bersangkutan. Pemberian stock deviden ini akan mengurangi pos laba ditahan di neraca dan akan ditambahkan ke pos modal saham.
3. Kebijakan Stock Split
Harga pasar saham suatu perusahaan apabila terlalu tinggi, mengakibatkan banyak investor kurang berminat terhadap saham perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan bisa mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang
lebih kecil. Kebijaksanaan stock split ini akan mengakibatkan jumlah lembar saham menjadi lebih banyak yang mengakibatkan harga saham turun. Kebijakan stock split
harga saham menjadi lebih murah, sehingga harga saham pasar masih dalam trading range tertentu.
4. Kebijakan Repurchase Stock
Kebijakan Repurchase stock merupakan salah satu bentuk pembayaran dividen. Kebijakan repurchase stock adalah pembelian saham – saham perusahaan yang
dimiliki oleh pemegang saham atau investor.
F. Teori – Teori Kebijakan Dividen
Menurut Keown et al 2000 dalam Pradessya, 2006 menyatakan ada beberapa teori yang mendasari kebijakan dividen, antara lain :
1. Teori Ketidak relevanan Devidend Dividend Irrelevance Theory
Teori ketidak relevanan dividen adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun
biaya modalnya. Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan hanya
Universitas Sumatera Utara
ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta risiko bisnisnya, dengan kata lain, nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan
yang dihasilkan oleh aktivanya bukan bagaimana pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba yang ditahan atau pertumbuhan.
2. Bird In the Hand Theory
Kepercayaan bahwa kebijkan dividen perusahaan merupakan hal yang tidak penting, secara tidak langsung membuat para investor berasumsi bahwa pendapatn
yang mereka harapkan melalui perolehan modal akan berbeda besarnya dengan pendapatan yang berasal dari deviden. Dividen lebih bisa diramalkan daripada
pendapatan modal, manajemen dapat mengontrol, tapi tidak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin akan menerima pendapatan perolehan modal daripada
deviden. Mendapatkan deviden a bird in the hand adalah lebih baik daripada saldo laba a bird in the bush karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan
terwujud sebagai dividen dimasa yang akan datang it can fly away. Pandangan yang menyatakan deviden lebih pasti daripada perolehan modal disebut bird in the hand
theory.
3. Deviden Rendah Meningkatkan Nilai Saham
Pandangan ketiga adalah dividen yang rendah mempengaruhi harga saham, sehingga dividen dapat merugikan investor. Pendapat ini didasarkan pada perbedaan
perlakuan pajak antara pendapatn dividen dan perolehan modal. Saham yang memungkinkan penundaan pajak dividen rendah perolehan modal yang tinggi
mungkin akan jual pada harga premi yang relatif sama terhadap saham yang telah
Universitas Sumatera Utara
dikenakan pajak. Dividen yang rendah akan membantu investor menunda pajak pendapatan sehingga memaksimumkan return setelah pajak atas investasinya,
sedangkan dividen yang tinggi akan meningkatkan pembayaran pajak pendapatn investor, sehingga return setelah pajak yang dipeolehnya berkurang.
4. Teori Deviden Residu
Teori dividen residu adalah teori yang menyatakan bahwa dividen dibayar dari capital yang sama setelah selesai mendapat keuntungan investasi keuangan.
Perusahaan memiliki biaya pengembangan, yang mungkin secara langsung mempengaruhi keputusan dividen, maka perusahaan harus menerbitkan jumlah
sekuritas yang lebih besar untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk kegiatan investasi.
5. Teori Dividen Isyarat Dividend Signaling Theory
Signal atau syarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan. Dividend Signaling Theory merupakan teori yang mendasari dugaan bahwa pengumuman dividen tunai mempunyai kandungan informasi yang
mengakibatkan adanya reaksi harga saham.
G. Financial Laverage