82
dalam Central nervous system CNS, akhirnya terjadi gerakan gerakan tertentu yang dikoordinasikan oleh otak. Apabila tubuh terpapar secara berulang
pada jangka waktu yang lama, maka mekanisme kerja enzim kholinesterase terganggu, dengan akibat adanya ganguan pada sistem syaraf Syarief, 2007.
Menurut Wudianto 2010 menyebutkan bahwa penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan kurang dari 2 minggu sebelum panen dengan maksud agar
pestisida sudah terurai saat di panen. Sakung 2004, tidak terdapatnya bahan aktif
tersebut menurut ketentuan dari komisi pestisida bahwa panen dilakukan 2 minggu setelah penyemprotan. Jika waktu penyemprotan dan pemetikan antara 2-
5 hari maka pestisida yang diaplikasikan meninggalkan residu yang banyak karena belum terurai secara alami oleh hujan dan embun pada malam hari.
5.7 Karakteristik Responden
Hasil analisis data menunjukkan bahwa karakteristik responden konsumen sayuran yaitu sebagian besar berada pada kelompok umur 26-35 tahun sebanyak
51 orang 53,1. Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa responden konsumen sayuran
sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 39 orang 40,6.
5.8 Pengetahuan Konsumen tentang Residu Pestisida pada Sayuran
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan konsumen baik sebanyak 32 orang 33,3, sedang 59 orang
61,5, dan kurang sebanyak 5 orang 5,2. Dengan demikian dapat diketahui
Universitas Sumatera Utara
83
bahwa mayoritas konsumen memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang residu pestisida pada sayuran.
Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo 2005 yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengideraan
melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan,
pengalaman dari diri sendiri maupun oranglain, media massa maupun lingkungan. Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen menjawab
salah untuk pertanyaan pengetahuan bagaimana sayuran yang tidak baik yaitu sebanyak 69 orang 71,5. Dari 69 orang tersebut terdapat 61 orang 63,5
yang memilih bahwa sayuran yang tidak baik itu adalah sayuran yang terdapat sedikit kerusakan pada sayuran. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
konsumen tidak tahu bahwa sayuran yang baik itu seharusnya ada sedikit kerusakan.
Pengetahuan konsumen tentang keefektifan menghilangkan sisa racun pestisida pada sayuran dengan mencuci pada air mengalir juga masih kurang.
Karena sebagian besar konsumen masih menjawab salah yaitu sebanyak 68 orang 70,8. Dari 68 orang tersebut terdapat 64 orang 66,7 mengatakan bahwa
cara tersebut sangat efektif untuk menghilangkan sisa racun serangga yang terdapat pada sayuran, sementara cara tersebut kurang efektif, karena hanya
mampu menghilangkan sisa racun serangga pada sayuran sebanyak 25-75. Menurut penelitian Sembiring 2011, diketahui bahwa penurunan residu
pestisida sebesar 6,91 pada tanaman cabai. Berdasarkan penelitian Alen dkk
Universitas Sumatera Utara
84
2015, diketahui bahwa pada selada yang dicuci dengan air 0,080 ppm mengalami penurunan kadar dari selada yang tidak dicuci 0,204 ppm sebesar
60,1. Terjadinya penurunan residu pestisida pada saat pencucian, hal ini disebabkan karena sifat kimia dari organofosfat adalah dapat dihidrolisis oleh air.
5.9 Sikap Konsumen tentang Residu Pestisida pada Sayuran