dari aktivitas serum AST olive oil jam ke-0 dan 24 dapat dilihat pada tabel XIII.
Hasil analisis statistik uji t berpasangan terhadap aktivitas serum ALT dan AST pemberian olive oil yang digunakan sebagai pelarut karbon
tetraklorida pada pencuplikan darah jam ke-0 dan 24 menunjukkan bahwa olive oil
2 mLkgBB memberikan pengaruh terhadap aktivitas ALT tetapi tidak berpengaruh pada aktivitas AST, namun penurunan aktivitas ALT yang terjadi
masih dalam kadar normal. Aktivitas ALT dan AST pada nilai normal berturut- turut adalah 19,3-68,9 dan 29,8-77,0 UL Pilichos, Kouerinis, Zografos,
Korkolis, Preza, Gazouli et al., 2004. Nilai ALT dan AST serum kelompok kontrol negatif ini dapat dijadikan dasar nilai normal ALT dan AST pada
kelompok perlakuan selanjutnya.
2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB
Pengukuran terhadap aktivitas serum ALT dan AST dari kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB kelompok I
dilakukan dengan tujuan melihat pengaruh pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB terhadap kerusakan hati yang ditandai peningkatan aktivitas serum
ALT serta AST. Pada tabel VIII terlihat bahwa kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida dosis 2 mLkgBB telah meningkatkan aktivitas serum ALT dan AST berturut-turut menjadi 198,4±23,8 dan 461,2±46,3 UL. Berdasarkan hasil
pengukuran tersebut, telah terjadi kenaikan aktivitas serum ALT sebesar empat kali lipat dan kenaikan aktivitas serum AST lima kali lipat dari nilai aktivitas
serum ALT dan AST pada kontrol negatif yang berturut-turut sebesar 41,6±2,3 dan 99,2±8,9 UL.
Hasil analisis statistik serum ALT pada tabel IX dan serum AST pada tabel X menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT pada kontrol hepatotoksin
adalah berbeda bermakna dengan kontrol negatif yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi keduanya adalah kurang dari 0,001 p0,05. Hasil kontrol
hepatotoksin dalam penelitian ini digunakan sebagai dasar penghitungan untuk melihat efek hepatoprotektif yang dimiliki oleh praperlakuan dekokta daun
Sonchus arvensis L. dengan tiga peringkat dosis.
3. Kontrol perlakuan dekokta daun Sonchus arvensis L. 1,5 gkgBB
Pengukuran terhadap aktivitas serum ALT dan AST dari kelompok kontrol dekokta daun Sonchus arvensis L. dosis 1,5 gkgBB kelompok III
dilakukan dengan tujuan melihat pengaruh pemberian dekokta terhadap aktivitas serum ALT dan AST dalam penelitian ini. Pemberian dosis kontrol
dekokta sebesar 1,5 gkgBB, sesuai dengan dosis tertinggi dari tiga peringkat dosis kelompok perlakuan. Dosis kontrol dekokta daun ini menggunakan dosis
tertinggi karena dianggap mewakili peringkat dosis. Bila dosis tertinggi tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas serum ALT dan AST, maka tentu
dosis terendah dan menengah pun tidak akan memberikan pengaruh berarti. Pada tabel VIII terlihat bahwa kontrol dekokta daun Sonchus arvensis
L. dosis 1,5 gkgBB menghasilkan aktivitas serum ALT dan AST berturut-turut sebesar 87,0±2,6 dan 144,4±7,2 UL. Hasil analisis statistik menunjukkan
aktivitas serum ALT maupun serum AST kelompok kontrol dekokta daun
memiliki perbedaan tidak bermakna dengan aktivitas serum ALT maupun serum AST kelompok kontrol negatif olive oil. Perbedaan dikatakan tidak
bermakna karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hasil tersebut terlihat dari nilai aktivitas serum ALT sebesar 87,0±2,6
UL p=0,139 dan aktivitas serum AST sebesar 144,4±7,2 UL p=0,323. Berdasarkan hasil statistik tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian
dekokta daun dosis 1,5 gkgBB praperlakuan enam hari tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas serum ALT maupun serum AST. Hasil analisis
statistik kelompok kontrol perlakuan dekokta Sonchus arvensis L. dengan kontrol negatif olive oil dapat dilihat pada tabel IX untuk aktivitas serum ALT
dan tabel X untuk aktivitas serum AST.
4. Kelompok praperlakuan dekokta daun Sonchus arvensis L. dosis