Buzzer Sistem pengatur lampu pejalan kaki portable dengan sumber energi mandiri.

mengaktifkan tunda delay pada Lampu Pejalan Kaki 1 dan 2. Sedangkan ketika sensor orang tidak mendeteksi kehadiran orang pejalan kaki maka bagian receiver akan membaca keadaan tersebut sebagai logika 1 high maka tidak akan mengaktifkan tunda untuk pengaktifan lampu pejalan kaki. Dalam sistem pengatur lampu pejalan kaki, menggunakan komunikasi melalui gelombang radio dengan modul Embeded Module Serial EMS RF Transceiver Shield antara prototip lampu pejalan kaki satu dengan yang lainnya pada kedua sisi jalan lurus 2 arah tersebut. Komunikasi antara lampu pejaln kaki 1 dan 2 dilakukan secara 2 arah full duplex. Lampu pejalan kaki 1 ditetapkan menjadi master dan lampu pejalan kaki 2 ditetapkan menjadi slave. Bagian master akan selalu mengkomunikasikan atau mengirimkan perintah - perintah yang dilakukan oleh bagian slave. Dan sebaliknya slave akan mengirimkan informasi ketika di lampu pejalan kaki 2 slave terdapat pejalan kaki yang akan menyeberang. Data yang dihasilkan oleh bagian sensor orang akan diproses dan diolah oleh mikrokontroler. Hasil data di mikrokontroler tersebut kemudian menjadi data input untuk komponen Serial Input Paralel Output SIPO yaitu IC 74HC595. Data yang dikirimkan oleh mikrokontroler dalam bentuk data serial dan oleh IC 74HC595 diolah menjadi data paralel. Data yang dihasilkan oleh IC 74HC595 kemudian akan masuk ke dalam driver LED yaitu IC uln2803. Driver LED IC uln2803 akan mengatur dalam pengaktifan setiap LED dalam satu rangkaian lampu pejalan kaki dan lampu lalu lintas yang mengatur kendaraan pada jalan lurus 2 arah bukan persimpangan. 3.2. Perancangan Software Sistem Pengatur Lampu Pejalan Kaki Portable dengan Sumber energi Mandiri. Diagram alir utama pada bagian master ditunjukkan pada Gambar 3.2. Mulai dari inisialisasi port IO pada mikrokontroler, lalu inisialisasi komunikasi antara Lampu pejalan kaki 1 master dengan Lampu pejalan kaki 2 Slave. Terlebih dahulu mengatur untuk pengaktifan semua Lampu menjadi merah pada master dan slave selama 2 sekon. Kemudian mengirimkan atau mengkomunikasikan setiap status atau statement kepada slave. Pengaktifan lampu pada master dan slave diwakili oleh 4 status atau statement yang terdiri dari 5 karakter. Pengiriman data status itu dilakukan oleh bagian master menuju slave. Pemrograman juga dilakukan untuk mengatur pengaktifan sensor orang bagian master dan slave. Selain pengaktifan sensor orang, terdapat tombol push button yang dapat mengatur pengaktifan lampu pejalan kaki 1 dan 2. Tombol aktif ketika sensor tidak dapat membaca kehadiran orang. Pada diagram alir utama ini terdapat 2 subrutin yaitu subrutin setting sensor orang dan baca status atau statement pada slave. Tunda atau delay yang diaktifkan saat lampu pejalan kaki merah menuju hijau adalah selama 30 sekon atau jumlah orang sejumlah 5 orang. Ketika salah satu syarat sudah terpenuhi,lampu pejalan kaki 1 master akan menyalakan lampu pejalan kaki hijau dan mengirimkan data status atau statement yang menyimbolkan lampu APILL merah dan lampu pejalan kaki hijau. Delay untuk pengaktifan lampu pejalan kaki hijau selama 20 sekon dan jumlah orang yang keluar menyeberang sudah sama dengan jumlah orang yang masuk. Ketika syarat jumlah orang yang exit tidak sama dengan input lampu pejalan kaki akan tetap hijau dan menunggu sampai dengan tunda selama 20 sekon habis.

3.2.1. Diagram alir subrutin baca status atau statement pada slave.

Diagram alir subrutin pada bagian slave ditunjukkan oleh Gambar 3.3 di bawah ini. Pada bagian slave terjadi pembacaan setiap status atau statement yang dikirimkan oleh bagian master. Selain itu, slave juga dapat mengirimkan simbol ketika terdapat kehadiran orang atau aktifnya tombol maupun jumlah orang yang sudah mencapai 5. Pengiriman data yang dilakukan oleh slave kepada master dilakukan saat ada syarat – syarat berikut di atas, karena slave membutuhkan status yang berisi perintah untuk slave melakukan tindakan.

3.2.2. Diagram alir subrutin setting sensor orang sensor infrared

Pada diagram alir subrutin yang ditunjukkan oleh Gambar 3.4 di bawah ini adalah pengaturan atau setting untuk sensor orang. Sensor orang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian pengirim sinyal infrared TX dan penerima sinyal infrared. Pengaturan pada bagian pengirim TX adalah mengaktifkan atau memancarkan sinar infrared secara terus – menerus kontinyu atau aktif high. Sedangkan pada bagian penerima RX diaktifkan untuk menerima hasil berlogika 0 atau low ketika adanya kehadiran orang, karena sinar infrared tidak dapat diterima oleh penerima. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI