5 5 Kikim Komalasari, TKW asal Cianjur, ditemukan meninggal dunia pada 5
November 2010 di Arab Saudi karena disiksa oleh majikan. Setelah satu tahun semenjak
meninggal, jenazah
baru dipulangkan
ke Indonesia
www.wartapedia.com .
Pemberitaan media mengenai kasus-kasus yang dialami oleh PRT di negara- negara tujuan penempatan telah menuai berbagai komentar maupun penilaian
kritis dari publik setidaknya atas tiga poin penting: 1 kebijakan nasional mengenai penempatan PRT ke luar negeri; 2 pengawasan terhadap praktek
penempatan; serta 3 tanggung jawab pemerintah dalam melindungi warga negara di luar negeri, khususnya PRT Teguh 2010: 44.
Pemberitaan media tentang kasus penganiayaan PRT, khususnya di Arab Saudi, secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah
Indonesia tentang pengiriman PRT di luar negeri. Pemerintah Indonesia secara resmi mengeluarkan kebijakan moratorium penghentian pengiriman TKI,
khususnya tenaga kerja informal atau domestik ke Arab Saudi untuk sementara waktu sejak tanggal 1 Agustus 2011 Suara Indonesia 2012: 6.
Tingginya tenaga kerja Indonesia yang bermasalah di Arab Saudi mendorong pemerintah Indonesia dan Arab Saudi mengadakan pertemuan Joint
Working Committee JWC, sebelum membahas pembuatan Nota Kesepakatan Bersama MoUMemorandum of Understanding tentang penempatan dan
perlindungan PRT www.migrantcare.net
. Dalam Pertemuan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Jumhur Hidayat Ketua BNP2TKI, sedangkan delegasi
Arab Saudi dipimpin oleh Adel Mohammad Fakieh Menteri Tenaga Kerja.
6 Pertemuan ini menindaklanjuti hasil dari statement of intent antara pemerintah
Indonesia dan Arab Saudi pada 28 Mei 2011. Secara umum, usulan Indonesia mencakup prinsip perlindungan, kerja sama, mekanisme perlindungan dan jangka
waktu pembahasan penyelesaian MoU, sedangkan pihak Arab Saudi menyampaikan harapan bahwa kerja sama antara kedua negara bisa
menguntungkan kedua belah pihak www.migrantcare.net
.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang tersebut, penulis membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apa kebijakan pemerintah Indonesia dalam menangani PRT Indonesia yang bermasalah di Arab Saudi ?
C. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa konsep teori untuk mendukung permasalahan yang sedang diteliti. Konsep-konsep tersebut yaitu,
kebijakan luar negeri, diplomasi dan Hak Asasi Manusia HAM.
Kebijakan Luar Negeri
Kebijakan luar negeri merupakan instrumen kebijakan yang dimiliki oleh pemerintah suatu negara berdaulat untuk menjalin hubungan dengan aktor-aktor
lain dalam politik dunia demi mencapai tujuan nasionalnya. Tidak semua tujuan negara dapat dicapai di dalam negeri. Karena itu suatu negara harus menjalin
7 hubungan dengan negara atau aktor-aktor lain dalam sistem internasional
Aleksius 2008: 61. Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat
oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional
spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional. Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara memang bertujuan untuk
mencapai kepentingan nasional masyarakat yang diperintahnya Banyu Perwita dan Yanyan 2005: 49.
Kebijakan luar negeri menekankan aksi atau tindakan atau kebijakan suatu negara terhadap lingkungan eksternalnya dalam rangka memperjuangkan atau
mempertahankan kepentingan nasionalnya Aleksius 2008: 61. Mark R. Amstutz mendefinisikan kebijakan luar negeri sebagai, explicit and
implicit actions of governmental officials designed to promote national interest beyond a country’s territorial boundaries. Dalam definisi ada tiga tekanan utama
yaitu tindakan atau kebijakan pemerintah, pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan luar negeri yang melewati batas kewilayahan suatu negara.
Dengan demikian semua kebijakan pemerintah yang membawa dampak bagi aktor-aktor lain di luar batas wilayahnya secara konseptual merupakan bagian dari
pengertian kebijakan luar negeri Aleksius 2008: 64. Menurut Rosenau, pengertian kebijakan luar negeri yaitu upaya suatu negara
melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya. Kebijakan luar negeri menurutnya
8 ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan kelangsungan hidup suatu
negara Banyu Perwita dan Yanyan 2005: 49. James N. Rosenau menguraikan konsep foreign policy ke dalam tiga
pengertian yang berbeda baik substansi maupun cakupannya. Pada tingkat pertama kebijakan luar negeri dipahami sebagai seperangkat prinsip atau orientasi
umum yang menjadi dasar pelaksanaan hubungan luar negeri suatu negara. Kebijakan luar negeri juga bisa diartikan sebagai seperangkat rencana dan
komitmen yang menjadi pedoman bagi perilaku pemerintah dalam hubungan dengan aktor-aktor lain di lingkungan eksternal. Akhirnya rencana dan komitmen
tersebut diterjemahkan ke dalam langkah atau tindakan yang nyata berupa mobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu efek dalam
pencapaian tujuan Aleksius 2008: 65-66. Langkah pertama dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri mencakup
Banyu Perwita dan Yanyan 2005: 50:
Menjabarkan pertimbangan kepentingan nasional ke dalam bentuk tujuan dan sasaran yang spesifik.
Menetapkan faktor situasional di lingkungan domestik dan internasional
yang berkaitan dengan tujuan kebijakan luar negeri.
Menganalisis kapabilitas nasional untuk mengjangkau hasil yang dikehendaki.
Mengembangkan perencanaan atau strategi untuk memakai kapabilitas
nasional dalam menanggulangi variable tertentu sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
9
Malaksanakan tindakan yang diperlukan.
Secara periodik meninjau dan melakukan evaluasi perkembangan yang telah berlangsung dalam menjangkau tujuan atau hasil yang dikehendaki.
Diplomasi
Kata diplomasi berasal dari kata Yunani, Diploum yang artinya melipat to fold. Dokumen resmi yang bukan logam, yang memberikan hak istimewa tertentu
atau menyangkut perjanjian dengan bangsa asing disebut dengan diplomas. Isi surat resmi negara yang berhubungan dengan bangsa asing yang dikumpulkan
dalam arsip disebut diplomaticus atau diplomatique. Dari kedua kata diplomas dan diplomaticus atau diplomatique kemudian berkembang menjadi diplomasi
yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia internasional. Orang-orang yang terlibat dengan masalahpekerjaan yang menyangkut hubungan dengan dunia
internasional disebut diplomat Aiyub 2010:4. Diplomasi berkaitan erat dengan proses kebijakan dan hubungan luar negeri
termasuk pada waktu perumusan, pelaksanaan dan evaluasi dari perumusan dan pelaksanaannya. Dalam hal-hal tertentu pengertian diplomasi sama dengan politik
luar negeri. Namun secara spesifik dapat dibedakan, diplomasi berkaitan dengan cara-cara dan mekanisme, sedangkan politik luar negeri menyangkut maksud dan
tujuan. Kebijakan luar negeri menyangkut substansi dan isi dari hubungan luar negeri, sedangkan diplomasi mengenai masalah metodologi untuk melaksanakan
politik luar negeri Aiyub 2010:19.
10 Konsep diplomasi juga menjadi salah satu cara untuk melaksanakan
penyelesaian masalah pelanggaran hak asasi manusia. Diplomasi menurut R. P. Barston dalam bukunya “Modern Diplomacy” yaitu, diplomasi memberi masukan,
membentuk dan merupakan implementasi dari kebijakan luar negeri. Diplomasi pada level internasional adalah memberi masukan kepada usaha perdamaian
dalam menyelesaikan pertikaian antara negara-negara dan aktor-aktor lain. Diplomasi berkaitan dengan manajemen hubungan antar negara dan juga antar
dengan aktor-aktor lainnya 1997: 1. Jadi, secara tidak langsung diplomasi juga merupakan elemen yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan kebijakan
luar negeri. K.M pannikar menyatakan dalam bukunya
“The Principle and practice of Diplomacy”, yang menyatakan bahwa diplomasi dalam hubungannya dengan
politik internasional adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain KM. Pannikar 1993: 3. Namun secara
konvensional, yang dimaksud dengan diplomasi adalah sebagai usaha suatu negara-bangsa untuk memperjuangkan kepentingan nasional dikalangan
masyarakat internasional KJ. Holsti 1984: 82-83. Diplomasi juga digunakan dalam hubungan internasional untuk mencapai
suatu kepentingan nasional. Sedangkan, argumen yang dikemukan oleh Harold Nicholson, yang menyatakan bahwa diplomasi adalah hal-hal yang mencakup
politik luar negeri, negosiasi, mekanisme pelaksanaan negosiasi, dan suatu cabang dinas luar negeri SL. Roy 2000: 4.