Bagan alir yang mengilustrasikan arus data dan dokumen di antara area-area pertanggungjawaban dalam organisasi.
2. Bagan alir pengendalian internal internal control flowchart Bagan alir yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisis, dan
mengevaluasi pengendalian internal, termasuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan ketidakefisienan sistem.
3. Bagan alir sistem system flowchart Bagan alir yang menggambarkan hubungan antar-input, pemrosesan,
penyimpanan, dan output sistem.
L. Pengujian Efektivitas Pengendalian
Berdasarkan pemahaman mengenai struktur pengendalian internal, auditor harus bisa mengidentifikasi atribut-atribut yang berkaitan
dengan efektivitas pengendalian yang diuji. Mulyadi 2009 berpendapat, atribut adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang
membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Dalam hubungannya dengan pengujian pengendalian, atribut adalah penyimpangan dari ada
atau tidak adanya unsur tertentu dalam suatu pengendalian internal yang seharusnya ada.
Jusup 2001, dikutip dalam Jehaut 2014 mendefinisikan atribut sebagai karakteristik dalam populasi yang akan diuji. Atribut harus
diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi risiko pengendalian atas suatu asersi. Auditor harus cermat
dalam menentukan atribut, karena atribut akan menjadi dasar untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penentuan berikutnya yaitu jumlah deviasi dari pengendalian yang telah ditetapkan.
Pengujian kepatuhan dengan attribute sampling digunakan terutama untuk menguji efektifitas pengendalian internal dalam suatu
sistem. Ada tiga model attribute sampling menurut Mulyadi 2009: a. Fixed-sample-size Attribute Sampling
Model pengambilan sampel ini adalah model yang paling banyak digunakan dalam audit. Pengambilan sampel dengan model ini
ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Misalnya, dengan model ini auditor dapat
memperkirakan berapa persen bukti kas keluar voucher yang terdapat dalam populasi tidak dilampiri dengan bukti pendukung yang lengkap.
Model ini terutama digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian internal, dan auditor
tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan kesalahan. Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1 Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian internal.
2 Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. 3 Penentuan besarnya sampel.
4 Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi. 5 Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukkan efektivitas
pengendalian internal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap atribut sampel. b. Stop-or-go Sampling
Model pengambilan sampel ini sering juga disebut sebagai decision attribute sampling. Model ini dapat mencegah auditor dari
pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini digunakan jika
auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Prosedur yang harus ditempuh dalam metode ini setelah
menentukan attribute dan populasi adalah sebagai berikut: 1
Menetukan Desire Upper Precision Limit DUPL dan tingkat keandalan
Pada tahap ini akuntan menentukan tingkat keandalan reliability level yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang
dapat diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling ini menyarankan akuntan untuk memilih tingkat kepercayaan 90,
95, atau 97,5. Jika kepercayaan terhadap pengawasan internal cukup besar, umumnya disarankan untuk tidak menggunakan
reliability level kurang dari 95 dan tidak menggunakan acceptable precision limit lebih besar dari 5.
2 Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian
pengendalian guna menetapkan sampel pertama yang harus diambil. Setelah tingkat keandalan dan DUPL ditentukan, langkah
selanjutnya menentukan besarnya sampel minimum yang harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI