Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN
77
Tabel 3.2 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Penilaian Risiko
Elemen Komponen Penilaian Risiko Teori menurut COSO
Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS
Bencana alam atau kerusuhan politik Perusahaan harus memiliki arsip data
untuk mengurangi risiko data hilang atau rusak akibat bencana alam atau kerusuhan
politik seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, perang, atau kerusuhan masa.
Bendahara Dewan Paroki harus membuat back up data laporan keuangan di tempat
terpisah dan menyimpan bukti-bukti transaksi di tempat yang aman.
Produk dan aktivitas baru Pembaruan
produk atau
pembaruan aktivitas
harus disosialisasikan
agar dimengerti oleh seluruh staf sehingga tidak
mengganggu proses bisnis yang sedang berlangsung.
Ketika ada pengajuan program kerja baru atau pengajuan ijin penelitian, Ketua
Dewan Paroki membicarakannya dalam rapat harian Dewan Paroki.
Sistem informasi dan teknologi baru Pembaruan sistem informasi dan teknologi
baru mempengaruhi proses bisnis dan transaksi yang sedang berjalan.
Jika ada pembaruan sistem informasi dan teknologi, Ketua Dewan Paroki sebaiknya
mengadakan sosialisasi bagi karyawan dan pengurus dewan paroki.
Personil baru Personil yang baru perlu menguasai teknik
dan teori yang diterapkan sehingga perannya dapat membantu manajemen
dalam mencapai tujuannya. Melatih dan melakukan orientasi bagi
karyawan baru Koster dan Kasir oleh Ketua Dewan Paroki.
Sumber: COSO Framework, 2013 dan Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 3.3 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Informasi dan Komunikasi
Elemen Komponen Informasi dan Komunikasi
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian
Internal menurut PTKAP KAS
Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid
Pihak entitas harus mencatat semua transaksi yang valid, yaitu mencatat
seluruh transaksi
penerimaan dan
pengeluaran kas dalam satu periode. Apabila
transaksi penerimaan
dan pengeluaran kas dalam satu periode
tersebut tidak
tercatat, akan
mengakibatkan kerancuan antara kas yang dicatat pada catatan akuntansi entitas
dengan jumlah kas yang sesungguhnya. Transaksi-transaksi
penerimaan dan
pengeluaran kas dicatat pada dokumen dan catatan akuntansi yang berkaitan, seperti
Bukti Kas Masuk BKM, Bukti Kas Keluar BKK, Bukti Bank Masuk BBM,
Bukti Bank Keluar BBK, dan Buku Kas Harian
Bendahara Dewan
Paroki BKHBDP.
Mengklasifikasi transaksi seperti yang seharusnya
Entitas harus mengklasifikasikan transaksi seperti yang seharusnya agar pencatatan
menjadi tepat, misalnya utang keuskupan diklasifikasikan sebagai penerimaan, maka
penerimaan kas akan dicatat terlalu berlebih.
Penerimaan sumbangan umat, kolekte, penerimaan
APBU, devosionalia,
penerimaan hasil kebun, dicatat pada penerimaan kas paroki, dan pembiayaan
kebutuhan rumah tangga, tim kerja dan kepanitiaan dicatat pada pengeluaran kas.
Mencatat transaksi pada periode akuntansi yang tepat
Entitas harus mencatat transaksi pada periode yang tepat agar tidak menyesatkan
pengguna laporan keuangan. Pencatatan transaksi pada BKM, BKK,
BBM, BBK, dan BMM dicatat hanya pada waktu transaksi.
Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan dengan
tepat Entitas harus menyajikan transaksi dan
pengungkapan dalam laporan keuangan yang terkait agar laporan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan. Penerimaan kas setelah dikurangi dengan
pengeluaran kas akan dicatat pada akun kas dalam laporan keuangan Paroki Santo
Antonius Padua Kendal.
Sumber: COSO Framework, 2013, James Hall, 2007, dan PTKAP KAS, 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas
Pengendalian
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian
Internal menurut PTKAP KAS
Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak
Desain dokumen yang baik adalah desain dokumen yang sederhana, jelas, dan
mudah dipahami oleh pengguna sehingga meminimalkan
terjadinya kecurangan.
Dokumen yang baik juga harus memuat tempat tanda tangan bagi yang berwenang,
dan bernomor
urut tercetak
untuk menghindari
adanya penyelewengan
dokumen transaksi. a. Seluruh bukti transaksi didesain dengan
sederhana dan mudah digunakan. b. Seluruh bukti transaksi terdapat tempat
tanda tangan. c. Seluruh bukti transaksi harus bernomor
urut tercetak.
Pemisahan tugas Entitas harus memisahkan tugas antara
karyawan keuangan yang satu dengan yang
lainnya untuk
meminimalkan terjadinya kecurangan, pencurian, dan
pemalsuan dokumen transaksi. Bendahara Dewan Paroki sebaiknya lebih
dari satu orang dan tiap bendahara memiliki tugasnya masing-masing.
80
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikn dengan PTKAP KAS pada Komponen
Aktivitas Pengendalian Lanjutan
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian
Internal menurut PTKAP KAS
Pengamanan harta dan catatan perusahaan Yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mengamankan harta
dan informasi
tersebut, antara lain meliputi: a. Membatasi akses fisik terhadap harta
seperti pengamanan kotak brankas, dan lain-lain.
b. Menjaga catatan dan dokumen dengan menyimpan catatan dan dokumen
dalam lemari yang terkunci, serta dengan
membuat back-up
yang memadai.
c. Pembatasan akses terhadap ruang komputer dan terhadap file perusahaan.
a. Uang kolekte dan APBU sebaiknya dipisah dan disimpan di tempat yang
aman. b. Laporan keuangan dan semua bukti
transaksi disimpan oleh satu bendahara dan diletakkan di tempat yang aman.
c. File laporan keuangan hanya dipegang oleh satu bendahara yang bertugas
menyusun laporan keuangan.
Otorisasi yang memadai atas transaksi bisnis
Otorisasi merupakan
pemberian wewenang oleh manajer kepada stafnya
untuk melakukan aktivitas atau mengambil keputusan tertentu. Otorisasi diwujudkan
dalam bentuk tanda tangan atas suatu dokumen.
Otorisasi harus dilakukan pada suatu dokumen sebagai bukti bahwa dokumen
tersebut sah. Otorisasi harus dilakukan sesaat setelah transaksi selesai dilakukan.
81
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen
Aktivitas Pengendalian Lanjutan
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian
Internal menurut PTKAP KAS
Review atas kinerja Beragam aktivitas untuk pemeriksaan
independen antara lain meliputi: a. Membandingkan catatan dengan aktual
fisik. Misalnya, perusahaan dapat membandingkan
antara catatan
persediaan dengan saldo persediaan yang benar-benar ada.
b. Prinsip double entry bookkeeping. Prinsip bahwa total debet akan sama
dengan total kredit merupakan salah satu sarana pengecekan.
c. Menciptakan adanya review atau pemeriksaan
independen. Contoh:
laporan keuangan perusahaan diaudit oleh auditor independen.
a. Ketua Dewan Paroki harus memeriksa laporan keuangan secara berkala.
b. Bendahara Dewan Paroki memeriksa jumlah aset secara aktual dengan
jumlah aset yang tertera pada laporan keuangan.
Pelaporan keuangan tepat waktu Kondisi
keuangan organisasi
harus dilaporkan
sesuai periodenya
agar informasinya relevan dengan kondisi dan
situasi yang
bersangkutan sehingga
mampu sebagai
sarana pengambian
keputusan yang tepat. Laporan keuangan dilaporkan ke KAS
setiap tanggal 10 setiap bulan, dan selalu dilaporkan dalam rapat pengurus harian.
82
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen
Aktivitas Pengendalian Lanjutan
Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian
Internal menurut PTKAP KAS
Dasar anggaran Setiap organisasi harus memiliki dasar
yang jelas dalam membuat anggaran tahunan, termasuk gereja. Ada RAPB dan
RAI yang disusun berdasarkan visi, misi, dan fokus pastoral.
RAPB dan RAI disusun berdasarkan visi, misi, dan fokus pastoral. Penyusunannya
sebagai berikut. a. Tim kerja, ketua bidang dan bendahara
menyusun kegiatan sesuai dengan sasaran
strategis dan
rincian anggarannya.
b. Bendahara dan
Dewan Harian
memeriksa anggaran yang diajukan apakah sesuai atau tidak.
c. RAPB dan RAI disahkan melalui Rapat Pleno.
Pembagian tugas Tugas yang sama dengan pengurus atau
karyawan yang lebih dari satu harus dibagi agar lebih fokus.
Pembagian tugas abtara bendahara dan kasir masih belum seimbang. Fungsi Kasir
juga belum maksimal.
Sumber: COSO Framework, 2013, Mulyadi, 2012, Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011, dan PTKAP KAS, 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 3.5 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Pemantauan
Elemen Komponen Pemantauan Teori menurut COSO
Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menuurut PTKAP KAS
Supervisi yang efektif Supervisi yang efektif meliputi monitor
kinerja karyawan serta mengamankan harta dengan mengawasi karyawan yang
memiliki akses terhadap harta perusahaan. Supervisi sangat penting, terutama di
perusahaan kecil yang tidak memiliki pemisahan tugas yang cukup memadai.
Sebaiknya diadakan supervisi secara rutin oleh Ketua Dewan Paroki agar aset gereja
tetap terkendali.
Pengauditan internal Pengauditan internal meliputi:
Evaluasi kepatuhan karyawan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen,
dan terhadap aturan atau regulasi yang berlaku.
Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen.
Ketua Dewan Paroki secara berkala memeriksa laporan keuangan yang
disusun oleh Bendahara I. Secara berkala, kinerja seluruh pengurus
Dewan Paroki dievaluasi oleh Ketua Dewan Paroki dan Ketua Tim Kerja
masing-masing.
Sumber: COSO Framework, 2013, James Hall, 2007, dan PTKAP KAS, 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Mendeskripskan kesesuaian antara pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang
diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan lima komponen pengendalian internal menurut COSO yang telah
disesuaikan dengan pengendalian interal menurut PTKAP KAS. c. Mendeskripsikan hasil analisis komponen pengendalian menurut
COSO yang telah disesuaikan dengan PTKAP KAS dan pengendalian internal yang telah diterapkan Paroki Santo Antonius
Padua Kendal secara keseluruhan. 3. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, langkah-langkah yang
ditempuh ialah dengan menguji efektivitas pengendalian internal yang diterapkan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal. Untuk menguji
efektif atau tidaknya pengendalian internal yang diterapkan, digunakan pengujian kepatuhan dengan metode stop-or-go sampling. Stop-or-go
Sampling dapat mecegah penulis dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin.
Model ini digunakan jika penulis yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Penulis menggunakan uji
pengujian kepatuhan Stop-Or-Go Sampling karena penulis yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil.
Adapun langkah-langkah dalam uji pengujian kepatuhan Stop- Or-Go Sampling sebagai berikut:
a. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji
efektivitas pengendalian internal: 1 Attribute I: adanya otorisasi dari pejabat berwenang. Hall
Singleton 2007: 33 mengatakan bahwa tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi
material yang diproses valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen. Otorisasi sebaiknya dilakukan pada seluruh bukti
transaksi yang terkait dengan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu pada Bukti Kas Masuk,
Bukti Kas Keluar, Bukti Bank Masuk, Bukti Bank Keluar, dan Bukti Memorial.
2 Attribute II: adanya nota transaksi yang menyertai bukti transaksi. Nota transaksi penting untuk disertakan dengan
bukti transaksi sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar- benar terjadi dengan nominal yang sama dengan nota transaksi
yang menyertai. Untuk penerimaan kas, seharusnya ada Tanda Terima yang menyertai Bukti Kas Masuk dan Bukti Bank
Masuk sebagai bukti diterimanya uang, sedangkan untuk pengeluaran kas seharusnya ada Tanda Bayar atau nota
transaksi yang menyertai Bukti Kas Keluar dan Bukti Bank Keluar sebagai bukti pembayaran.
3 Attribute III: adanya kesesuaian antara bukti transaksi dengan catatan akuntansi. Bukti transaksi yang sesuai dengan catatan
akuntansi menjadi hal yang penting karena hal tersebut membuktikan bahwa bukti transaksi yang telah dibuat valid
dan sinkron dengan catatan akuntansi yang berkaitan. Pada penerimaan kas, uang yang diterima beserta nama pengirim
dan penyetor uang dan nominal yang tertera di bukti transaksi harus sama dengan yang tertera pada catatan akuntansi, dan
pada pengeluaran kas, nominal dan tujuan pembayaran yang ada di bukti transaksi harus sama dengan yang ada di catatan
akuntansi. 4 Attribute IV: adanya nomor urut tercetak pada dokumen
transaksi. Menurut Romney 2004: 240, dokumen perlu bernomor
urut tercetak
agar dokumen
dapat dipertanggungjawabkan dan agar mengurangi kesempatan
pengguna dokumen melakukan kecurangan fraud. Nomor urut tercetak seharusnya ada pada setiap dokumen transaksi
pada penerimaan dan pengeluaran kas paroki untuk memperkuat pengendalian internal.
5 Attribute V: adanya tanda validasi di bukti transaksi yang membuktikan bahwa transaksi yang tertulis di bukti transaksi
sinkron dan valid dengan transaksi yang tertulis di buku kas harian dewan paroki elektronik.
b. Setelah menentukan attribute, maka langkah selanjutnya adalah menentukan populasi. Populasi yang akan diambil sampelnya
adalah dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas dari 1 Januari 2016
sampai dengan 31 Maret 2016. c. Menentukan tingkat keandalan R dan DUPL
Pada tahap ini penulis menentukan tingkat keandalan yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang masih diterima.
Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling menyarankan penulis untuk memilih tingkat kepercayaan 90, 95, dan 97,5.
d. Menentukan jumlah sampel yang harus diambil dengan menggunakan tabel besarnya sampel minimum.
Tabel 3.6 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian
Acceptable Uper Precision Limit
Sample Size Based on Confidence Levels 90
95 97,5
10 24
30 37
9 27
34 42
8 30
38 47
7 35
43 53
6 40
50 62
5 48
60 74
4 60
75 93
3 80
100 124
2 12
150 185
1 240
300 370
Sumber: Mulyadi 2002: 265 e. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi secara acak.
Agar setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel anggota, maka pemilihan
sampel dari keseluruhan anggota populasi harus dilakukan secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
acak. Sampel yang diambil ini sebanyak 60. Sampel ini diambil dengan tujuan untuk memperkirakan besarnya DUPL.
f. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas pengendalian internal. Dalam pengujian kepatuhan, atribut yang
sudah ditentukan di atas diuji apakah ketiga atribut tersebut ada pada sampel yang diambil.
g. Membuat tabel Stop-Or-Go Decision Tabel Stop-Or-Go Decision berisi informasi tentang jumlah sampel
awal dan tindakan yang harus diambil jika terdapat kesalahan. Langkah-langkah untuk menyusun Stop-Or-Go Decision yaitu:
Tabel 3.7 Tabel Stop-Or-Go Decision Langkah
Besarnya smpel
kumulatif yang
digunakan Berhenti
jika kesalahan
kumulatif yang terjadi
sama dengan
Lanjutkan ke langkah
berikutnya jika
kesalahan yang terjadi
sama dengan Lanjutkan
ke langkah 5 jika
kesalahan paling tidak
sebesar
1 60
1 4
2 96
1 2
4 3
126 2
3 4
4 156
3 4
4 Sumber: Mulyadi 2002: 266
Langkah 1:
Jika pemeriksaan terhadap 60 sampel tersebut tidak ditemukan kesalahan, atau DUPL = AUPL, maka pengambilan sampel dihentikan. AUPL
dihitung dengan menggunakan rumus:
ܣ ܷ ܲ ܮ =
ܥ ݊ ݂ ݅ ݀ ݁ ݊ ܿ ݁ ݈ ݁ ݒ ݁ ݈ ݂ ܽ ܿ ݐ ݎ ܽ ݐ ݀ ݁ ݏ ݅ ݎ ݁ ݀ ݎ ݁ ݈ ݅ ܽ ܾ ݅ ݈ ݅ ݐ ݕ ݂ ݎ ܽ ܿ ܿ ݑ ݎ ܽ ݊ ܿ ݁ ܾ ݏ ݁ ݎ ݒ ݁ ݀
ܵ ܽ ݉ ݈ ݁ ݏ ݅ ݖ ݁ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut tabel 3.3, Confidence level factor pada R = 95 dan tingkat keandalan = 0 adalah 3, maka AUPL = 360 adalah 5. Jika kesalahan
yang dijumpai = 0 dan DUPL = AUPL maka pengambilan sampel dihentikan.
Tabel 3.8Attribute Sampling for Determining Stop-Or-Go Sample Size and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base
on Sample Result Number of
Occurance Convidance Levels
90 95
97,5 2,4
3,0 3,7
1 3,9
4,8 5,6
2 5,4
6,3 7,3
3 6,7
7,8 8,8
4 8,0
9,2 10,3
5 9,3
10,6 11,7
6 10,6
11,9 13,1
7 11,8
13,2 14,5
- -
- -
- -
- -
51 61,5
64,5 67,0
Sumber: Mulyadi 2002:268-269
Langkah 2:
Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan anggota sampel = 1 maka confidence level factor pada R = 95 adalah 4,8 dan AUPL =
4,860 adalah 8. Karena AUPL DUPL maka perlu mengambil sampel tambahan dengan rumus:
ܵ ܽ ݉ ݈ ݁ ܵ ݅ ݖ ݁ =
ܥ ݊ ݂ ݅ ݀ ݁ ݊ ܿ ݁ ݈ ݁ ݒ ݁ ݈ ݂ ܽ ܿ ݐ ݎ ܽ ݐ ݀ ݁ ݏ ݅ ݎ ݁ ܽ ݊ ݀ ݎ ݁ ݈ ݅ ܽ ܾ ݅ ݈ ݅ ݐ ݕ ݂ ݎ ܽ ܿ ܿ ݑ ݎ ܽ ݊ ܿ ݁ ݂ ݅ ݈ ݁ ܾ ݏ ݁ ݎ ݒ ݁ ݀
ܦ ݁ ݏ ݅ ݎ ݁ ݑ ݁ ݎ ݎ ݁ ܿ ݅ ݏ ݅ ݊ ݏ ݅ ݖ ݁ Besar sampel dihitung sebagai berikut 4,85 = 96. Angka besarnya
sampel kemudian dicantumkan dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 2.
Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel = 1, maka AUPL = 4,896 adalah 5. Karena AUPL = DUPL,
maka pengambilan sampel dihentikan.
Langkah 3:
Jika pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel pada langkah 2 ditemukan dua kesalahan maka perlu diambil sampel tambahan. Besarnya sampel
dihitung sebagai berikut 6,35 = 126. Angka besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang
digunakan” pada baris langkah 3. Jika 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat dua kesalahan, maka
AUPL = 6,3126 adalah 5. Karena AUPL = DUPL maka pengambilan sampel dihentikan.
Langkah 4:
Jika dalam pemeriksaan terhadap 126 anggota sampel ditemukan 3 kesalahan atau penyimpangan, maka harus diambil sampel tambahan.
Besarnya sampel dihitung sebagai berikut: 7,85 adalah 156. Angka besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom “ besarnya
sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 4. Jika 156 anggota tersebut hanya terdapat tiga kesalahan, penulis akan
mengambil keputusan bahwa sistem pengendalian internal adalah efektif, dan penulis akan menghentikan pengambilan sampelnya kaena AUPL =
DUPL. Namun jika dari 156 anggota sampel tersebut penulis menemukan 4 kesalahan maka AUPL menjadi sebesar 5,9 9,2156.
Dalam keadaan ini penulis beralih ke langkah kelima yaitu mengambil kesimpulan bahwa elemen sistem pengendalian internal yang diperiksa
tidak dapat dipercaya atau penulis dapat menggunakan fixed-sample-size- attribute sampling sebagai alternatif.
h. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel dilakukan dengan cara
membandingkan antara tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima DUPL dengan tingkat kesalahan yang dicapai AUPL.
Apabila AUPL = DUPL, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal efektif. Tetapi bila AUPL DUPL, maka dapat disimpulkan
bahwa pengendalian internal belum efektif. Fungsi, catatan, prosedur, dan dokumen pengendalian internal tidak semuanya
memiliki kelemahan, ada juga yang tidak memiliki kelemahan. Fungsi, catatan, prosedur, dan dokumen yang tidak memiliki
kelemahan juga akan dijelaskan bahwa ketiga hal tersebut sudah berjalan dengan baik. Kemudian untuk fungsi, catatan, prosedur, dan
dokumen pengendalian internal yang masih lemah atau memiliki kelemahan akan diberikan rekomendasi yang akan dibahas di
langkah ketiga. Perekomendasian tersebut dapat dilakukan dengan menceritakan kelemahan-kelemahan terkait pengendalian internal
dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang ditemukan dalam bentuk narasi.
92