BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah suatu risalah yang harus diperjuangkan oleh umatnya agar bisa menyebar ke seluruh pelosok dan penjuru bumi ini, tentu dengan
memperhatikan peran utamanya sebagai mudzakir pemberi peringatan bukan sebagai musaitir pemaksa. Untuk itu Islam disebut sebagai agama tabligh,
yaitu agama yang didalamnya terdapat usaha menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang-orang yang belum mempercayainya sebagai tugas suci.
Sebagaimana terangkai dalam firman Allah dalam surat Yaasin 17:
☺
Artinya: Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan perintah
Allah dengan jelas. Dalam ayat tersebut diharapkan agar seorang muslim menyampaikan
ajaran Islam kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Islam adalah agama
dakwah.
1
Artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya umat Islam sangat
bergantung terhadap kegiatan dakwah yang dilakukannya, karena itu kegiatan dakwah dengan ahsanul qaula, ucapan dan perbuatan yang paling baik
sebagaimana tertera dalam surat Fushilat ayat 33:
☺ ☺
1
M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Jakarta: Al-Amin Press, 1997, h.8.
1
2
Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?
Dakwah merupakan suatu proses berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia
masuk ke jalan Allah dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami.
2
Di dalam melakukan dakwah bukanlah perkara mudah karena seorang da’i yang membawa pesan dakwah harus mampu memiliki metode yang tepat, agar
terjadi proses dakwah yang efektif. Terjadinya respon pada mad’u terhadap pesan dakwah yang disampaikan merupakan indikator terjadinya proses
penerimaan pesan. Dengan memahami segala unsur-unsur yang terhimpun dalam kegiatan
dakwah, yaitu pesan dakwah, unsur manusia yang dihadapi, unsur medan dakwah, ruang dan waktu, metode yang sesuai, sehingga daya penggerak
untuk suatu langkah yang tepat, dengan itulah seorang da’i dapat menentukan dan menjalankan dakwah efektif.
3
Dalam menyampaikan materi dakwah, ada berbagai macam metode yang digunakan oleh seorang da’i atau seseorang yang menyampaikan pesan,
dalam hal ini tentunya mengenai pesan dakwah. Hal ini agar memberikan daya tarik bagi mad’u sehingga pesan yang disampaikan tidak berkesan monoton,
yang akan berakibat terhadap penurunan perhatian mad’u dan menimbulkan aksi–aksi negatif yang dapat menganggu proses penyampaian dakwah, baik
2
Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual,Jakarta, Jakarta:Gema Insani Press, 1998, h.76-77.
3
Mukti Ali, Faktor-Faktor Penyiaran Islam , Jakarta:YPTDI, 1971, h.73.
3
dengan cara mengobrol dengan mad’u lainnya atau kegiatan lain yang dapat mengganggu kekhusukan pada saat ceramah.
Salah satu cara yang dapat meningkatkan perhatian mad’u adalah dengan seni mengolah bahasa yang dikemas dengan humor. Humor dapat
menjadi alat positif untuk menarik perhatian mad’u namun jika humor digunakan berlebihan pun akan berakibat fatal, karena akan menghilangkan
makna atau hakikat pesan dakwah yang disampaikan. Dalam hal ini, akan membahas pantun yang merupakan bagian dari teknik humor.
Menjadi hal menarik bagi penulis, karena mengangkat sosok mubaligh yang memiliki ciri khas dalam penggunaan pantun dalam penyampaian
dakwahnya. Beliau adalah Ustad Taufiqurrahman, beliau merupakan salah satu mubaligh yang tidak asing dalam media TV karena beliau kerap kali
menjadi narasumber terhadap permasalahan kontemporer yang ada di masyarakat dengan pembahasan secara hukum berbasis Islam. Di antara
aktivitas dakwah beliau pada media massa televisi:menjadi juri pada acara Pildacil, Cahaya Hati di ANTV, Titian Kalbu di TV ONE. Dalam beberapa
tayangan TV yang pernah mengundang beliau, kerap kali menjadikan Pantun sebagai senjata pamungkas dalam pengkemasan humor beliau. Namun dalam
penelitian ini, penulis tidak melakukan penelitian Ustad Taufiqurrahman dalam media TV, namun lebih melihat terhadap aktivitas beliau diluar yaitu
khususnya pada responden yang telah ditentukan oleh peneliti pada jamaah di Majelis Taklim Abiturien al-Falah
4
Karena melihat pengajian tersebut sudah cukup lama ada sejak tahun
1980an, maka judul dalam penelitian ini adalah: RESPON JAMAAH TERHADAP PANTUN HUMOR DALAM DAKWAH USTAD
TAUFIQURRAHMAN Studi Kasus Pada Pengajian Di Majelis Taklim Abiturien al-Falah Kelurahan Ujung Menteng Jakarta Timur.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah