memiliki perbedaan tidak bermakna dengan aktivitas serum ALT maupun serum AST kelompok kontrol negatif olive oil. Perbedaan dikatakan tidak
bermakna karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hasil tersebut terlihat dari nilai aktivitas serum ALT sebesar 87,0±2,6
UL p=0,139 dan aktivitas serum AST sebesar 144,4±7,2 UL p=0,323. Berdasarkan hasil statistik tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian
dekokta daun dosis 1,5 gkgBB praperlakuan enam hari tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas serum ALT maupun serum AST. Hasil analisis
statistik kelompok kontrol perlakuan dekokta Sonchus arvensis L. dengan kontrol negatif olive oil dapat dilihat pada tabel IX untuk aktivitas serum ALT
dan tabel X untuk aktivitas serum AST.
4. Kelompok praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis L. dosis
0,375; 0,75; 1,5 gkgBB pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 mLkgBB
Pengujian terhadap kelompok praperlakuan ini bertujuan untuk melihat efek hepatoprotektif dari praperlakuan jangka panjang, yakni
praperlakuan selama enam hari dengan dekokta daun Sonchus arvensis L. pada tikus jantan sebelum diinduksi karbon tetraklorida yang ditandai dengan
penurunan aktivitas serum ALT dan AST. Nilai purata aktivitas serum ALT maupun AST kelompok kontrol
hepatotoksin, kontrol negatif olive oil, kontrol dekokta daun Sinchus arvensis L., dan ketiga kelompok praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis L. dapat
terlihat dari hasil analisis eksplorasi.
Metode yang digunakan untuk mengetahui set data memiliki distribusi normal dilakukan dengan metode analitik menggunakan parameter Shapiro-
Wilk karena jumlah subjek uji yang digunakan kurang dari 50 Dahlan, 2014.
Set data aktivitas serum ALT maupun serum AST kelompok kontrol hepatotoksin, kontrol negatif olive oil, kontrol dekokta daun Sonchus arvensis
L., dan ketiga kelompok praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis L. penelitian ini berdistribusi normal p0,05.
Jenis komparatif penelitian terhadap aktivitas serum ALT maupun serum AST untuk tiga peringkat dosis pada kelompok praperlakuan dekokta
daun Sonchus arvensis L. ini termasuk dalam komparatif numerik karena dicari hubungan antar variabel numeriknya. Berdasarkan individu yang digunakan,
data termasuk dalam kelompok tidak berpasangan karena individu dari kelompok kontrol hepatotoksin, kontrol negatif olive oil, kontrol dekokta daun
Sonchus arvensis L., dan ketiga kelompok praperlakuan dekokta daun Sonchus
arvensis L. adalah individu yang berbeda. Secara statistik, uji varian
Levene’s test
dilakukan untuk mengetahui apakah dua atau lebih kelompok data memiliki varian yang sama Dahlan, 2014. Hasil uji varian menunjukkan
bahwa aktivitas serum ALT maupun AST dari kelompok kontrol hepatotoksin, kontrol negatif olive oil, kontrol dekokta daun Sonchus arvensis L., dan ketiga
kelompok praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis L. memiliki nilai signifikansi berturut-turut 0,005 dan 0,028 yang diinterpretasikan paling tidak
terdapat dua kelompok yang mempunyai varian berbeda p0,05. Sehingga uji hipotesis komparatif numerik tidak berpasangan lebih dari 2 kelompok dengan
satu kali pengukuran yakni jam ke-24 yang berdistribusi normal varian berbeda ini dilakukan dengan uji one way ANOVA dengan post hoc LSD.
Hasil pengujian one way ANOVA menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT maupun aktivitas serum AST pada kelompok kontrol hepatotoksin,
kontrol negatif olive oil, kontrol dekokta daun Sonchus arvensis L., dan ketiga kelompok praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis L. memiliki nilai
signifikansi kurang dari 0,001 yang diinterpretasikan paling tidak terdapat dua kelompok yang mempunyai nilai yang berbeda bermakna pada aktivitas serum
ALT maupun aktivitas serum AST p0,05. Uji hipotesis dilakukan untuk melihat kebermaknaan perbedaan data
antara kelompok kontrol hepatotoksin, kontrol negatif olive oil, kontrol dekokta daun Sonchus arvensis L., dan ketiga kelompok praperlakuan dekokta
daun Sonchus arvensis L. Hasil uji LSD terhadap aktivitas serum ALT dan AST berturut-turut dapat dilihat pada tabel IX dan tabel X.
Nilai hepatoprotektif digunakan untuk mengevaluasi efek hepatoprotektif yang diperoleh dengan mengurangkan 100 dengan
perbandingan kerusakan hati praperlakuan dekokta daun dan kerusakan hati yang terjadi tanpa pemberian dekokta daun. Kerusakan hati praperlakuan
diperoleh dari selisih purata aktivitas serum praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis
L. dengan purata aktivitas serum kontrol negatif olive oil. Kerusakan hati yang terjadi tanpa pemberian dekokta daun diperoleh dari
selisih purata aktivitas serum kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dengan purata kontrol olive oil Wakchaure, Jain, Singhai, dan Somani, 2011.
Nilai purata aktivitas serum kontrol olive oil yang diperoleh digunakan sebagai pengurang karena aktivitas serum dengan pemberian kontrol
negatif dianggap serupa dengan aktivitas serum pada kondisi normal. Berdasarkan analisis statistik t berpasangan, aktivitas serum ALT pada kondisi
normal jam ke-0 adalah berbeda bermakna dengan kondisi setelah diberi kontrol olive oil jam ke-24 namun aktivitas AST pada kondisi normal jam
ke-0 adalah berbeda tidak bermakna dengan kondisi setelah diberi kontrol olive oil
jam ke-24 seperti telah dibahas sebelumnya. Kelompok IV merupakan kelompok praperlakuan dekokta daun
Sonchus arvensis L. dosis 0,375 gkgBB yang diberikan selama enam hari
sebelum diinduksi karbon tetraklorida pada hari ketujuh dengan dosis 2 mLkgBB.
Aktivitas serum ALT kelompok IV yang didapatkan sebesar 185,6±28,1 UL. Analisis statistik yang dilakukan dengan uji LSD
menunjukkan kelompok praperlakuan dosis I dan kelompok hepatotoksin adalah berbeda tidak bermakna dengan nilai signifikansi 0,670 p0,05 serta
berbeda bermakna dengan kontrol negatif olive oil dengan nilai signifikansi kurang dari 0,001 p0,05. Perhitungan nilai hepatoprotektif terhadap
aktivitas serum ALT kelompok IV memiliki nilai sebesar 8,16. Aktivitas serum AST kelompok IV yang didapatkan sebesar
413,0±24,7 UL. Analisis statistik yang dilakukan dengan uji LSD menunjukkan kelompok praperlakuan dosis I dan kelompok hepatotoksin
adalah berbeda tidak bermakna dengan nilai signifikansi 0,293 p0,05 serta
berbeda bermakna dengan kontrol negatif olive oil dengan nilai signifikansi kurang dari 0,001 p0,05. Perhitungan nilai hepatoprotektif terhadap
aktivitas serum AST kelompok IV memiliki nilai sebesar 13,31. Berdasarkan hasil statistik aktivitas serum ALT dan AST pada
kelompok praperlakuan dosis I, dapat dikatakan bahwa pemberian dekokta daun Sonchus arvensis L. dosis 0,375 gkgBB ini belum dapat memberikan
efek hepatoprotektif karena berbeda tidak bermakna dengan aktivitas serum ALT dan AST kontrol hepatotoksin p0,05 serta berbeda bermakna dengan
aktivitas serum ALT dan AST kontrol negatif olive oil p0,05. Kelompok V merupakan kelompok praperlakuan dekokta daun
Sonchus arvensis L. dosis 0,75 gkgBB yang diberikan selama enam hari
sebelum diinduksi karbon tetraklorida pada hari ketujuh dengan dosis 2 mLkgBB.
Aktivitas serum ALT kelompok V yang didapatkan sebesar 160,6±32,9 UL. Analisis statistik yang dilakukan dengan uji LSD
menunjukkan kelompok praperlakuan dosis II dan kelompok hepatotoksin adalah berbeda tidak bermakna dengan nilai signifikansi 0,215 p0,05 serta
berbeda bermakna dengan kontrol negatif olive oil dengan nilai signifikansi 0,001 p0,05. Perhitungan nilai hepatoprotektif terhadap aktivitas serum
ALT kelompok V memiliki nilai sebesar 24,11. Aktivitas serum AST kelompok V yang didapatkan sebesar
364,4±47,8 UL. Analisis statistik yang dilakukan dengan uji LSD menunjukkan kelompok praperlakuan dosis II dan kelompok hepatotoksin
adalah berbeda bermakna dengan nilai signifikansi 0,041 p0,05 serta berbeda bermakna dengan kontrol negatif olive oil dengan nilai signifikansi
kurang dari 0,001 p0,05. Perhitungan nilai hepatoprotektif terhadap aktivitas serum AST kelompok V memiliki nilai sebesar 26,74.
Berdasarkan hasil statistik aktivitas serum ALT dan AST pada kelompok praperlakuan dosis II, dapat dikatakan bahwa pemberian dekokta
daun Sonchus arvensis L. dosis 0,75 gkgBB ini tidak dapat memberikan efek hepatoprotektif karena aktivitas serum ALT dan AST kelompok praperlakuan
dosis II adalah berbeda bermakna dengan aktivitas serum ALT dan AST kontrol negatif olive oil p0,05. Sedangkan aktivitas serum ALT kelompok
praperlakuan dosis II bila dibandingkan dengan aktivitas ALT kontrol hepatotoksin adalah berbeda tidak bermakna p0,05 namun jika
dibandingkan antara aktivitas AST kelompok praperlakuan dosis II dengan aktivitas AST kontrol hepatotoksin adalah berbeda bermakna p0,05.
Kelompok VI merupakan kelompok praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis
L. dosis 1,5 gkgBB yang diberikan selama enam hari sebelum diinduksi karbon tetraklorida pada hari ketujuh dengan dosis 2
mLkgBB. Aktivitas serum ALT kelompok VI yang didapatkan sebesar
171,0±13,9 UL. Analisis statistik yang dilakukan dengan uji LSD menunjukkan kelompok praperlakuan dosis III dan kelompok hepatotoksin
adalah berbeda tidak bermakna dengan nilai signifikansi 0,365 p0,05 serta berbeda bermakna dengan kontrol negatif olive oil dengan nilai signifikansi
kurang dari 0,001 p0,05. Perhitungan nilai hepatoprotektif terhadap aktivitas serum ALT kelompok VI memiliki nilai sebesar 17,47.
Aktivitas serum AST kelompok VI yang didapatkan sebesar 415,8±29,3 UL. Analisis statistik yang dilakukan dengan uji LSD
menunjukkan kelompok praperlakuan dosis III dan kelompok hepatotoksin adalah berbeda tidak bermakna dengan nilai signifikansi 0,321 p0,05 serta
berbeda bermakna dengan kontrol negatif olive oil dengan nilai signifikansi kurang dari 0,001 p0,05. Perhitungan nilai hepatoprotektif terhadap
aktivitas serum AST kelompok VI memiliki nilai sebesar 12,54. Berdasarkan hasil statistik aktivitas serum ALT dan AST pada
kelompok praperlakuan dosis III, dapat dikatakan bahwa pemberian dekokta daun Sonchus arvensis L. dosis 1,5 gkgBB ini belum dapat memberikan efek
hepatoprotektif karena berbeda tidak bermakna dengan aktivitas serum ALT dan AST kontrol hepatotoksin p0,05 serta berbeda bermakna dengan
aktivitas serum ALT dan AST kontrol negatif olive oil p0,05. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan tidak
bermakna antara aktivitas serum ALT kelompok V praperlakuan dosis 0,75 gkgBB dengan kelompok IV praperlakuan dosis 0,375 gkgBB dengan nilai
signifikansi 0,408 p0,05 dan dengan kelompok VI praperlakuan dosis 1,5 gkgBB dengan nilai signifikansi 0,729 p0,05. Namun berdasarkan
penghitungan hepatoprotektif, aktivitas serum ALT pada kelompok V menunjukkan nilai yang paling besar, yakni 24,11, sehingga pada kelompok
ini terjadi penurunan aktivitas serum ALT yang paling besar diantara kedua kelompok lainnya.
Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan tidak bermakna antara aktivitas serum AST kelompok V praperlakuan dosis 0,75
gkgBB dengan kelompok IV praperlakuan dosis 0,375 gkgBB dengan nilai signifikansi 0,289 p0,05 dan dengan kelompok VI praperlakuan dosis 1,5
gkgBB dengan nilai signifikansi 0,263 p0,05. Namun berdasarkan penghitungan hepatoprotektif, aktivitas serum AST pada kelompok V
menunjukkan nilai yang paling besar, yakni 26,74, sehingga pada kelompok ini terjadi penurunan aktivitas serum AST yang paling besar diantara kedua
kelompok lainnya. Pada aktivitas serum ALT maupun aktivitas serum AST kelompok IV
dan VI juga terjadi perbedaan yang tidak bermakna dengan nilai signifikansi berturut-turut 0,627 dan 0,951 p0,05. Apabila dibandingkan seluruh
aktivitas serum ALT kelompok praperlakuan dengan aktivitas serum ALT kontrol negatif olive oil, didapatkan bahwa kelompok praperlakuan dosis
0,375; 0,75; dan 1,5 gkgBB adalah berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif olive oil p0,05, yakni kelompok IV p0,001, kelompok V
p=0,001 dan kelompok VI p0,001. Hal yang sama terjadi apabila seluruh aktivitas serum AST kelompok
praperlakuan dibandingkan dengan aktivitas serum AST kontrol negatif olive oil
, yaitu didapatkan bahwa kelompok praperlakuan dosis 0,375; 0,75; dan 1,5
gkgBB adalah berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif olive oil p0,05, yakni ketiganya memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,001.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis
L. dosis 0,375; 0,75; dan 1,5 gkgBB tidak memiliki pengaruh terhadap penurunan aktivitas serum ALT maupun serum AST yang
menjadi parameter kuantitatif dari efek hepatoprotektif yang dihasilkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis statistik dari ketiga peringkat dosis dekokta daun Sonchus arvensis L. dapat disimpulkan bahwa efek hepatoprotektif
dekokta daun Sonchus arvensis L. ini tidak memiliki kekerabatan dengan dosis. Hal ini ditunjukkan dari nilai efek hepatoprotektif yang paling tinggi diantara
ketiga praperlakuan adalah dosis menengah, yaitu dekokta daun Sonchus arvensis
L. dosis 0,75 gkgBB, sedangkan pada dosis 1,5 gkgBB terjadi penurunan efektivitas hepatoprotektif. Penurunan efektivitas ini mungkin
terjadi karena rendahnya kandungan flavonoid sebagai metabolit sekunder dalam serbuk daun Sonchus arvensis L. Hal ini disebabkan oleh waktu
pemanenan daun dilakukan pada saat musim hujan. Selama musim hujan, tanaman lebih banyak memproduksi metabolit primernya dibandingkan
metabolit sekundernya. Berdasarkan penurunan aktivitas serum ALT dan AST kelompok
praperlakuan, dapat dikatakan bahwa tidak ada kekerabatan antara dosis dengan efek yang muncul. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya
dosis praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis L. yang diberikan, tidak diikuti dengan peningkatan efek yang muncul.
Peringkat dosis dalam penelitian ini bila dikonversi ke manusia maka didapatkan berturut-turut 4,2; 8,4 dan 16,8 g70 kgBB manusia. Berdasarkan
penghitungan efek hepatoprotektif, maka perlu dilakukan penelitian dekokta daun Sonchus arvensis L. yang dipanen saat musim kemarau dengan variasi
dosis yang sama untuk mendapatkan dosis efektif dari dekokta daun Sonchus arvensis
L. yang lebih dapat ditetapkan ke manusia. Penambahan jumlah hewan uji juga diperlukan untuk meminimalkan deviasi yang terlalu besar pada
hasil penelitian.
D. Rangkuman Pembahasan