Jenis Penelitian Metode Analisis Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survai analitik dengan desain cross sectional study yang bertujuan menganalisis pengaruh kualitas air sumur dan perilaku pengguna terhadap keluhan penyakit pengguna air sumur pada Pesantren Tradisional di Kota Langsa.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di seluruh Pesantren Tradisional di Kota Langsa dengan pertimbangan: 1. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Langsa tahun 2008 cakupan penyehatan air bersih di Pesantren Tradisional hanya 28,4 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada 4 empat Pesantren oleh Dinas Kesehatan Kota Langsa terdapat 82,4 air yang digunakan mengandung besi Fe dan Escherichia coli 3. Pengamatan peneliti secara fisik, keadaan air di Pesantren masih berwarna dan berada di areal persawahan dan pemukiman. Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini diawali dengan penelusuran pustaka, konsultasi, persetujuan pembimbing, kolokium, penelitian lapangan, seminar hasil dan komprehensif membutuhkan waktu tujuh bulan terhitung bulan Januari sampai dengan Juli 2010.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah air sumur yang terdapat di Pesantren dan pengguna air sumur tersebut. Jumlah populasi air sumur yang diambil adalah sebanyak 18 sumur, sedangkan jumlah populasi pengguna air sumur sebanyak 2.160 orang pengguna air

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari: 1 Sampel air sumur dipilih 18 sumber air sumur total sampling 2 Sampel pengguna air sumur adalah sebagian dari seluruh pengguna air sumur di pesantren tradisional dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Vincent 1991, yaitu sebagai berikut: Keterangan: Zc = Nilai derajat kepercayaan 95 = 1,96 P = proporsi dari populasi ditetapkan p = 0,5 G = Galat pendugaan = 0,1 N = besar populasi = 2.160 Pengguna 1 . . 1 . . . 2 2 2 p p Zc NG p p Zc N n − + − = Universitas Sumatera Utara n = besar sampel Dengan perhitungan: 5 , 1 5 , . 96 , 1 1 , . 160 . 2 5 , 1 . 5 , . 96 , 1 . 160 . 2 2 2 2 − + − = n n = 2074,522,6 = 91,79 n = 92 orang pengguna air sumur Maka sampel pengguna air sumur yang dipilih sesuai dengan rumus diatas adalah sebanyak 92 orang pengguna air sumur yang diambil dari 18 pesantren dengan menggunakan metode sampling proporsional random sampling dengan menghitung sample fraction yaitu untuk melihat perbandingan besar sampel dengan jumlah populasi, kemudian diambil setiap pengguna air sumur masing-masing pesantren. Adapun perhitungan sample fraction adalah : Sample Fraction = 922.160 x 100 = 4,2 Adapun besarnya sample fraction dalam penelitian ini adalah sebesar 4,2, artinya jumlah sampel yang representatif setiap pesantren adalah 4,2 dari total pengguna air sumur yang ada di pesantren tersebut, seperti pada Tabel 3.1: Tabel 3.1. Besar Sampel Penelitian berdasarkan Pesantren Tradisional di Kota Langsa No Pesantren Jumlah Pengguna Air Sumur Perhitungan Jumlah Sampel 1 Pesantren 1 128 Pengguna 4,2 x 128 Pengguna 5 2 Pesantren 2 110 Pengguna 4,2 x 110 Pengguna 5 3 Pesantren 3 153 Pengguna 4,2 x 153 Pengguna 7 4 Pesantren 4 93 Pengguna 4,2 x 93 Pengguna 4 5 Pesantren 5 69 Pengguna 4,2 x 69 Pengguna 3 6 Pesantren 6 120 Pengguna 4,2 x 120 Pengguna 5 7 Pesantren 7 182 Pengguna 4,2 x 182 Pengguna 8 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Lanjutan No Pesantren Jumlah Pengguna Air Sumur Perhitungan Jumlah Sampel 8 Pesantren 8 72 Pengguna 4,2 x 72 Pengguna 3 9 Pesantren 9 96 Pengguna 4,2 x 96 Pengguna 4 12 Pesantren 12 92 Pengguna 4,2 x 92 Pengguna 4 13 Pesantren 13 120 Pengguna 4,2 x 120 Pengguna 5 14 Pesantren 14 94 Pengguna 4,2 x 94 Pengguna 4 15 Pesantren 15 129 Pengguna 4,2 x 129 Pengguna 5 16 Pesantren 16 132 Pengguna 4,2 x 132 Pengguna 6 17 Pesantren 17 192 Pengguna 4,2 x 192 Pengguna 8 18 Pesantren 18 96 Pengguna 4,2 x 96 Pengguna 4 Total 2160 92 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pesantren berupa sumber air sumur dan wawancara langsung dengan pengguna air sumur untuk mengetahui perilaku pengguna dan keluhan penyakit yang dialami responden. Sampel air yang diambil adalah air yang berasal dari sumur pesantren. Pengambilan sampel air dapat dilakukan melalui langkah-langkah kerja sebagai berikut : 1 Botol sampel yang digunakan berupa wadah steril dengan volume 250 mL 2 Botol sampel dicuci dengan bersih kemudian disterilkan dalam autoclav atau oven dengan suhu 120 C selama 6 enam jam. 3 Botol sampel yang telah disterilisasi di masukkan ke dalam termos, untuk menghindari kontaminasi dan tidak kontak dengan udara luar. Universitas Sumatera Utara Dalam pengambilan sampel air untuk pemeriksaan bakteriologis adalah sebagai berikut : 1 Kran air dibuka dan air dibiarkan mengalir selama 5 menit kemudian kran ditutup kembali dan mulut kran disterilkan dengan cara membakar. 2 Setelah itu kran air dibuka kembali dan air dibiarkan mengalir selama 5 menit, kemudian air ditampung ke dalam botol steril volume 250 mL lalu ditutup dengan menggunakan penutup plastik steril dan diikat dengan ketat. 3 Botol yang telah berisi sampel air di beri label tentang tempat pengambilan sampel, tanggal dan jam pengambilan sampel serta keperluan pemeriksaan air yang diambil. 4 Botol yang telah berisi air sampel dimasukkan dalam termos dan dibawa ke Laboratorium Balai Teknis Kesehatan Lingkungan BTKL.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Kota Langsa, dan pihak pengelola pesantren dan kecamatan di Kota Langsa

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada santri atau pengguna pesantren di lokasi penelitian. Responden yang telah ikut dalam uji validitas dan reliabilitas, tidak termasuk lagi menjadi sampel. A. Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner mengenai substansi pertanyaan tentang air, kualitas air Universitas Sumatera Utara dan dampak positif dan negatif dari penggunaan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan serta keluhan penyakit yang dialami oleh penggguna air sumur tersebut. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel pada analisis reability dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya.

B. Reliabilitas

Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya, untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama Arikunto, 2005. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r Alpha r tabel, maka dinyatakan relialibel Sugiyono, 2004. Nilai t-Tabel dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan 95, maka untuk sampel 20 orang yang diuji nilai t-Tabelnya adalah sebesar 0,423, dan nilai r- Universitas Sumatera Utara tabel adalah 0,601. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur pada kuesioner perilaku pengguna air pada Pesantren Tradisional di Kota Langsa menunjukkan bahwa keseluruhan variabel perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan serta variabel keluhan penyakit gangguan diare dan penyakit kulit adalah valid dan relialibel yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Kesimpulan dari analisis uji validitas dan reliabilitas ini bahwa pertanyaan dalam kuesioner tentang perilaku pengguna air sumur dan keluhan penyakit layak dan dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Penelitian Variabel Independen dalam penelitian ini adalah kualitas air dan perilaku pengguna. Kualitas air dilihat dari aspek kualitas fisik, kimia dan bakteriologis, sedangkan perilaku pengguna dilihat dari pengetahuan, sikap dan tindakan.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keluhan penyakit yang dialami pengguna air sumur.

3.5.2. Definisi Operasional

1 Kualitas fisik air adalah keadaan memenuhi syarat secara fisika terhadap air sumur yang digunakan oleh pesantren tradisional di kota Langsa dengan perbandingan baku mutu sesuai Kepmenkes No 907MenkesSKVII2002, yang dilihat dari: a. Bau adalah keadaan air sumur yang tidak menimbulkan bau di pesantren berdasarkan indera penciuman Universitas Sumatera Utara b. Rasa adalah rasa air sumur yang digunakan oleh pengguna air di pesantren berdasarkan indera pengecapan c. Kekeruhan adalah keadaan air sumur yang mempunyai kekeruhan air yang ditoleransi yaitu 5 NTU dengan menggunakan Turbidity meter. d. Suhu adalah keadaan suhu air didasarkan pada C yaitu 30 C 2 Kualitas kimia air adalah keadaan memenuhi syarat secara kimiawi terhadap air sumur yang digunakan oleh pesantren tradisional di kota Langsa dengan baku mutu sesuai Kepmenkes No 907MenkesSKVII2002, dari: a. Nitrat NO 3 adalah kadar nitrat yang terdapat dalam air sumur dengan kadar yang ditoleransi tidak boleh lebih dari 50 mgliter b. Nitrit NO 2 adalah kadar nitrit yang terdapat dalam air sumur dengan kadar yang ditoleransi tidak boleh lebih dari 3 mgliter c. Klorida Cl yaitu keadaan unsur Klorida yang terkandung dalam air sumur yang didasarkan pada mgliter dan sesuai dengan yang direkomendasikan Depkes RI tahun 2002 yaitu 250 mgliter d. Besi Fe adalah keadaan unsur besi Fe yang terkandung dalam air sumur yang didasarkan pada mgliter dan sesuai dengan yang direkomendasikan Depkes RI tahun 2002 yaitu 0,3 mgliter Universitas Sumatera Utara e. Derajat Keasaman pH adalah keadaan keasaman air sumur yang digunakan sesuai dengan rekomendasi Depkes RI thn 2002 yaitu 6,5 – 8,5 f. Kesadahan CaCO 3 adalah keadaan kesadahan air sumur yang didasarkan pada mgliter dan sesuai dengan yang direkomendasikan Depkes RI tahun 2002 yaitu 500 mgL. 3 Kualitas bateriologis adalah keadaan persyaratan biologis terhadap air sumur yang digunakan dipesantren di Kota Langsa yang dilihat dari : a. E. coli yaitu keadaan faecal coli dalam air sumur yang digunakan dalam 100 ml sampel dengan toleransi nol. b. total Bakteri Coliform yaitu keadaan total faecal coli dalam air sumur yang digunakan dalam 100 mL sampel dengan toleransi nol. 4 Perilaku pengguna adalah suatu gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan pengguna air sumur di pesantren tradisional di kota Langsa yang berkaitan dengan keluhan penyakit yang dialami pengguna, meliputi: a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pengguna air sumur tentang syarat-syarat kualitas air sumur, penyakit yang disebabkan oleh air serta upaya pencegahan terjadi gangguan penyakit yang ditularkan oleh air. Universitas Sumatera Utara b. Sikap adalah tanggapan atau responden pengguna air sumur tentang syarat- syarat kualitas air sumur, penyakit yang disebabkan oleh air serta upaya pencegahan terjadi gangguan penyakit yang ditularkan oleh air. c. Tindakan adalah segala bentuk nyata dari perilaku pengguna air sumur dalam pencegahan terjadi gangguan penyakit yang ditularkan oleh air. 5 Keluhan penyakit adalah suatu keadaan yang dialami oleh pengguna air sumur di pesantren pada tubuhnya berupa gangguan pencernaan dan gangguan kulit. 6 Keadaan lingkungan adalah keadaan lingkungan disekitar sumur yang berhubungan dengan kualitas air sumur, yang mencakup: a. Jarak jamban yaitu jarak jamban dengan sumur gali berdasarkan meter dan tidak kurang dari 10 meter dari sumur b. Sumber pencemar adalah ada atau tidaknya sumber pencemar air sumur seperti kotoran hewan atau sampah melalui observasi c. Genangan air adalah ada atau tidaknya genangan air pada jarak kurang 2 meter dari sumur d. Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL adalah SPAL yang kedap air, jarak dari sumur 10 meter. Universitas Sumatera Utara e. Keadaan sumur adalah sumur yang menggunakan cincin dengan keadaan bibir sumur yang sempurna dan diplester dan tidak retak berdasarkan observasi. 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Pengukuran Variabel Kualitas Air Sumur Alat ukur yang digunakan untuk mengambil sampel air dalam penentuan kualitas air sumur adalah bentuk wadah dengan kriteria: 1. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel 2. Mudah dicuci dari bekas sampel berikutnya, dan mudah dipindahkan ke dalam botol penampung, serta mudah dan aman dibawa. Adapun hasil ukur dari kualitas air sumur didasarkan pada Kepmenkes No 907MenkesSKVII2002, dengan hasil ukur variabel sebagai berikut: Tabel 3.3. Metode Pengukuran Variabel Kualitas Air Sumur Variabel Alat Ukur BakuMutu Metode Analisis Skala Ukur Kualitas Fisik Warna Organoleptis Tidak berwarna Organoleptis Nominal Bau Organoleptis Tidak berbau Organoleptis Nominal Rasa Organoleptis Tidak berasa Organoleptis Nominal Temperatur Thermometer Suhu udara ± 3 C Thermometer Raksa Rasio Kekeruhan Turbidity Meter 5 NTU Turbiditas Interval Kualitas Kimia NO 3 - Spektrofotometer 50 mgliter Spektrofotometri Rasio NO 2 - Spektrofotometer 3 mgliter Spektrofotometri Rasio CL Spektrofotometer 250 mgliter Spektrofotometri Rasio Fe Spektrofotometer 0,3 mgliter Spektrofotometri Rasio pH pH meter 6,5 – 8,5 Potensiometri Rasio KesadahanCaCO 3 Buret 500 mgliter Kompleksometeri Rasio Kualitas Bakteriologis E. Coli - 100 mL per sampel Rasio Total Coliform - 100 mL per sampel Rasio Kepmenkes No 907MenkesSKVII2002 Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Pengukuran Variabel Perilaku Pengguna

1. Pengukuran variabel pengetahuan didasarkan pada skala ordinal dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban benar diberi skor 2 dan salah diberi skor 1, kemudian dikategorikan berdasarkan nilai median dari total skor yang diperoleh dengan kategori: a. Baik, jika responden memperoleh nilai ≥ median; b. Kurang, jika responden memperoleh nilai median. 2. Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala ordinal dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban setuju diberi skor 3, kurang setuju diberi skor 2, dan tidak setuju diberi skor 1 kemudian dikategorikan tiga yaitu: a. Baik, jika responden memperleh nilai ≥median b. Kurang, jika responden memperleh nilai median 3. Pengukuran variabel tindakan didasarkan pada skala ordinal dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban “ya”diberi skor 2 dan ‘tidak’ diberi skor 1, kemudian dihitung normalitas data, dan dikategorikan berdasarkan nilai median jika data tidak terdistribusi normal, dan menggunakan mean jika data tedistribusi normal, yaitu a. Baik, jika responden memperoleh nilai ≥ medianmean; b. Kurang, jika responden memperoleh nilai medianmean. Universitas Sumatera Utara

3.6.3. Pengukuran Variabel Keluhan Penyakit pada Pengguna

Pengukuran variabel keluhan penyakit pengguna didasarkan pada skala ordinal dari 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban “ya”diberi skor 2 dan ‘tidak’ diberi skor 1, kemudian dikategorikan menjadi a. Mengalami Keluhan, jika responden mengalami penyakit akibat air, tidak mengalami, diare, dan tidak mengalami gatal-gatal b. Tidak Mengalami Keluhan, jika responden tidak mengalami keluhan penyakit seperti diare dan gatal-gatal.

3.7. Metode Analisis Data

1. Analisis univariat, yaitu menganalisis data dengan mendistribusikan variabel penelitian yaitu variabel kualitas fisik, kimia, bakteriologis dan variabel perilaku pengguna meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan serta variabel keluhan penyakit pengguna dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis pengaruh perilaku pengguna dengan keluhan penyakit menggunakan uji chi square dengan taraf kepercayaan 95. 3. Analisis multivariat, yaitu analisis lanjutan dari analisis bivariat untuk menganalisis faktor paling dominan dari perilaku pengguna terhadap keluhan penyakit menggunakan uji regresi logistik ganda pada tingkat kepercayaan 95 . Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pesantren Tradisional terdiri dari 18 buah yang terdapat diwilayah administratif Kota Langsa. Kota Langsa merupakan bagian dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Terletak pada 04°24’35,68” - 04°33’47,03” Lintang Utara dan 97°53’14,59” - 98°04’42,16” Bujur Timur. Luas Wilayah keseluruhan 262,41 Km2, panjang garis pantai 16 km dengan Batasan Wilayah Kota Langsa sbb : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Manyak Payed Kab. Aceh Tamiang, 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeun Kab. Aceh Timur 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeun Kab. Aceh Timur Penduduk Kota Langsa pada tahun 2009 berdasarkan data BPS adalah 127.167 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 61,486 jiwa dan perempuan sebanyak 65,681 jiwa. Pada periode 2006-2009 rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahunnya sebesar 1,78 , dan jumlah keluarga miskin di Kota Langsa mencapai 32,043 KK. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Langsa 2009 diketahui jumlah Tempat-Tempat Umum TTU seperti sekolah, pesantren adalah sebanyak 192 TTU, dan data tahun 2009 menunjukkan dari 157 TTU yang diperiksa terdapat 131 TTU yang dikategorikan sehat. Jumlah KK yang mempunyai sarana air bersih 32,043 KK, dan dari 21.260 Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL yang diperiksa 17.920 Universitas Sumatera Utara