memaksimumkan kesejahteraan investor dengan membuat keputusan yang baik berupa kebijakan deviden. Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh
investor dengan membeli atau memiliki saham. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai
pemegang saham yang berhak mendapatkannya.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah
rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga
jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. capital gain merupakan selisih antara harga beli
dan harga jual. Mengukur dan mengevaluasi kinerja investasi merupakan langkah terakhir dalam proses manajemen investasi. Keputusan investasi akan menentukan
tingkat ekspansi dan kebutuhan dana perusahaan, sementara itu keputusan pembelanjaan keputusan pemenuhan kebutuhan dana akan menentukan pemilihan
sumber dana untuk membiayai investasi tersebut.
K. Risiko Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Risk atau risiko bagi dunia usaha pada umumnya bersumber dari terdapatnya ketidakpastian uncertainties yang menyebabkan tertekannya profitability atau
bahkan dapat menimbulkan kerugian. Pemberian pinjaman investasi telah didasarkan pada tingkat suku bunga tetap fixed rate yang tinggi. Risiko perusahaan dalam hal
ini adalah risiko total perusahaan. Menurunnya nilai dividen atau bahkan hilangnya peluang memperoleh deviden sebagai akibat dari turunnya keuntungan perusahaan
bahkan karena timbulnya kerugian oleh perusahaan. Munculnya kewajiban yang harus diselesaikan oleh pemegang saham sebagai akibat dari kerugian yang diderita
oleh perusahaan. Risiko perusahaan ini dapat dilihat dari dua hal. Yaitu risiko bisnis bisnis risk dan risiko keuangan financial risk.
Risiko Bisnis adalah risiko dimana perusahaan tidak dapat menutup biaya operasionalnya Sunjaja dan Barlian, 2002:243. Risiko bisnis merupakan risiko yang
terdapat dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri. Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya.
Semakin besar hutang yang digunakan, maka semakin besar pula risiko yang akan ditanggung. Risiko keuangan yang dihadapi perusahaan dalam menghadapi risiko
perusahaan adalah penggunaan kas yang boros tidak efesien karena tidak adanya anggaran kas yang baik dan benar. Tingkat bunga yang tinggi yang menyebabkan
biaya produksi yang tinggi pengaruhnya terhadap harga jual yang tinggi dan tidak mampu bersaing dalam pasar. Hal ini akan mengurangi pendapatan laba yang juga
secara langsung akan mempengaruhi pembagian nilai deviden yang akan diterima.
Universitas Sumatera Utara
Struktur modal perusahaan mempengaruhi langsung risiko keuangan yaitu risiko perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan sesuai waktu yang
ditentukan jatuh tempo yang pada akhirnya akan mengakibatkan kebangkrutan bagi perusahaan Sunjaja dan Barlian, 2002:243. Secara umum risiko keuangan melintasi
baik risiko kemungkinan insolvabilitas maupun variabilitas tambahan dalam earning per share yang ditimbulkan oleh penggunaan leverage keuangan. Ketika perusahaan
menaikkan proporsi pendanaan biaya tetap dalam struktur modalnya, arus keluar tetap akan naik. Akibatnya, probabilitas insolvabilitas kas akan meningkat. Stabilitas biaya
tergantung pada penaksirian relatif dari harga input seperti untuk tenaga kerja dan bahan baku. Semakin dapat diprediksi dan stabil harga input tersebut untuk tenaga
kerja dan bahan baku. Semakin dapat diprediksi dan stabil harga input tesebut semakin rendah risiko bisnis dan semakin sulit diprediksi dan kurang stabil harga
semkain tinggi risiko bisnis. Risiko bisnis bervariasi antar perusahaan tanpa memandang jenis usahanya
dan tidak dipengaruhi oleh keputusan struktur modal. Tingkat risiko bisnis dianggap telah tertentu. Semakin tinggi risiko binis perusahaan, perusahaan harus lebih berhati-
hati dalam menentukan struktur modalnya Perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi cenderung mempunyai struktur modal dengan pengaruh yang kurang tinggi
dibandingkan dengan perusahaan dengan risiko bisnis yang rendah cenderung mempunyai struktur modal dengan “pengaruh” tinggi. Risiko Perusahaan dapat
dihitung dengan rumus Van Horne dan Wachowicz, 2005:203 berikut : Risiko Perusahaan = Risiko Bisnis + Risiko Keuangan
Universitas Sumatera Utara
dimana, Risiko Bisnis = Net Operating Income t
Laba Bersih sebelum Bunga dan Pajak Risiko Keuangan =
Laba Bersih sebelum Pajak
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Pasar Modal secara historis telah hadir jauh sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak
jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial
Belanda atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai
kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Universitas Sumatera Utara