Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Pada tahun 2009, nilai Dividend Payout Ratio tertinggi pada perusahaan Manufaktur dimiliki oleh PT. Goodyear Indonesia,Tbk GDYR dengan nilai 301,82 dan nilai Dividend Payout Ratio terendah pada perusahaan Manufaktur dimiliki oleh PT.Lionmesh, Tbk LMSH dengan nilai 11,21.

B. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah harus memiliki distribusi normal. Uji normalitas data dapat dilihat dari grafik histogramnya yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan hasil gambar output SPSS normal P-P plot yang menunjukkan seberan data penelitian suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik –titik data yang mengikuti dan searah garis diagonal namun seringkali data kelihatan karena mengikuti garis diagonal berdistribusi normal. Untuk memastikan apakah data sepanjang garis diagoanal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogrov Smirnov 1 sample KS dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat determinannya antar varible dilakukan dengan Uji Determinan R2. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal dan mendekati normal. Universitas Sumatera Utara Regression Standardized Residual 4 2 -2 -4 Frequency 25 20 15 10 5 Histogram Dependent Variable: LNDPR Mean =1.32E-16฀ Std. Dev. =0.98฀ N =130 Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel setelah perbaikan Sumber : Hasil olahan SPSS 15.00 for windows Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau kekanan. Hal ini berarti data residual mempunyai distribusi normal . Uji normalitas dapat juga dilakukan melalui grafik normal P-P Plot of regression standardized . Universitas Sumatera Utara Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Expect ed C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LNDPR Gambar 4.2 Normal P Plot setelah perbaikan Sumber : Hasil olahan SPSS 15.00 for windows Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik –titik scatterplot sudah mengikuti garis diagonal disepanjang garis normal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan Universitas Sumatera Utara analisis grafik. Maka untuk itu dilakukan Uji One sample Kolmogrov –Smirnov Test untuk mengetahui apakah data sudah berdistribusi normal. Tabel 4.7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sesudah Perbaikan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 130 ,0000000 ,69298699 ,068 ,068 -,039 ,773 ,589 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Res idual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Uji normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji statistik non –parametik One – sample Kolmogrov Sminornov. Data yang dimiliki berdistribusi normal. dapat dilihat tabel 4.7. Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig 2 tailed adalah 0,589 dan diatas nilai signifikan 0,05 yang nilainya lebih besar dari taraf nyata α 0,05 yang artinya data telah berdistribusi normal.

2. Uji Multikolineritas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi atau dilihat dari nilai Variance Inflation Factor Universitas Sumatera Utara VIF. Multikolinieritas dapat diketahui dari besarnya Tolorance dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut: a. VIF 5, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. b. VIF 5, maka tidak terdapat multikolinieritas. c. Tolorance 0,1, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. d. Tolorance 0,1, maka tidak terdapat multikolinieritas. Tabel 4.8 Uji Multikonealiritas sesudah Perbaikan Coefficients a 1,698 ,453 3,753 ,000 ,405 ,101 ,340 4,003 ,000 ,910 1,099 ,186 ,061 ,269 3,052 ,003 ,848 1,179 -,062 ,065 -,084 -,954 ,342 ,851 1,175 -,149 ,072 -,170 -2,071 ,040 ,976 1,025 ,048 ,081 ,050 ,595 ,553 ,937 1,067 Constant LNFinancial_Leverage LNCurrent_Ratio LNROI LNInvestas i LNRisiko_Perusahaan Model 1 B Std. Error Unstandardized Coeffic ients Beta Standardiz ed Coeffic ients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: LNDPR a. Hasil output SPSS.15 for windows di atas dapat diambil keputusan bahwa semua data variabel tidak terkena multikolinieritas, karena nilai Tolorance untuk Financial Leverege, current ratio, ROI, Investasi dan Risiko Perusahaan masing- masing adalah 0.910, 0.848, 0.851. 0.976 dan 0,.937 0.1 dan nilai Variance Inflation Factor VIF Financial Leverege,Investasi, Likuiditas, Profitabilitas Risiko Perusahaan untuk masing-masing adalah 1.099, 1.179, 1.175, 1.025, 1.067 5.

3. Uji Autokeralasi

Universitas Sumatera Utara Istilah autokorelasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data deret waktu atau ruang seperti dalam data cross-section. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya Situmorang, et all 2008:78. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi digunakan durbin watsom DW statistik, sebagai rule of thumb nilai d yang menunjukkan gejala autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak ada autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak auotokeralasi adalah : Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No Decesion dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada autokorelasi positif No Decesion 4 – du ≤ d ≤ 4- dl Tidak ada autokorelasi poisitf atau negatif Tidak ditolak du d 4 - du Sumber : Situmorang et al 2008:86 Hasil Uji Autokorelasinya Durbin Watson terlihat seperti pada gambar dibawah ini : Tabel 4.9 Uji Autokorelasi setelah perbaikan Model Summ ary b ,430 a ,185 ,152 ,70682 1,929 Model 1 R R Square Adjust ed R Square St d. E rror of the Es timate Durbin- W atson Predic tors: Constant, LNRisik o_P erus ahaan, LNInvest asi, LNFinancial_Leverage, LNROI, LNCurrent_Ratio a. Dependent Variable: LNDP R b. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson DW adalah 1,929. Kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi adalah sebagai berikut : N= Jumlah sampel = 130 K = Jumlah Variabel bebas = 5 Pada tingkat signifikansi 5 diperoleh du = 1,7491 Du dw 4 – dl = 1,7491 1,992 4 – dl 2,23 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa rasio durbin watson bernilai 1,992 berada diantara batas atas DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti tidak ada autokorelasi. 4. Uji Determinasi Tabel 4.10 Uji Determinan setelah perbaikan Model Summary b ,430 a ,185 ,152 ,70682 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, LNRisiko_Perusahaan, LNInvestas i, LNFinancial_Leverage, LNROI, LNCurrent_Ratio a. Dependent Variable: LNDPR b. Pada tabel 4.10 menunjukkan nilai R sebesar 0,430 yang berarti hubungan relatif relation antara Financial Leverage, Current Ratio, ROI, Investasi dan Risiko Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio sebesar 43,0 yang artinya hubungannya cukup erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Nilai Universitas Sumatera Utara Adjusted R Square sebesar 0,152 yang berarti 15,2 Dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh Financial Leverage, Current Ratio , ROI , Investasi dan Risiko Perusahaan. Sedangkan sisanya 84,9 kemungkinan dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain diluar faktor penelitian. Seperti Cash position, Growth potential, firm size, debt to equity Ratio, Holding, Inflasi. Nilai Ajusted R Square akan dipakai apabila melakukan penelitian dengan menggunakan lebih dari 2 variabel.

5. Uji Heteroskedastisitas

Universitas Sumatera Utara Regression Standardized Predicted Value 4 2 -2 R egressi on St udent iz ed R esi dual 4 2 -2 -4 Scatterplot Dependent Variable: LNDPR __ Gambar 4.3 Scatterplot Dependend Variabel Sumber : setelah perbaikan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heterokedastisitas dalam model regresi ini. Universitas Sumatera Utara

C. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 4 13

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 14 122

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 110

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 9

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 7

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 25

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014 Chapter III V

0 0 61

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 3

Pengaruh Rasio Keuangan, Keputusan Investasi Serta Risiko Keuangan Terhadap Dividend Payout Ratio PadaPerusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 0 15