5. Aktivitas farmakologis
Tanaman buni dapat digunakan untuk mengobati flu dan kanker Micor, 2005. Tanaman buni juga dapat digunakan untuk mengobati kurang darah, darah
kotor, hipertensi, jantung berdebar, batuk, sifilis dan kencing nanah Haryanto, 2009. Buah yang sudah matang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pada
saluran cerna seperti disentri, diabetes, indigesti, dan konstipasi Kassem et al., 2013.
B. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Sedangkan ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan
cara ekstraksi tanaman obat dengan ukuran partikel tertentu menggunakan cairan penyari yang sesuai. Maserasi adalah metode penyarian simplisia sederhana yang
dilakukan dengan menggunakan berbagai macam pelarut pada suhu kamar selama beberapa waktu Agoes, 2009. Remaserasi adalah pengulangan penambahan
pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Depkes RI, 2000.
Pada proses ekstraksi, pelarut berdifusi kedalam sel dan selanjutnya zat aktif akan larut kedalam pelarut. Sehingga, akan dicapai kesetimbangan antara
solut dan solven Agoes, 2009. Keuntungan metode ekstraksi yaitu dapat diaplikasikan dalam sampel dengan jumlah yang sedikit, prosesnya mudah, dan
alat yang digunakan sederhana List dan Schmidt, 2000. Pelarut yang digunakan dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut
optimal yang dapat menyari senyawa aktif atau berkhasiat, sehingga senyawa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut dapat terpisah dari bahan atau kandungan lainnya. Pelarut yang dipilih adalah pelarut yang bisa melarutkan hampir semua metabolit sekunder yang
terkandung. Pelarut yang sering digunakan untuk mengekstraksi senyawa fenolik antara lain metanol, etanol, aseton dan etil asetat Tarorehet al., 2015.
C. Senyawa Fenolik
Senyawa fenolik merupakan kelompok terbesar metabolit sekunder pada tanaman. Senyawa ini termasuk dalam alkohol aromatik karena gugus
hidroksilnya selalu melekat pada cincin benzen. Senyawa fenolik secara umum memiliki potensi sebagai bakterisidal, antiseptik, antioksidan, dan sebagainya
Pengelly, 2006. Beberapa senyawa yang termasuk dalam kelompok fenolik adalah fenol
sederhana, kumarin, tannin, saponin, dan flavonoid. Senyawa tersebut biasanya berada dalam bentuk glikosida atau ester pada tanaman Proestos, 2006.
Senyawa fenolik ini merupakan molekul yang dapat bertindak sebagai antioksidan untuk mencegah penyakit jantung, mengurangi peradangan,
menurunkan kejadian kanker dan diabetes, serta mengurangi tingkat mutagenesis pada sel manusia. Perlindungan yang diperoleh dari mengonsumsi produk
tanaman seperti buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan sebagian besar terkait dengan adanya senyawa fenolik pada tanaman tersebut Khoddami et al.,
2013. Senyawa fenolik dapat memberikan perlindungan sebagai antioksidan dikarenakan senyawa fenolik dapat bereaksi dengan reactive oxygen species
ROS dan menghilangkan aktivitas radikalnya sehingga tidak berbahaya lagi terhadap sel tubuh manusia Sochor, 2010.
Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang paling umum, karena tersebar luas di jaringan tanaman, dan bersama karotenoid dan klorofil bertanggung jawab
memberikan warna seperti biru, ungu, kuning, oranye dan merah pada tanaman. Flavonoid meliputi flavon, flavonol, iso-flavonol, anthocyanin, anthocyanidin,
proanthocyanidin dan katekin Khoddami et al., 2013. Flavonoid merupakan senyawa polar karena memiliki sejumlah gugus
hidroksil. Umumnya flavonoid larut dalam pelarut polar seperti air, etanol, metanol, aseton, dimetilsulfoksida, dan dimetilformamida. Gula yang terikat pada
flavonoid dapat membantu meningkatkan kelarutan flavonoid dalam air, sehingga dengan menggunakan campuran pelarut air dengan beberapa contoh pelarut polar
lain dapat menjadi pelarut yang baik untuk flavonoid khususnya glikosida. Sebaliknya aglikon bersifat kurang polar, contohnya adalah isoflavon, flavon, dan
flavonol yang termetoksilasi. Mereka akan cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform Markham, 1988.
Rutin 3’,4’,5,7-tetrahidroksiflavon-3β-D-rutinosida adalah glukosida
flavonoid yang sangat umum dikenal dengan vitamin P. Dalam keseharian, rutin biasa digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi serta penyakit lain yang
berkaitan dengan vaskuler dos Santos, 2008.
Gambar 1. Struktur rutin Lopez, 2003
Golongan senyawa fenolik lainnya antara lain, asam fenolik, kumarin, dan flavonol. Asam fenolik yang sering ditemukan antara lain asam hydroxylbenzoic,
dan yang tergolong didalamnya antara lain asam galat, asam salisilat, dan asam vanillic Vermerris dan Nicholson, 2008.
Asam galat asam 3,4,5-trihidroksibenzoat merupakan senyawa fenolik yang bukan tergolong dalam flavonoid. Asam galat termasuk dalam golongan
antioksidan alami yang sering digunakan sebagai pengawet makanan Lopez, 2003.
Gambar 2. Struktur asam galat Lopez, 2003 D.
Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sehingga relatif tidak stabil. Atom
atau molekul tersebut bersifat reaktif mencari pasangan elektron disekitarnya untuk menstabilkan diri atau sering disebut sebagai reactive oxygen species ROS
Ardhie, 2011. Sifat sangat reaktif yang dimiliki oleh radikal bebas menyebabkan radikal ini dapat bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat dan DNA untuk
memperoleh kembali pasangan elektronnya dan menjadi stabil Badarinath et al., 2010.
Efek berbahaya dari radikal bebas menyebabkan potensi kerusakan biologis yang disebut dengan oxidative stress dan nitrosative stress. Efek tersebut
terjadi dalam sistem biologi bila ada produksi lebih dari ROSRNS. Oxidative Stress dapat merusak jaringan lipid, protein, atau DNA seluler sehingga
menghambat fungsi normal mereka. Maka oxidative stressdapat disimpulkan terlibat dalam menimbulkan sejumlah penyakit pada manusia serta dalam proses
penuaan Valko et al., 2006.
E. Senyawa Antioksidan