lalu divortex selama 30 detik. Selama 30 menit, warna larutan tersebut diamati secara visual dengan mata.
5. Skrining fitokimia ekstrak etanol 96 buah buni
a. Pembuatan larutan uji
Pembuatan larutan uji untuk uji fitokimia dilakukan dengan cara melarutkan sebanyak 500 mg ekstrak etanol 96 buah buni dilarutkan dengan
50 mL etanol 96, kemudian didapat larutan uji yang digunakan untuk skrining fitokimia.
b. Uji saponin
Sebanyak 0,05 g sampel dilarutkan dalam 10 mL akuades, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Dikocok vertikal selama 30 detik
kemudian dibiarkan selama 30 detik, diamati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk busa yang tetap maka identifikasi menunjukkan adanya saponin
Marliana et al., 2005. c.
Uji flavonoid Sebanyak 3 mL larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan serbuk Mg dan 5 tetes HCl pekat. Jika menghasilkan warna kuning, oranye, dan merah menandakan adanya flavonoid Nafisah et al.,
2014. d.
Uji triterpenoid dan steroid Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan dalam cawan porselen. Residu
dilarutkan dengan 0,5 mL kloroform, setelah itu ditambahkan dengan asam asetat anhidrat sebanyak 0,5 mL. Selanjutnya ditambahkan 2 mL asam sulfat
pekat melalui dinding tabung. Adanya triterpenoid ditandai dengan terbentuknya cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan, sedangkan
adanya steroid ditandai dengan terbentuknya cincin biru kehijauan Hayati dan Halimah, 2010.
e. Uji minyak atsiri
Larutan uji dipipet sebanyak 1 mL kemudian diuapkan diatas cawan porselen hingga diperoleh residu. Hasil positif minyak atsiri ditandai dengan
bau khas yang dihasilkan oleh residu tersebut Padmasari et al., 2013. f.
Uji alkaloid Sebanyak 2 mL larutan uji diuapkan diatas cawan porselen. Residu
yang terbentuk dilarutkan dengan 5 mL HCl 2 N. Larutan yang dihasilkan dibagi ke dalam 3 tabung reaksi. Tabung pertama berfungsi sebagai blanko
yang ditambahkan dengan HCl, tabung kedua ditambahkan 3 tetes pereaksi Dragendorff dan tabung ketiga ditambahkan 3 tetes pereaksi Mayer. Hasil
positif adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan jingga pada tabung kedua dan endapan kuning pada tabung ketiga Puspitasari et al.,
2013. g.
Uji tanin dan polifenol Sebanyak 3 mL larutan ekstrak uji dibagi ke dalam 3 bagian yaitu
tabung A, tabung B, dan tabung C. Tabung A digunakan sebagai blanko, tabung B direaksikan dengan larutan besi III klorida 10, warna biru tua
atau hitam kehijauan menunjukkan adanya tannin dan polifenol, sedangkan pada tabung C hanya ditambahkan gelatin 1. Apabila terbentuk endapan
pada tabung C maka larutan ekstrak positif mengandung tannin Marliana et al., 2005.
h. Uji antosianin
Sebanyak 10 mL larutan uji ditambahkan HCl 2 M kemudian dipanaskan 100
C selama 5 menit. Hasil positif bila timbul warna merah. Juga ditambahkan NaOH 2M tetes demi tetes sambil diamati perubahan warna yang
terjadi. Hasil positif bila timbul warna hijau biru yang memudar perlahan –
lahan Putri dan Gunawan, 2015. i.
Uji antrakuinon Uji Brontrager dilakukan dengan cara mengambil 0,05 gekstrak dan
dilarutkan dengan 10 mL akuades kemudian disaring, filtrat diekstrak dengan 5 mL benzena. Hasil ekstrak dibagi menjadi 2 bagian, A dan B. Filtrat A
digunakan sebagai blanko dan filtrat B ditambahkan 5 mL amonia kemudian dikocok, bila terdapat warna merah berarti hasil positif Marliana et al., 2005.
Uji Brontrager termodifikasi dilakukan dengan melarutkan 0,05 g sampel dengan 10 mL 0,5 N KOH dan 1 mL larutan hidrogen peroksida.
Kemudian dipanaskan pada waterbath selama 10 menit, didinginkan dan disaring. Pada filtratnya ditambahkan asam asetat bertetes
– tetes sampai pada kertas lakmus menunjukkan asam. Selanjutnya diekstrak dengan 5 mL
benzena. Hasil ekstrak dibagi menjadi 2 bagian, A dan B. Larutan A digunakan sebagai blanko, sedangkan larutan B dibuat basa dengan 2
– 5 mL larutan amonia. Perubahan warna pada lapisan basa diamati. Warna merah
atau merah muda menunjukkan adanya antrakuinon PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Penentuan kandungan fenolat total