س ل ىم يل ىب ل ل س ل ضح ل ق ه م مه ق ف ي
ف عم ا ق م ل
Artinya: “Apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat yang tidak
mempunyai warisan atau pusaka, anak yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka perkataan yang baik” QS. An-Nisa: 8
3. Petitum No. 2 majlis hakim berpendapat dapat mengabulkan karena harta
warisan pada saat pewaris almarhumah meninggal dunia masih terikat perkawinan.
E. Analisa Penulis
1. Perkawinan
Petitum No. 5 lima penulis menggaris bawahi terhadap pendapat Majlis Hakim yang berbunyi ―pada saat pewaris almarhumah meninggal dunia,
Tergugat I dengan pewaris masih dalam ikatan perkawinan yang sah belum pernah bercerai oleh karena itu harta pewaris menurut UU perkawinan No 1 tahun
1974 pada pasal 35 merupakan harta bersama antara pewaris dengan Tergugat I, masing-masing mendapat separo bagian. Penerimaan dalam ½ bagian tidak ada
larangan dalam Kompilasi Hukum Islam, walaupun Tergugat I beragama Kristen. Harta yang diperoleh pasca perkawinan itu adalah harta bersama atau harta suami
dan istri, dan memang tidak ada larangan dalam Kompilasi Hukum Islam, sesuai dalam pasal 96 ayat 1 yang berbunyi ―apabila terjadi cerai mati, maka separo
harta bersa ma menjadi hak pasangan yang hidup lebih lama‖. Akan tetapi dalam
UUP tahun 1974 pasal 36 ayat 1 ―1. Mengenai harta bersama suami atau istri
dapat bertindak atas persetujuan kedua belah pihak‖. Seakan pasal tersebut menunjukan tidak ada harta bersama ketika salah satu pihak tidak menyetujuinya,
sedangkan salah satu pihak telah meninggal dunia itu artinya tidak menjadi harta bersama akan tetapi menjadi harta yang termasuk kedalam harta warisan.
Petitum No. 2 dua penulis menggaris bawahi terhadap pernyataan hakim yang berbunyi ―almarhumah meninggal dunia masih terikat perkawinan‖.
Pernyataan yang dilontarkan oleh hakim seakan bertolak belakang dengan teori atau pasal yang ada dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 75 yang berbunyi
― keputusan perkawinan tidak berlaku surut terhadap a. ―perkawinan yang batal karena salah satu dari suami atau istri murtad.‖ Dari kaca mata penulis
berpendapat bahwa pasal ini telah menjelaskan apabila ada dari salah satu suami atau istri murtad maka perkawinan batal demi hukum. Maka almarhumah tidak
lagi terikat perkawinan dengan Tergugat I Konvensi atau Penggugat Rekonvensi alasan murtad dan apa yang dilontarkan oleh hakim ini tidak sejalan dengan apa
yang tertera pada Komplasi Hukum Islam, dengan kata lain tidak terimplementasinya pasal 75 poin a.
Dalam Al- qur’an ayat 221 dijelaskan:
ا م ع ل شم م يخ م م مأ م ي ى ح
ش ل ح ا م يخ م م عل م ي ى ح ي ش ل ح
ل م ع ل شم لعل س لل ه يآ ي ي ه ب فغ ل ل ىل ع ي هلل ل ىل ع ي
م ي
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita-wanita mukmin sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan
dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya perintah-perintah-Nya
kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” QS. Al-Baqarah: 221. Dalam surat Al-Mumtahanah ayat: 10 juga dijelaskan:
ه عج اف م م ه
لع ف ي ب ملع هلل ه ح م ف
ج م آ ل لحي مه ا م ل لح ه ا ف ل ىل
م يلع ج ا ف م مه م ف م ل س ف ل مصعب س ا ه ج ه ي آ ه ح
لع هلل م يب م حي هلل م ح م ل ف م ل سيل مي ح مي
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji keimanan
mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka benar-benar beriman maka janganlah kamu
kembalikan mereka kepada suami-suami mereka orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula
bagi mereka. Dan berikanlah kepada suami-suami mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar
kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali perkawinan dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta
mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu.
Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
”. QS. An-
2. Penerima Wasiat Wajibah
Dalam Petitum No. 5 lima Majlis Hakim memberikan kepada ahli waris non muslim dengan jalan wasiat wajibah dengan dasar ayat Al-
Qur‖an surat An- Nisa ayat 8
: