25
BAB III KONDISI KETENAGAKERJAAN DI ARAB SAUDI
A. Sistem Ketenagakerjaan Di Arab Saudi
Arab Saudi adalah sebuah negara luas di Timur Tengah yang memiliki hubungan erat dengan Indonesia. Setiap tahun puluhan ribu orang Indonesia
bekerja di negara ini dengan sistem kontrak kerja. Kebanyakan tenaga kerja Indoensia di Arab Saudi adalah wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah
tangga Komnas HAM: 22. Arab Saudi adalah negara monarki yang berdasarkan hukum Islam. Raja
adalah penguasa eksekutif sekaligus pembuat undang-undang. Kerena itulah, selain mempunyai kedudukan sebagai pemimpin politik, raja berperan juga
sebagai imam atau pemimpin agama. Negara ini praktis tidak memiliki undang- undang dasar, karena sumber hukumnya adalah agama Islam. Sebuah badan yang
disebut Syariah membuat segala peraturan untuk ketertiban masyarakat. Tetapi beberapa peraturan tertentu dibuat dengan dekrit raja Komnas HAM 2005: 23.
Hal-hal yang menjadi tradisi kerja di Arab Saudi yaitu Komnas HAM 2005: 29 :
1. Wanita tidak boleh bergaul dengan dengan laki-laki bukan muhrimnya.
2. Memberi senyum kepada pria selain keluarga dekat dianggap rendahan
aib. 3.
Jangan menerima telepon tanpa seizin majikan, apalagi telepon dari pria. 4.
Orang Arab memiliki sifat kasar, baik kata-kata maupun tindakan.
26 5.
Mereka kadang-kadang menyebut kata bunuh, sapi, keledai tetapi tidak berarti bahwa benar-benar mau dibunuh.
6. Majikan akan tersentuh hatinya apabila Anda mengucapkan kalimat,
“semoga Allah merahmati kedua orang tuamu”, atau, “semoa Allah memperpanjang umurmu
” pada saat meminta gaji yang belum dibayarkan.
7. Majikan suka berterus terang dan tidak sembunyi-sembunyi. Apabila
mereka tidak menyukai anda akan mengatakan, “Saya tidak suka Anda melakukan hal itu.”
8. Tidak boleh berkencan, hubungan melalui telepon, menegur pria di
tempat umum dan menghubungi pria tanpa seizing majikan. 9.
Apabila mengikuti majikan menghadiri pesta, sebaiknya makan terlebih dahulu di rumah karena makan malam pesta biasanya jam 01.00 sampai
02.00 dini hari. 10.
Jumlah anggota keluarga rata-rata antara 7 sampai 10 orang. Seringkali orang tua atau saudara majikan tinggal serumah.
11. Rumah tinggal biasanya luas dengan 10 kamar dan pekerjaan
diselesaikan oleh satu orang pembantu saja. 12.
Apabila kamar tidur terasa panas, anda dapat mencoba meminta kipas angin pada majikan.
13. Peraturan makan adalah majikan laki-laki yang pertama, lalu wanita dan
terakhir anda.
27 14.
Tata cara makan biasanya mereka menggunakan jari tangan bukan dengan sendok.
15. Pemerintah Arab Saudi sangat ketat melakukan razia kepada orang asing
yang iqomah izin tinggal-nya telah berakhir masa berlakunya. Pekerja yang tidak bekerja pada majikan dan umrohan, ditangkap, didenda,
ditahan dan kemudian dideportasi. Aturan-aturan buruh migran yang berlaku di Arab Saudi, antara lain sebagai
berikut Komnas HAM 2005: 35 : 1.
Arab Saudi tidak memiliki undang-undang dasar seperti yang dimiliki negara lain, yang dijadikan undang-undang dasar adalah agama Islam.
Kerena itu di Arab Saudi masih berlaku hokum pancung, potong tangan, dan cambuk kepada para pelanggar hukum.
2. Aturan tentang ketertiban masyarakat dibuat oleh sebuah lembaga yang
disebut Syariah dan berdasarkan dekrit raja. 3.
Kekuasaan kehakiman berada di tangan seorang kadi yang mengepalai badan pengadilan. Namun kekuasaan seorang kadi hanya terbatas pada
persoalan hokum dan peraturan yang dikeluarkan oleh Syariah. Jika kasusnya menyangkut peraturan yang diundangkan dengan dekrit raja,
maka yang berhak mengadili bukan kadi melainkan gubernur atau kepala daerah setempat.
28
B. Permasalahan PRT Indonesia Di Arab Saudi
Indonesia adalah negara pengirim buruh migran yang menduduki peringkat signifikan di Asia, yakni kedua setelah Philipina. Setidaknya saat ini ada 6 juta
buruh migran Indonesia yang bekerja di 42 negara tujuan yang berasal dari 361 kabupatenkota dan 33 provinsi di seluruh Indonesia. Dari angka tersebut,
mayoritas bekerja di sektor domestik sebagai PRT Pekerja Rumah Tangga migran dan memiliki kerentanan terhadap terjadinya praktek pelanggaran HAM
Anis 2011: 413-414. PPTKIS menurut Undang-Undang yang ada merupakan salah satu aktor
utama dalam penempatan buruh migran ke luar negeri, yaitu hampir 70 dari keseluruhan proses migrasi tenaga kerja merupakan peran PPTKIS. Sehingga hal
ini menjadi salah satu sumber masalah. Perlu dilakukan perubahan pada peran PPTKIS. Selama ini berdasarkan Undang-Undang yang ada, pendidikan pra
penempatan merupakan tanggung jawab PPTKIS dan seringkali menuai persoalan karena pendidikan pra penempatan seringkali hanya diberikan secara formalitas
belaka Anis 2011: 423-424. Permasalahan yang dihadapi oleh PRT telah banyak dibahas oleh berbagai
pihak dari waktu ke waktu, baik di dalam maupun diluar negeri. Di tatanan internasional, masalah PRT dibahas melalui kerangka bilateral, regional, maupun
internasional Teguh 2010: 48.
29 Jumlah WNI yang tercatat di Perwakilan pada tahun 2010, berdasarkan data
Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, sebanyak 1,1 juta orang. Dari 6.117 kasus yang dialami PRT di Arab Saudi, melakukan pembunuhan 28 orang, gaji tidak
dibayar sebesar 26,82, pekerjaan tidak sesuai Perjanjian Kerja PK 22,15, PRT tidak siap bekerja 11,41, pelecehan seksualpemerkosaan 10,44,
penganiayaan 9,55, sakit 7,06 dan meninggal dunia, hilang kontak, terancam hukuman beratmati dan overstay 12,57 BPPK Kemlu 2011: 42.
Tabel 3.1 PRT Bermasalah di Arab Saudi Berdasarkan Jenis Masalah Tahun 2008-2012
NO JENIS
MASALAH 2008
2009 2010
2011 2012
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
1 PHK Sepihak 8,457
7,672 10,850
4,123 1,679
2 Sakit Akibat
Kerja 5,085
6,229 8001
3681 1,573
3 Majikan
Bermasalah 1,493
767 2,192
3,996 2,175
4 Penganiayaan 1,509
2,411 2,342
1,031 531
5 Gaji
Tidak Dibayar
1,996 1,016
1,607 1,031
1,044 6
Pelecehan Seksual
1,039 1,561
1,978 1,282
537 7
Sakit Bawaan 490 1,532
974 1041
60 8
Dokumen Tidak
Lengkap 613
739 1,063
769 240
9 Kecelakaan
Kerja 283
603 526
354 136
10 Pekerjaan
Tidak Sesuai PK
332 258
393 217
176 11
PRT Hamil 135
167 246
255 108