Alasan Majlis Hakim PUTUSAN PENGADILAN AGAMA No. 339Pdt. G2000PA. JB DAN

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita-wanita mukmin sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya perintah-perintah-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” QS. Al-Baqarah: 221. Dalam surat Al-Mumtahanah ayat: 10 juga dijelaskan: ه عج اف م م ه لع ف ي ب ملع هلل ه ح م ف ج م آ ل لحي مه ا م ل لح ه ا ف ل ىل م يلع ج ا ف م مه م ف م ل س ف ل مصعب س ا ه ج ه ي آ ه ح لع هلل م يب م حي هلل م ح م ل ف م ل سيل مي ح مي Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji keimanan mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka benar-benar beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada suami-suami mereka orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada suami-suami mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali perkawinan dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana ”. QS. An-

2. Penerima Wasiat Wajibah

Dalam Petitum No. 5 lima Majlis Hakim memberikan kepada ahli waris non muslim dengan jalan wasiat wajibah dengan dasar ayat Al- Qur‖an surat An- Nisa ayat 8 :              Artinya: “Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat yang tidak mendapatkan pusaka, anak yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”QS. An-Nisa: 8. Menurut penulis ayat Al- Qur’an surat An-Nisa ayat 8 tersebut bukan dasar keharusan Tergugat I dan II untuk mendapatkan wasiat wajibah, akan tetapi ayat tersebut lebih condong kepada etika pembagian. Dan terkait arti tersebut bukanlah diberikan melaului jalan wasiat wajibah, akan tetapi diberikan sekedarnya. karena yang berhak atas wasiat wajibah adalah anak angkat atau orang tua angkat, bukanlah anak yatim, miskin, dan kerabat kalau mereka tidak menjadi anak angkat atau orang tua angkat dari pewasiat. Juga perlu diingat bahwa Tergugat I seandainya bisa menerima wasiat wajibah tidaklah pantas walaupun pada teorinya tidak bisa pada sebenarnya, karena sudah mendapatkan sebagian harta peninggalan melalui jalan harta bersama. Dan khusus Tergugat II anak yang terhalang mendapatkankan sekedarnya dari kebaikan hati Penggugat yang berhak mewarisi, artinya bukan melewati jalan wasiat wajibah. Seharusnya yang menjadi dasar adalah menurut penulis Al —Qur’an surat Al-Baqarah ayat 180 yang artinya : ل م ح ضح م يلع ب يب ق لآ ي ل لل َيص لآ يخ ي َ لآ ىلع ًّح،ف ع ل ب