Pane na Bolon untuk Batak Toba atau Tuan Banua Koling untuk Batak Karo, sebagai penguasa dunia Beru Dayang sebagai penguasa pelangi.

Antropologi SMA Jilid 2 82 Bolon bermukim di langit dan memiliki nama-nama lain sesuai dengan tugas dan tempat kedudukannya. Nama Debata Mulajadi na Bolon, antara lain sebagai berikut. a. Debata Mulajadi na Bolon, sebagai maha pencipta bertempat tinggal di langit. b. Silaon na Bolon untuk Batak Toba atau Tuan Padukah ni Aji untuk Batak Karo, sebagai penguasa langit bagian tengah, bertempat tinggal di dunia ini.

c. Pane na Bolon untuk Batak Toba atau Tuan Banua Koling untuk Batak Karo, sebagai penguasa dunia

makhluk halus, dan pengatur setiap penjuru mata angin. Selain itu masyarakat adat Batak juga mengenal dewa-dewa yang lain, yaitu: a. Sinimataniari sebagai dewa matahari yang menguasai matahari saat terbit dan terbenam;

b. Beru Dayang sebagai penguasa pelangi.

Berkaitan dengan konsep jiwa dan roh, kepercayaan adat Batak mengenal tiga konsep, yaitu tondi, sahala, dan begu. Tondi adalah jiwa atau roh seseorang sekaligus sebagai kekuatan. Sahala merupakan jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Setiap orang memiliki kualitas sahala yang berbeda-beda meskipun sama-sama memiliki tondi. Sahala dapat berkurang dan menentukan peri kehidupan seseorang. Sahala yang berkurang akan menyebabkan orang kurang disegani. Orang Batak Karo mengenal sahala sebagai sumangat atau tuah atau kesaktian. Seseorang memperoleh tondi dan sahala sejak ia masih di dalam kandungan. Seperti halnya sahala yang dapat berkurang atau bertambah, tondi juga dapat pergi meninggalkan badan. Jika tondi meninggalkan badan untuk sementara , maka orang itu akan sakit. Jika keluar untuk seterusnya maka or- ang itu akan meninggal. Keluarnya tondi dari badan disebabkan oleh adanya kekuatan lain yang disebut simbaon yang melawan tondi tersebut. Untuk mengembalikan tondi harus dilakukan upacara mengalap tondi dalam bahasa Batak Karo disebut ndilo tondi, ngaleng berawan. Begu adalah tondinya orang yang meninggal. Perilaku begu sama seperti perilaku manusia tetapi sifatnya hanya kebalikan. Misal: apa yang dilakukan manusia pada siang hari dilakukan begu pada malam hari. Orang Batak mengenal adanya begu yang baik dan begu yang jahat. Orang Batak Toba mengenal begu yang terpenting, yaitu Sumangot ni ompu, yaitu begu dari nenek moyang. Upacara untuk menghormati begu yang dulu sebagai tondi yang menduduki Dalam masyarakat Ba- tak, kepercayaan dan penghormatan terha- dap arwah leluhur ma- sih sangat kental. Hal itu diwujudkan dalam ben- tuk upacaramenari, pa- tung, dan musik seba- gai perantara terhadap arwah leluhur. Sebelum masuknya agama Islam dan Kristen, sistem ke- percayaan orang Batak yaitu adanya penolakan bahwa kematian meru- pakan akhir dari segala- nya. Cakrawala Budaya Di unduh dari : Bukupaket.com Agama dalam Kehidupan Manusia 83 orang terhormat dan kaya, maka upacara dilangsungkan besar- besaran disertai gondang musik Batak. Dalam masyarakat Batak Karo dikenal beberapa macam begu, antara lain sebagai berikut.

a. Batara guru atau begu perkakun jabu,