22
d. Dimensi Biologi jasmani yaitu menjaga kesehatan badan dari
bermacam penyakit, memenuhi kebutuhan jasmaniah, menghindari akhlak tercela, melakukan sesuatu sesuai kemampuan.
b. Pengertian Akhlak.
Menurut logat, akhlak adalah bentuk jama’ dari khuluqun artinya tabiat, perangai, kebiasaan, budi pekerti, tingkah laku Ya’kub,1991: 11. Ada akhlak
tabiat yang baik dan ada kebiasaan yang buruk. Akhlak yang baik disebut akhlak karimah mahmudah dan akhlak yang buruk disebut akhlak madmumah tercela.
Makna lain adalah kholqun berarti kejadian atau sistem perilaku yang dibuat Q.S As- Syu’aro 26: 137. Sebab setiap manusia lahir bayi dalam kondisi tidak berbusana.
Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah SWT, maka aurat badaniahnya memerlukan busana pakaian dan rohaniahnya agar menjadi santun dihiasi dengan busana taqwa
Q.S Al-A’raf 17: 26. Akhlak sebagai media yang mengkondisikan manusia berhubungan dengan Khalik secara baik, sesuai dengan tuntunan-Nya dan berlaku
baik pula terhadap sesama makhluk. Menurut al Ghazali, akhlak adalah kebiasaan jiwa yang tetap yang terdapat dalam diri manusia yang dengan mudah dan tidak perlu
berpikir, menumbuhkan perbuatan-perbuatan dan tingkah laku manusia. Akhlak
mahmudah karimah
merupakan pola
perilaku dengan
mengimplementasikan nilai-nilai iman aqidah, Islam ibadah dan ihsan akhlak. Ketiga dimensi tersebut saling berkolaborasi, sehinga terjadilah pengintegrasian
antara akhlak dengan amal dan amalibadah yang berlandaskan pada keimanan. Selain itu dalam praktik amaliyah diperlukan pula dimensi lain yaitu ikhlas Q.S Al
23
Bayyinah 98: 5, sehingga bisa mencapai derajat taqwa muttaqin yaitu hamba Allah dengan kedudukan paling mulia di sisi-Nya Q.S Al Hujurat 49: 13. Sebab
itu semua amalan dalam Islam mengarah pada muara taqwa di mana orang tersebut dapat mencapai akhlak karimah mulia. Sebagaimana yang dikatakan Rasul saw,
bahwa mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya H.R Tirmidzi.
Jika ditamsilkan sebuah pohon, maka iman itu sebagai akar, ibadah sebagai batang dan akhlak ihsan itu merupakan buahnya amaliah. Agar buah amal tersebut
tidak buruk atau terkena hama riya, maka harus dipupuk, dirawat dengan sifat ikhlas, sehingga tumbuh kokoh sebagai pribadi taqwa, beramar ma`ruf nahyi munkar,
berbasis kalimat tauhid ’la ilaha illallah’. Akarnya menghujam kuat, batangnya kokoh, bercabang, beranting menjulang tinggi tidak layu dan amat rimbun daunnya.
Buahnya dapat dinikmati setiap saat dengan seizin Allah dan memberikan kesejukan di sekelilingnya Q.S Ibrahim 14: 24-25. Dengan ketaqwaan dan akhlak mulia
tersebut, maka orang-orang beriman diharapkan menjadi umat unggulan, khoiro ummahexcelence Q.S Ali Imran 3: 110 menuju kehidupan bangsa yang cerah
bermartabat berpribadi kaffah. Menurut Sauri 2011: 44-61, bagi individu-individu yang berkehendak
mencapai akhlak mulia, harus memenuhi 10 sepuluh dasar : 1.
Dasar taubat. Menyadari bahwa dirinya banyak melakukan dosa-dosa dan
kesalahan, sehingga ia selalu butuh akan pengampunan Allah.
24
2. Dasar zuhud. Tidak silau dengan gemerlapnya dunia. Tidak menempatkan
kemewahan dalam hatinya. 3.
Dasar ‘uzlah. Ia berusaha keras untuk maju dan profesional dalam menyiapkan diri sebagai sumber daya manusia yang dapat dimanfaatkan
lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negaranya, namun tekadnya “menyendiri” dalam arti tidak pamer atau berbangga diri.
4. Dasar qona’ah. Ia senang hati menerima apapun pemberian Tuhan. Ia
menyukuri dan menikmati. 5.
Dasar sabar. Ia sadar dan rela memaksa jiwa raganya untuk melaksanakan perintah, menghindari dan menjauhi larangan-larangan Allah. Ia juga mau
menerirna ujian dan rnusibah yang diberikan Allah. 6.
Dasar tawakkal ‘ala llah. Ia menyerahkan segala urusan kepada Allah. 7.
Dasar tawajuh ilallah bilkulliyati. Ia mengikuti ajakan Allah dalam segala aspek kehidupan dan menghindari ajakan selain dari ajakan Allah dan Rasul-
Nya. 8.
Dasar mulazimatu dzikr. Membiasakan berzikir, yakni “mengingat” Allah dalam setiap aktivitas, kapan saja dan di mana saja.
9. Dasar muraqabah. Ia menyadari selalu berada dalam pengawasan Allah.
10. Dasar ridho. Ia melepaskan semua kepentingan pribadi semata-mata untuk
mencapai ridho Allah.
25
c. Pendidikan Akhlak dalam Keluarga.