaan tersebut bertujuan menentukan tujuan, menyusun
target yang akan dicapai, menyusun anggaran dan untuk mengambil keputusan yang efektif dalam mencapai tujuan-tujuan instansi yang terkait.
Dalam perencanaan ditentukan apa yang harus dilakukan instansi pada waktu yang akan datang siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana jika
terjadi kegagalan. Manfaat dari adanya perencanaan pada sistem pengendalian internal adalah :
1. Instansi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan. 2.
Kemajuan dapat terus dipantau dan diukur sehingga tindakan korektif dapat diambil apabila tingkat pelayanan publik tidak memuaskan.
3. Dapat mempercepat dalam menghimpun dan mengkaji data objek
kantor cabang dan pendapatan lainnya sesuai standar yang ditetapkan. 4.
Dapat mempermudah pengembangan sistem otomatisasi dan komputerasisasi penyajian data objek, subjek dan potensi pendapatan
dan pendapatan lainnya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 85 “Kas adalah
alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”.Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat
menarik dan mudah untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Oleh karena
itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya
pengendalian intern internal control yang baik atas kas dan bank. Sistem pengendalian kas cash control system adalah prosedur yang dianut untuk
menjaga dana kas perusahaan. Sistem ini membentuk pengendalian intern yang memadai terhadap kas.
Pengendalian internal kas merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas perusahaan tidak diselewengkan. Meskipun
penyelewengan itu tidak mungkin untuk dihilangkan tetapi dengan
pengendalian intern kas penyelewengan ini dapat dihindari.
Tujuan utama pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan dapat terjadi. Untuk dapat merealisasikan tujuan utama
tersebut, maka pengawasan pada tahap pertama bertujuan agar tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-instruksi yang dikeluarkan.
Pada tahap berikutnya untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana. Berdasarkan
hal tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya. Jadi sistem pengawasan harus dapat dengan segera melaporkan penyimpangan dari
rencana.Proses pengawasan biasanya terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1.
Penetapan standar pelaksanaan Perencanaan. 2.
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. 3.
Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata. 4.
Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar. 5.
Pengambilan tindakan koreksi bila perlu. Pengendalian internal kas ada 2 yaitu:
1. Pengendalian internal untuk Penerimaan Kas
a Semua penerimaan kas harus segera dicatat
b Hendaknya semua penerimaan kas pada hari itu juga harus disetor
ke bank c
Adanya pemisahan fungsi antara petugas yang menangani penerimaan kas dilakukan dengan mesin cash register
2. Pengendalian internal untuk Pengeluaran Kas
a Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan menggunakan cek,
kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil yang tidak efisien jika dilakukan menggunakan cek dapat dilakukan dengan menggunakan
dana kas kecil. b
Cek harus ditandatangani minimal 2 orang pejabat c
Cek yang batal digunakansalah tulis harus diasir dengan rapi d
Hendaknya diberikan cap lunas untuk bukti dan cek yang sudah dikeluarkan
Tujuan umum dari pengendalian internal kas adalah sebagai berikut: 1.
Adanya pemisahan tugas. Pemisahan tugas ini harus dilakukan supaya kas dapat lebih terjaga
keamanannya dari segala persekongkolan. 2.
Semua transaksi kas diotorisasi dan dicatat dengan tepat. Pengendalian internal kas bertujuan supaya transaksi yang telah terjadi
mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang, dapat dicatat dengan tepat sehingga manajemen dapat mengevaluasi semua informasi
terhadap transaksi dengan benar 3.
Meyakinkan adanya uang kas yang cukup.
Dengan uang kas yang cukup perusahaan dapat menggunakan uang kas tersebut untuk membayar utang yang telah jatuh tempo. Dan apabila
terdapat kelebihan uang kas maka perusahaan dapat menggunakan uang kas yang menganggur tersebut untuk investasi perusahaan.
4. Mencegah hilangnya uang kas akibat kecurangan.
Dengan pengendalian internal kas diharapkan segala penyalahgunaan kas dapat ditekan serendah mungkin. Pengendalian internal yang
berfungsi dengan baik dan efektif akan membantu manajemen dalam mengambil keputusan.
Pengendalian internal kas merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas perusahaan tidak diselewengkan. Meskipun
penyelewengan itu tidak mungkin untuk dihilangkan tetapi dengan pengendalian internal kas penyelewengan ini dapat dihindari. Pengendalian
internal dalam perusahaan sangat diperlukan untuk mengawasi dan memberikan jaminan terhadap keamanan harta perusahaan. Oleh karena itu,
setiap perusahaan dituntut untuk mengawasi kondisi perusahaannya dengan menjaga seluruh aktivitas operasi perusahaan dengan suatu pengendalian
yang baik. Pengendalian yang sangat penting diperhatikan adalah kas.
Fungsi Pengendalian Internal Kas
Fungsi pengendalian internal kas secara umum antara lain ialah untuk menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya
kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan
oleh personil dan yang berwenang dan dengan jumlah yang benar. Beberapa
hal pokok fungsi pengendalian internal kas antara lain :
1. Menjaga asset perusahaan dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
pencurian, pembobolan, manipulasi, dankorupsidilakukan fraud oleh pihak-pihak tertentu, serta penggunaaan harta kekayaan perusahaan
yang tidak diotorisasi. 2.
Meningkatkanakurasidankepercayaandaricatatanakuntansidengancaram engurangiresikokesalahandalam proses akuntansi.
3. Mendorongdicapainyaefisiensisertadipatuhinyakebijakanmanajementen
tangkas.
C. Unsur - Unsur Pengendalian Internal Kas