Klasifikasi Pestisida Berdasarkan Struktur Zat Kimianya

b. Racun kontak Racun kontak biasanya digunakan untuk membunuh serangga yang mempunyai bagian mulut untuk menggigit dan mengambil makanannya dari bawah permukaan daun atau bagian tanaman lainnya yang tidak terkena racun yang disemprotkan atau ditebarkan pada permukaan tanaman. Pestisida jenis ini membunuh sasaran dengan masuk ke dalam tubuh melalui kulit, atau menembus saluran darah. Racun jenis ini dapat digunakan dalam bentuk cairan atau tepung. c. Racun gas Racun pernapasan adalah pestisida yang bekerja lewat saluran pernapasan. Serangga akan mati bila menghirup racun dalam jumlah yang cukup. Jenis pestisida ini biasanya di gunakan hanya pada ruangan tertutup. Subiyakto, 1991

2.2.3. Klasifikasi Pestisida Berdasarkan Struktur Zat Kimianya

Berdasarkan struktur kimianya, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Bina Perlindungan Tanaman 1993 menggolongkan pestisida menjadi : a. Pestisida Golongan Organokorin Golongan pestisida ini terdiri dari karbon, klorin, dan hidrogen. Beberapa bahan aktif golongan ini telah dilarang penggunaannya di Indonesia karena sangat berbahaya bagi kehidupan maupun lingkungan. Hal ini disebabkan organoklorin meninggalkan residu yang sulit terurai dan dapat terakumulasi dalam rantai makanan. Organoklorin sangat stabil baik di Universitas Sumatera Utara tanah, air, maupun di dalam jaringan tanaman dan hewan. Pestisida ini tidak mudah terurai oleh mikroorganisme, enzim, panas atau sinar ultraviolet. Tiga sifat utama golongan ini adalah : merupakan racun yang universal; degradasinya berlangsung sangat lambat; dan larut dalam lemak. Jika masuk ke dalam tubuh manusia maka pestisida ini akan berpengaruh terhadap susunan syaraf terutama membran syaraf dan terakumulasi di dalam lemak. Yang termasuk ke dalam golongan organoklorin adalah DDT Dichloro Diphenyl Trichloroetana, HCH Hexaclorocyclohexane, cyclodines, dan Polychloroterpane. b. Pestisida golongan organofosfat Golongan ini sering disebut organic phosphates yang merupakan derivat dari phosphoric acid. Struktur kimia dan cara kerjanya berhubungan erat dengan gas saraf dan sangat toksik bagi hewan bertulang belakang. Pestisida ini bersifat non persisten dan tidak stabil sehingga dapat menggantikan organoklorin. Jalur masuk pestisida ini ke dalam tubuh adalah melalui kulit, mulut, saluran pencernaan, dan pernapasan. Di dalam darah pestisida ini akan berikatan dengan ezim kholinesterase yang berfungsi mengatur kerja saraf. Yang termasuk ke dalam golongan pestisida ini adalah tetraethyl pyrophosphate, parathion, dan diazinon. c. Pestisida golongan karbamat Sifat pestisida ini mirip dengan golongan organofosfat, tidak terakumulasi dalam sistem kehidupan, tetapi cepat diturunkan dan dieliminasi. Pestisida ini masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan pernapasan. Universitas Sumatera Utara Bahan aktif ini akan memengaruhi aktivitas enzim kholinesterase apabila masuk ke dalam tubuh. Beberapa pestisida yang termasuk golongan ini yaitu Karbaril dan Methanil telah dilarang penggunaannya. Namun masih banyak formulasi pestisida berbahan aktif golongan Carbamat, misalnya Fungisida Previcur, Toksin 500 F, Curater 3 G, Dicarzonil 25 Sp. d. Pestisida golongan senyawa biprilidium Bahan aktif yang termasuk golongan ini adalah Paraquat diklarida yang terkandung dalam Herbisida gramoxone. e. Pestisida golongan arsen Bahan aktif yang termasuk golongan ini adalah Arsen Pentoksida, Kemirin dan Arsen Pentoksida Dihidrat, yang digunakan untuk insektisida rayap kayu dan rayap tanah. Umumnya masuk kedalam tubuh melalui mulut dan pernafasan.

2.3. Formulasi Pestisida

Dokumen yang terkait

Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Stroberi Di Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo

8 63 83

Pengetahuan, Sikap, Tindakan Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Aktifitas Cholinesterase Pada Darah Di Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Tahun 2005

0 31 77

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Petani Dalam Penggunaan Pestisida

0 7 98

Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani Sayuran dalam Penggunaan Pestisida di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara

1 3 75

Tindakan Petani Penyemprot Pestisida di Desa Pantai Cermin Kecamatan Tanjungpura Kabupaten Langkat Tahun 2015

3 37 82

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Penggunaan Pestisida Dengan Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo.

0 5 12

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Penggunaan Pestisida Dengan Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Penggunaan Pestisida Dengan Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Penggunaan Pestisida Dengan Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo.

1 7 4

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani Penyemprot pada Penggunaan Pestisida di Desa Sugihen Kecamatan Dolat Rayat Tahun 2013

0 0 12