Pengertian UKM Jenis-jenis UKM

19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN DAN UKM

A. Usaha Kecil Menengah UKM

1. Pengertian UKM

a Usaha Kecil Usaha kecil merupakan bagian integral dan usaha nasional yang mempunyai kedudukan dan peranan yang strategis dalam mewujudkan pembangunan nasional. Mengacu Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria Usaha Kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah: 1 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2 Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1 Milliar 1 Tahun. b Usaha Menengah INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari 200 Juta sampai maksimal 10 Milliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 1 1 Titik Sartika, “Ekonomi Skala Menengah dan Koperasi” jakarta: Ghalia Indonesia, 2004, hal.27-28 20 Untuk kriteria Usaha Menengah: 1 Untuk Sektor Industri, memiliki total asset paling banyak Rp. 5 Milliar, 2 Untuk Sektor non Industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 600 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan termpat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 Milliar. Secara normatif, moral filosofis sistem ekonomi kerakyatan sebenarnya sudah tercantum dalam Undang-Undang 1945, khususnya Pasal 33, yang jika disederhanakan bermakna bahwa perekonomian bangsa disusun berdasarkan demokrasi ekonomi dimana kemakmuran rakyat banyaklah yang lebih di utamakan di bandingkan kemakmuran orang perorang. Bumi, air serta kekayaan alam serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah pokok-pokok atau sumber-sumber kemakmuran rakyat, maka hal tersebut berarti harus di kuasai dan di atur oleh negara sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat. 2

2. Jenis-jenis UKM

Pembagian jenis-jenis usaha kecil dan menengah dilihat dari bentuk usahanya, Drs. Soetrisno P.H., menerangkan bahwa struktur ekonomi Indonesia dari segi kelembagaan ekonomi sektoral berdasarkan yuridis- konstitusional yaitu pasal 33 dan 34 Undang-Undang Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial. Pasal 33 yang paling pokok dan melandasi usaha-usaha 2 Thohir Luth, “Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia” Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005, hal.16 21 pembangunan nasional dibidang ekonomi. Adapun bunyi pasal 33 sebagai berikut: a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. c. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai Negara dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 3 Yang termasuk dalam sektor ekonomi antara lain: a. Sektor Koperasi b. Sektor Negara Sektor Swasta, terbagi antara lain: a. Perseroan Terbatas b. Perseroan Komanditer c. Firma Usaha Perseorangan d. Perusahaan Internasional Berdasarkan bentuk hasil produksi, perusahaan terbagi atas enam bagian, antara lain: a. Perusahaan Industri b. Perusahaan Niaga c. Perusahaan Agraris d. Perusahaan Jasa e. Perusahaan Ekstraktif 3 Edillius, et. All., “Pengantar Ekonomi Perusahaan” jakarta: Rineka Cipta, 1992, hal.12 22 f. Perusahaan Kredit 4 Ada salah satu sub bagian kecil UKM yang memiliki enterpreneurship kewirausahaan, tetapi ada pula yang tidak menunjukan sifat tersebut. Dengan menggunakan kriteria tersebut, maka kita dapat membedakan UKM dalam empat kelompok atau empat jenis sebagai berikut: a. Livelihood Aktivities, Usaah Kecil dan Menengah UKM yang masuk kategori ini pada umumnya bertujuan mencari kesempatan kerja untuk mencari nafkah. Para pelaku dikelompok ini tidak memiliki jiwa kewirausahaan. Kelompok ini disebut sebagai sektor informal. b. Micro Enterprises, UKM ini lebih bersifat pengrajin dan tidak bersifat wirausaha. c. Smaal Dynamic Enterprises, UKM jenis ini cukup memiliki kewirausahaan. d. Fast Moving Interprises, ini adalah UKM asli yang mempunyai jiwa kewirausahaan. Kelompok ini akan menghasilkan pengusaha skala menengah dan besar Sedangkan berdasarkan laporan kelompok pakar UKM, APEC dimana Indonesia menjadi motornya telah di identifikasi empat UKM di lingkungan APEC Asia Pacific Economic Cooperation, yaitu: 5 4 Ibid h.15 5 Hasan Amin, “Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan” Jakarta: Pradiya Utama, 1976 23 a. Kelompok A UKM yang telah memiliki pasar global. Kelompok ini telah menjadi sub- kontrak dari perusahaan multi-nasional terutama di sektor otomotif dan elektronik. Jumlah mereka sekitar 3-4 b. Kelompok B UKM yang telah memasuki pasar Internasional. Kelompok ini sudah mengekspor, tetapi atas dasar pesanan luar negeri dan bukan atas upaya pemasaran yang agresif, berbeda dengan kelompok A, kelompok B tidak kontinue. Di Indonesia kelompok ini banyak terdapat di Bali dimana para importer asing yang datang sebagai turis telah melaksanakan order bisnis yang cukup lumayan. Bahkan produk yang di ekspornya bukan dari Jawa Tengan dan Jawa Barat. Jumlah mereka 5-7. c. Kelompok C UKM yang belum pernah melakukan transaksi Luar Negeri, tetapi memiliki potensi yang besar. Jumlah mereka sekitar 30. d. Kelompok D UKM yang tidak ada orientasi ke pasar Luar Negeri. Mayoritas UKM Indonesia berada di kelompok ini dan jumlah mereka sekitar 60.

3. Kelemahan dan Keunggulan Usaha Kecil Menengah