Merah Lampu Pjl.Kaki :
R =
.
= 40 Ω
Pada perancangan prototip nilai resistor yang digunakan adalah 39 Ω sesuai nilai resistor
di pasaran. Nilai resistor di atas berlaku untuk keempat output dari port driver.
Hijau Lampu Pjl.Kaki :
R =
.
= 18,75 Ω
Pada perancangan prototip nilai resistor yang digunakan adalah 20 Ω sesuai nilai resistor
di pasaran. Nilai resistor di atas berlaku untuk keempat output dari port driver.
Perhitungan nilai – nilai resistor di atas berdasarkan pada persamaan rumus 2.4
Gambar 3.8. Rangkaian schematic IC 74HC595 dan IC uln2803 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.9. Rangkaian LED dan resistor Lampu lalu Lintas
Gambar 3.10. Rangkaian LED dan resistor Lampu Pejalan Kaki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.11. Desain 3D lampu pejalan kaki portable.
Gambar 3.12. Desain 3D box prototype bawah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.13. Desain 3D penyanggah box lampu atas
Gambar 3.14. Desain 3D box lampu atas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.15. Desain 3D Sistem pengatur lampu pejalan kaki portable tampak kanan.
Gambar 3.16. Desain 3D Sistem pengatur lampu pejalan kaki portable tampak kiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3.6. Rangkaian Push Button
Push button atau tombol pada prototip dirancang untuk digunakan jika sensor tidak dapat bekerja atau terjadi error pada sistem sensor otomatis. Tombol yang digunakan dan
dirancang sebagai sistem untuk mengatur prototip lampu pejalan kaki secara manual. Dalam prototip lampu pejalan kaki ini push button yang digunakan merupakan jenis NO
atau Normally Open.
Gambar 3.17. Rangkaian anti-bouncing push button Perhitungan resistor dan kapasitor yang digunakan dalam rangkaian berdasarkan
persamaan 2.5 :
= 1
2
Ditentukan R sebesar 120 k Ω dan kapasitor 6,8 uF, maka T untuk anti-bouncing sebesar :
= 1
2 . 120 . 6,8
T = 0.195 s atau 195 ms PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3.7. Rangkaian Buzzer Sebagai Indikator
Buzzer dirancang sebagai indikator atau alarm peringatan ketika ada pejalan kaki yang sedang menyeberang jalan lurus 2 arah bukan persimpangan. Transistor NPN digunakan
sebagai saklar atau switch dalam rangkaian buzzer pada prototip ini. Hambatan diperlukan untuk membatasi arus yang masuk melalui common base dari pin output mikrokontroler.
Tegangan input untuk angkaian buzzer sebesar 5 V. Gambar 3.15 menunjukan rangkaian buzzer lengkap dengan hambatan untuk membatasi arus yang masuk menuju kaki base
transistor BC547. Terdapat dioda menggunakan seri 1N4007 untuk mengamankan atau menjaga transistor dari tegangan yang berlebih.
Gambar 3.18. Rangkaian buzzer Perhitungan nilai hambatan dapat dihitung menggunakan persamaan menurut hukum ohm,
yaitu : R =
dimana Tegangan input sebesar 5 V dan arus yang masuk dari mikrokontroler maksimal 40 mA. Maka,
R =
.
= 125 Ω
Nilai resistor yang digunakan adalah 120 Ω sesuai nilai resistor di pasaran.
61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang implementasi dari perancangan pada bab 3 serta analisis dari data dan hasil pengujian sistem yang telah dilakukan. Pengujian sistem
berfungsi untuk menunjukkan kinerja sistem berjalan dengan baik atau tidak. Pengambilan data terdiri atas pengambilan data solar cell terhadap waktu, data sensor infrared dan data
energi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan satu sistem secara lengkap. Berdasarkan data – data tersebut dapat dilakukan analisis terhadap proses atau kinerja sistem secara
lengkap, sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir dari pembuatan tugas akhir ini.
4.1. Implementasi Lampu Pejalan Kaki Portable 4.1.1. Bentuk Fisik dan Konsep Kerja Lampu Pejalan Kaki Portable
Hasil perancangan lampu pejalan kaki portable ditunjukan pada Gambar 4.1. Terdapat beberapa bagian yaitu bagian penyangga bawah yang akan ditempatkan oleh box
sistem pengatur dan box sensor, lalu tiang penyangga lampu, box rangkaian lampu LED beserta dengan tempat untuk solar cell atau panel surya, seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 4.2.
Gambar 4.1. Lampu Pejalan Kaki Portable dengan Sumber Energi Mandiri Secara Keseluruhan
a b
c Gambar 4.2. a Bagian Box Lampu Pejalan Kaki dan APILL LED , b Bagian Tiang
Penyangga, c Bagian Penyangga Bawah Tempat untuk Box Sistem Pengatur. Dalam box LED terdiri atas rangkaian LED warna merah dan hijau untuk lampu pejalan
kaki dan rangkaian LED berwarna merah, kuning, dan hijau untuk lampu APILL. Pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.3. ditunjukkan salah satu rangkaian LED yang digunakan dalam lampu pejalan kaki dan lampu APILL.
Gambar 4.3. Gambar Rangkaian LED Lampu tampak atas dan tampak samping. Rangkaian LED untuk lampu pejalan kaki terdiri dari 12 buah LED untuk setiap warna
merah dan hijau. Sedangkan untuk lampu APILL terdiri dari 9 buah LED untuk setiap warna merah dan hijau, dan 6 buah LED untuk warna kuning. Untuk setiap 1 pin header
pada rangkaian LED tersebut, mewakili 3 buah LED yang diparalel dan diseri dengan 1 buah resistor sebesar 220 ohm. Satu pin header yang dihubungkan seri dengan resistor
adalah input dari rangkaian driver dan SIPO. Satu pin header pada sisi satunya adalah sebagai selektor atau enable untuk pengaktifan warna lampu yang menyala.
Rangkaian selektor yang dimaksud adalah rangkaian tambahan yang dirancang, dikarenakan driver yang digunakan dalam sistem aktif rendah, sehingga harus ada yang
mengaktifkan LED dengan logika high, sehingga LED akan menyala. Dengan alasan tersebut dirancanglah rangkaian selektor yang terdiri dari transistor NPN, potensiometer,
dan resistor seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4. di bawah ini. Pada lampiran L2 ditunjukkan schematic rangkaian selektor yang dirancang menggunakan potensiometer ,
dan transistor NPN dengan seri TIP3055.
Gambar 4.4. Bentuk Fisik Rangkaian Selektor. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rangkaian selektor menggunakan transistor NPN, resitor 220 ohm, dan potensiometer 10 k
Ω namun yang digunakan sebesar 5 kΩ, dan 3 buah pin header yang digunakan sebagai input, output dan supply. Input yang dimaksudkan adalah logika yang dihasilkan dan
diprogram melalui mikrokontroler. Sedangkan output adalah yang dihubungkan dengan pin header pada rangkaian LED yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Untuk
tegangan supply pada rangkaian selektor adalah sebesar 12 V. Tegangan supply akan memberikan power untuk rangkaian selektor dan ketika input dari mikrokontroler bernilai
high maka output juga bernilai high dan akan menyalakan rangkaian LED. Rangkaian selektor ini memiliki persamaan dengan saklar, yang akan bernilai high atau low saat
diaktifkan dan tidak aktif. Alasan lainnya penambahan rangkaian ini juga dikarenakan mempertimbangkan
kemampuan mikrokontroler dalam menerima langsung tegangan yang disupply dari rangkaian driver dan SIPO yang melewati rangkaian LED terlebih dahulu. Oleh karena itu,
dengan pertimbangan – pertimbangan di atas dibuat dan dirancang tambahan rangkaian selektor tersebut.
Gambar 4.5. Rangkaian Driver dan SIPO tampak atas dan tampak samping. Rangkaian driver dan SIPO terdiri dari komponen IC shift register dengan seri
74HC595 dan IC uln2803 komponen driver. IC 74HC595 mendapatkan supply dari mikrokontroler, supply data bilangan biner yang akan digunakan untuk output pada
rangkaian LED. Output dari 74HC595 akan menjadi input untuk driver uln2803, yang kemudian akan menyuplai semua rangkaian LED. Kedua komponen ini membutuhkan
tegangan supply yang berbeda yaitu 5 V untuk IC 74HC595 dan 12 V untuk port com pada IC uln2803.