BAB III
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA LOTTE MART CENTER POINT MALL
A. Pengertian Kas dan Internal Akuntansi
Untuk memenuhi lebih dalam tentang pengertian sistem pengendalian internal kas maka penulis menjelaskan definisi dari kas dan
pengendalian terlebihi dahulu :
a. PengertianKas
Kas Cash adalah aktiva lancar yang meliputi uang kertaslogam dan benda-benda lain yang dapat digunakan sebagai media tukaralat
pembayaran yang sah dan dapat diambil setiap saat.Kas adalah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan
teratas dari aset. Yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas,
uang logam, dan saldo rekening giro di bank. Ikatan Akuntansi Indonesia IAI mengungkapkan pengertian
kasadalah“Kas terdiri atas saldo kas Cash On Hand, rekening giro, atau setara kas Cash Equivalent adalah sebuah investasi yang bersifat sangat
likuid, berjangka pendek dan bisa dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko atas perubahan nilai yang
signifikan”.Ini menandakan bahwa perusahaan memiliki resiko yang relatif lebih kecil untuk tidak bisa memenuhi kewajiban hutang
finansialnya. Namun hal ini tidak berarti sebuah perusahaan harus terus berusaha mempertahankan persediaan kas dengan jumlah yang sangat
besar, karena makin besar rekening kas itu artinya makin besar dana yang menganggur tidak digunakan dan nantinya akan memperkecil laba
perusahaan yang akan didapat.
MenurutGarbutt 1985dalam Basalamah,A 1994:11 pengertian kas
secara umum yaitu kas adalah uang yang dimiliki oleh perusahaan.
Sedangkan Menurut Gito Sudarmo, I dan Basri 1995 : 61mengemukakan pengertian kas adalah sebagai nilai uang kontan yang
ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang ada dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial, yang
mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya dan menurut
Djarwanto,Ps 1996 : 37mengemukakan bahwa kas adalah uang tunai
dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
Kas tidak hanya disimbolkan pada uang tunai saja, contohnya pada koperasi Eka Bakti sumber-sumber penerimaan kas muncul dari transaksi-
transaksi seperti penerimaan dari pengumpulan piutang, tabungan, simpanan berjangka, simpanan-simpanan lain, bunga, penjualan aktiva
tetap, dan penghasilan lain-lain. Sedangkan pengeluaran kasnya bisa muncul dari berbagai pembayaran tunai, misalnya untuk penyaluran
pinjaman, pembayaran kembali tabungan, upah tenaga kerja, biaya-biaya tunai, pembelian aktiva tetap untuk periode yang bersangkutan, pajak dan
pembayaran SHU Sisa Hasil Usaha. Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kas adalah modal kerja yang sifatnya paling
likuid lancar. Semakin besar jumlah nominal kas yang terdapat pada
suatu perusahaan artinya makin tinggi tingkat likuiditasnya.
b. Pengendalian Internal