volumenya  berkurang  hingga  sepertiga  volume  awal,  dan  kemudian  disaring menggunakan kain bersih untuk mendapatkan ekstraknya Cseke, Kirakosyan,
Kaufman, Warber, Duke, dan Brielmann, 2006.
F. Metode Evaluasi Fungsi Hati
1. Pengertian metode evaluasi fungsi hati
Pengujian  biokimia  bermanfaat  dalam  mengevaluasi  dan  menangani pasien dengan disfungsi hati. Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
penyakit hati, membedakan berbagai jenis gangguan hati, memperkirakan luas kerusakan  hati  yang  diketahui,  serta  memantau  respons  terhadap  pengobatan.
Namun,  pengujian  ini  memiliki  kelemahan  karena  lebih  kepada  menunjukkan kategori umum  penyakit hati yang kemudian akan mengarah ke evaluasi lebih
lanjut  Longo  dan  Fauci,  2010.  Masing-masing  pemeriksaan  ini  memiliki keunggulan dan kekurangan, dan tidak ada yang berfungsi sebagai satu-satunya
indikator ideal fungsi hati McPhee dan Ganong, 2006. Tes-tes  laboratorium  tersebut  sebaiknya  digunakan  sebagai  suatu
rangkaian  dengan  tujuan  meningkatkan  sensitivitas  dan  spesifisitas  pengujian dalam  mendeteksi  penyakit  hati.  Adapun  tes  yang  umum  digunakan  dalam
praktik klinis  adalah bilirubin, aminotransferase,  fosfatase  alkali,  albumin  dan waktu protrombin Longo dan Fauci, 2010.
Tes  fungsi  hati  bisa  mengukur  kemampuan  hati  untuk  melakukan fungsi normal, misalnya dengan melakukan tes albumin serum untuk mengukur
sintesis  protein;  tes  waktu  protrombin  untuk  mengukur  kemampuan mensintesis  faktor  pembekuan;  tes  bilirubin  untuk  mengukur  konjugasi  dan
ekskresi  garam  empedu.  Selain  itu,  dapat  dilakukan  pengukuran  enzim  hati, yaitu  alkali  fosfatase  maupun  transaminase  yang  merupakan  indikator
kerusakan sel hati Rubenstein, Wayne dan Bredley, 2007.
2. Ragam metode pengujian
Metode  pengujian  serum  aminotransferase  terdiri  dari  aspartat aminotransferase  serum  dan  alanin  aminotransferase  serum.  Peningkatan
aspartat aminotransferase terjadi pada keadaan kerusakan sel  hati aktif seperti hepatitis, infark miokard akut derajat peningkatan memuncak pada 24-48 jam
kemudian  kembali  turun  dalam  72  jam,  peningkatan  tersebut  mencerminkan tingkat  kerusakan  otot,  pankreatitis  akut,  ataupun  hemolisis,  sedangkan
peningkatan alanin
transferase umumnya
paralel dengan
aspartat aminotransferase Rubenstein et al.,  2007.
Berikut  adalah  hubungan  antara  jenis  penyakit  hepatoselular  dengan
tes hati yang umum digunakan dalam praktik klinis, yaitu:
Tabel II. Pola tes hati pada gangguan hepatobiliaris Longo dan Fauci, 2010. Jenis Penyakit
Bilirubin Aminotransferase
Fosfatase Alkali
Hemolisissindrom Gilbert
Normal hingga 86 μmolL 5 mgdL
85 karena fraksi tak- langsung
Tidak ada bilirubinuria Normal
Normal
Nekrosis hepatoselular akut hepatitis
virus dan obat, hepatotoksin, gagal
jantung akut Kedua fraksi mungkin
meningkat Puncak biasanya
mengikuti aminotransferase
Bilirubinuria Meningkat, sering
500 IU ALTAST
Normal hingga peningkatan 3
kali normal
Gangguan hepatoselular
kronik Kedua fraksi mungkin
meningkat Bilirubinuria
Meningkat, tetapi 300 IU
Normal hingga peningkatan 3
kali normal Hepatitis alkoholik
Sirosis Kedua fraksi mungkin
meningkat Bilirubinuria
AST:ALT2 mengisyaratkan
hepatitis alkoholik atau sirosis
Normal hingga peningkatan 3
kali normal Kolestasis intra- dan
ekstrahati Ikterus obstruktif
Kedua fraksi mungkin meningkat
Bilirubinuria Normal sampai
meningkat sedang Jarang 500 IU
Meningkat, sering 4 kali normal
Penyakit infiltratif tumor,
granulomata; obstruksi saluran
empedu parsial Biasanya normal
Normal hingga sedikit meningkat
Meningkat, sering 4 kali normal
Lakukan fraksionasi, atau pastikan
berasalberasal dari hati dengan
5’nukleotidase atau γ glutamil
transpeptidase
Lanjutan...
Jenis Penyakit Albumin
Waktu Protrombin
Hemolisissindrom Gilbert
Normal Normal
Nekrosis hepatoselular akut hepatitis
virus dan obat, hepatotoksin, gagal
jantung akut Normal
Biasanya normal. Jika 5x di atas konteol dan tidak terkoreksi oleh
pemberian vitamin K parenteral maka prognosis mungkin buruk
Gangguan hepatoselular
kronik Sering menurun
Sering memanjang Tidak terkoreksi dengan vitamin K
parenteral Hepatitis alkoholik
Sirosis Sering menurun
Sering memanjang Tidak terkoreksi dengan vitamin K
parenteral Kolestasis intra- dan
ekstrahati Ikterus obstruktif
Normal, kecuali kronik Normal
Jika memanjang, akan terkoreksi dengan vitamin K parenteral
Penyakit infiltratif tumor,
granulomata; obstruksi saluran
empedu parsial Normal
Normal
G. Landasan Teori