20
2. Pengertian, Tekhnik, Syarat, dan Jenis Pantun
a. Pengertian dan Tekhnik Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa,
misalnya, dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik atau
empat baris bila dituliskan, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a. Pantun pada mulanya merupakan
sastera lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
11
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam
mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya, dan biasanya tidak punya hubungan dengan bahagian kedua yang menyampaikan
maksud selain untuk mengantarkan rimasajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Karmina
dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun versi
pendek hanya dua baris, sedangkan talibun adalah versi panjang enam baris atau lebih.
12
b. Syarat-Syarat Pantun
Syarat-syarat pantun diantaranya: a
Terdiri atas empat baris b
Tiap-tiap baris terdiri dari 8 sampai 10 suku kata. c
Dua baris pertama disebut “sampiran”dan baris berikutnya disebut “isi”pantun
d Pantun mementingkan rima akhir,maksudnya baris bunyi akhir
baris pertama 1sama dengan bunyi akhir baris ketiga 3 dan
11
Inur Hidayati, Kumpulan Pantun, Jakarta: Transmedia Pustaka, 2010, Cet.Ke-7, h. 19.
12
Andi Soenaryo, Buku Pintar Pantun dan Puisi, Jakarta : Kartika, 2008, h. 10.
21
bunyi akhir baris kedua2sama dengan bunyi akhir baris keempat4, Contohnya:
Kalau ada sumur diladanga Boleh aku menumpang mandib
Kalau ada umurku panjanga Boleh kita berjumpa lagib
c. Jenis-Jenis Pantun
Menurut isinya pantun dapat dibedakan: 1
Pantun anak-anak 2
Pantun orang muda 3
Pantun jenaka 4
Pantun teka-teki Menurut bentuknya pantun dibedakan menjadi :
1 Pantun biasa
Contoh: Kalau ada sumur diladang
Boleh aku menumpang mandi Kalau ada umurku panjang
Boleh kita berjumpa lagi
2 Pantun berkait
Disebut juga pantun berantai ,ada pula yang menamakan seloka. Pantun berkait terdiri atas beberapa bait sambung
menyambung. Larik kedua dan keempat pada tiap baitnya menjadi larik pertama dan ketiga bait berikutnya.
13
Contoh dari pantun berkait:
Bunga melur cempaka putih Bunga rampai di dalam puan
Tujuh malam semalam rindu Belum sampai padamu tuan
Bunga rampai di dalam puan Ruku-ruku dari peringit
Belum sampai padamu tuan Rindu sahaya bukan sedikit
3 Talibun
Talibun semacam pantun juga,tetapi terdiri atas enam, delapan atau sepuluh baris. Bila terdiri enam baris, maka yang tiga
baris merupakan sampiran dan yang tiga baris berikutnya menggunakan isi. Contoh dari talibun:
Bukan hamba takutkan mandi Takut hamba berbasah-basah
Mandi di lubuk pariangan Bukan hamba takutkan mati
Takutkan hamba kan patah-patah Hamba di dalam bertunangan
13
Inur Hidayati, Kumpulan Pantun, Jakarta: Transmedia Pustaka, 2010, Cet.Ke-7, h. 22.
22
4 Pantun kilatkarmina
Ialah pantun yang terdiri hanya dua baris saja, baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua isi. Contoh dari
pantun kilat: Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci
C. Konsep Dakwah