Tahapan Neraca Pembayaran Nugroho P. Sri Hapsari

121 Perekonomian Terbuka Pembiayaan dengan cara ini sebaiknya dihindari karena akan dapat merusak perekonomian. Dengan meningkatnya jumlah uang beredar, pengeluaran akan bertambah sehingga akan mendorong kenaikan harga-harga yang pada akhirnya akan menimbulkan inflasi. 4. Penggunaan cadangan devisa, dengan cara pemerintah mengeluarkan cadangan devisanya, yang diperoleh dari pembayaran ekspor yang masih tertunda ataupun dari pembayaran ekspor terdahulu.

4. Tahapan Neraca Pembayaran

Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya, dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya. a. Negara debitur muda Pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal. b. Negara debitur madya Pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang. c. Negara kreditur muda Pada tahapan ini suatu negara mengembangkan ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang kepada negara-negara lain. d. Negara kreditur madya Pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak, yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan. Di unduh dari : Bukupaket.com 122 Ekonomi SMA Kelas XI F Hambatan Perdagangan Internasional Hambatan perdagangan internasional antara lain bertujuan untuk melindungi neraca pembayaran dan produksi dalam negeri terhadap persaingan barang impor di dalam negeri atau dikenal dengan sebutan proteksi. Hambatan perdagangan luar negeri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hambatan berupa tarif dan nontarif, berikut ini penjelasannya: Tabel 4.1 Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2004-2006 dalam US juta A. TRANSAKSI BERJALAN 1.563 929 1.917 Neraca perdagangan 20.152 22.322 25.160 a. Ekspor, fob 70.767 86.178 95.036 b. Impor, fob –50.615 –63.856 –69.876 Neraca jasa-jasa, neto –18.589 –21.393 –23.243 B. NERACA MODAL 1.852 –3.911 5.020 Sektor publik, neto –443 4.004 3.479 1. Penerimaan pinjaman dan bantuan 4.770 7.452 9.719 a. Bantuan program dan lainnya 2.801 6.103 6.988 b. Bantuan proyek dan lainnya 1.969 1.349 2.731 2. Pelunasan pinjaman –5.213 –3.448 –6.240 Sektor swasta, neto 2.295 –7.915 1.541 a. Penanaman modal langsung, neto –1.512 2.194 2.561 b. Investasi portofolio 2.157 –588 1.178 c. Lainnya, neto 1.650 –9.521 –2.198 C. TOTAL A + B 3.415 –2.982 6.937 D. SELISIH YANG BELUM DIPERHITUNGKAN –3.106 2.596 1.430 E. KESEIMBANGAN UMUM 309 –386 8.367 F. PEMBIAYAAN –309 386 –8.367 Perubahan cadangan devisa 674 1.596 –6.821 Cadangan devisa 36.320 34.724 41.545 Transaksi berjalanPDB 0,6 0,3 0,6 Uraian 2004 2005 2006 Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN RI 2006 Di unduh dari : Bukupaket.com 123 Perekonomian Terbuka

1. Tarif