Pembahasan 1. Kemampuan keluarga dalam perawatan stoma pada anggota keluarga

pada anggota keluarga yang mengalami kolostomi yang ditinjau dari aspek tindakan melakukan perawatan stoma. Tabel 6.0. Hasil uji Paired T-Test untuk Perbedaan Kemampuan Responden Ditinjau dari Aspek Tindakan dalam Perawatan Stoma Sebelum dan Sesudah Pemberian Edukasi Variabel Pretest Mean SD Posttest Mean SD t-value Sig. Total score 8,33 1,759 19,53 1,246 -20,884 .000 2. Pembahasan 2.1. Kemampuan keluarga dalam perawatan stoma pada anggota keluarga yang mengalami kolostomi sebelum diberi edukasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum intervensi pre test mayoritas responden memiliki rata-rata kemampuan 18,93 SD=3,105, hal ini berarti kemampuan keluarga dalam merawatan stoma anggota keluarganya kurang. Sehingga penting sekali pemberian edukasi disini untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam perawatan stoma. Ketidakmampuan melakukan suatu tindakan paling sering disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang cara melakukan tindakan tersebut yang dimaksud disini perawatan stoma, atau merupakan akibat kurangsulitnya memperoleh sarana untuk melakukan tindakan tersebut Nurhidayah, 2009. 2.2. Kemampuan keluarga dalam perawatan stoma pada anggota keluarga yang mengalami kolostomi setelah diberi edukasi Hasil penelitian setelah intervensi pre test menunjukkan bahwa 100 15 orang memiliki kemampuan dalam perawatan stoma pada anggota keluarga yang mengalami kolostomi. Dengan rata-rata nilai kemampuan 35,67 SD=1,175. Universitas Sumatera Utara Perubahan ini terjadi akibat edukasi yang diberi pada salah satu anggota keluarga pasien kolostomi selama 5 hari dalam waktu ±30 menit. Edukasi merupakan penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri self direction, aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru Craven Hirnle, 1996 dalam Suliha, dkk, 2002. 2.3. Pengaruh edukasi terhadap kemampuan keluarga dalam perawatan stoma pada anggota keluarga yang mengalami kolostomi Hasil penelitian menunjukkan bahwa permberian edukasi mempunyai pengaruh terhadap kemampuan keluarga dalam perawatan stoma pada anggota keluarga yang mengalami kolostomi. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji statistik, dimana nilai p0,05 yaitu p=0.000. Perubahan kemampuan merawat stoma disebabkan adanya pemberian edukasi berupa informasi dan prosedur tindakan perawatan kolostomi yang tepat. Edukasi ini diberikan selama kurang lebih 30 menit selama 5 hari. Dengan adanya edukasi tentang perawatan stoma ini, keluarga mengerti informasi tentang kolostomistoma, perawatan kolostomistoma, dan efek samping atau komplikasi yang terjadi jika stoma tidak dirawat dengan tepat. Hal ini tergambar dari nilai mean kemampuan responden dalam merawat stoma anggota keluarganya sebelum diberi edukasi yaitu 18,93 dengan SD=3,105, yang menunjukkan bahwa kemampuan mereka kurang dalam merawat stoma. Sedangkan setelah diberi edukasi kemampuan keluarga merawat stoma meningkat menjadi rata-rata 35,67 Universitas Sumatera Utara dengan SD=1,175, dan ini menunjukkan mereka sudah mampu merawat stoma anggota keluarganya. WHO 1954 dalam Notoatmojo, 1997 menyatakan salah satu tujuan dari edukasi yaitu menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat. Purwanto 1999 mengatakan bahwa perubahan perilaku seseorang dapat terbentuk karena berbagai pengaruh atau rangsangan berupa pengetahuan, sikap, pengalaman, keyakinan, sosial, dan budaya. Menurut Suprajitno 2004, untuk menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah kebutuhan kesehatan dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi yang tepat, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan. Rencana tindakan ini diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarganya Calgary, 1994 dalam Suprajitno, 2004. Edukasi merupakan penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri self direction, aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru Craven Hirnle, 1996 dalam Suliha, dkk, 2002. Suliha, dkk 2002 juga menegaskan bahwa edukasi merupakan proses belajar dari individu, kelompok, atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu, dan dari yang tidak mampu Universitas Sumatera Utara mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri secara mandiri. Dengan pemberian edukasi yang efektif diberikan perawat diharapkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan keluarga dalam perawatan stoma sehingga dapat menjaga kesehatan dan meningkatkan kenyamanan pasien kolostomi sehingga terhindar dari komplikasi yang dapat memperparah kondisi pasien. Kebanyakan individu sepakat bahwa keluarga yang sedang merawat anggota keluarga yang mengalami kolostomi memerlukan program pendidikan yang komprehensif untuk mempersiapkan mereka berperan dan bertanggung jawab menjaga anggota keluarganya. Dikaitkanan dengan konsep harga diri pasien yang rendah seperti yang dinyatakan dari penelitian Panusur dan Nurhidayah 2007, sebagian besar responden pasien kolostomi 58,33 mempunyai gambaran diri negatif setelah tindakan kolostominya ketika pasien akan pulang dari perawatan. Reaksi pasien pada tahap ini mungkin pasien menjadi sangat tergantung, pasif, tidak ada motivasi dalam berperan dalam perawatannya. Karena itu pasien tidak mandiri dalam perawatan stoma. Oleh sebab itu, edukasi yang diberikan pada keluarga sangat penting sehingga sesampainya dirumah keluarga dapat membantu pasien agar dapat mencapai self carenya. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 15 responden, rata-rata berusia 24-32 tahun sebanyak 4 orang 26,7, 42-50 tahun sebanyak 4 orang 26,7, dan 51- 59 tahun sebanyak 4 orang 26,7 berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang 53,3, pendidikan terakhir SMA sebanyak 9 orang 60 dengan pekerjaan sebagai petani sebanyak 4 orang 26,7. Hasil pengukuran sebelum intervensi pre test menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kemampuan yang kurang dalam perawatan stoma yaitu sebanyak 93,3. Sedangkan hasil pengukuran setelah intervensi post test menunjukkan bahwa seluruh responden 100 mampu melakukan perawatan stoma pada anggota keluarganya yang mengalami kolostomi. Berdasarkan analisis menggunakan komputerisasi dengan software analisis statistic ditemukan perbedaan antara kemampuan responden sebelum dan sesudah diberikan edukasi, dimana terjadi peningkatan kemampuan dalam perawatan stoma dibandingkan sebelum diberikan edukasi. Selain itu, hasil uji analisis statistic Wilcoxon menunjukkan hasil median total untuk sebelum intervensi adalah 19 dengan Minimum = 13 dan Maksimum = 25. Sedangkan median total setelah intervensi adalah 35 dengan Minimum = 34 dan Maksimum = 38. Adapun nilai signifikansi p = .000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa edukasi mempengaruhi kemampuan keluarga dalam perawatan stoma. Universitas Sumatera Utara