Masa protosejarah Perkembangan Seni di Indonesia

Perkembangan Seni di Indonesia 7

1. Masa protosejarah

Kebudayaan ada sejak manusia ada, karena manusia- lah yang menciptakan suatu bentuk kebudayaan. Seperti diungkapkan oleh para ahli purbakala, bahwa kehidupan manusia telah mengalami proses evolusi yang sangat panjang dengan memakan waktu jutaan tahun untuk membentuk pola kehidupan manusia seperti yang ada sekarang. Menurut penelitian para ahli purbakala, manusia merupakan satu jenis makhluk yang telah mengalami proses evolusi dari sejenis makhluk primata sejak sekitar 70.000.000 tahun yang lalu. Keberadaan manusia purba banyak diketahui para ahli purbakala melalui penemuan-penemuan fosil manusia purba. Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia sebagai berikut. a. Pada tahun 1898, Eugene Dubois, seorang dokter Belanda menemukan fosil manusia purba di lembah sungai Benga- wan Solo, dekat Desa Kedung Brubus, kemudian ditemu- kan lagi di daerah Trinil, Jawa Timur. Fosil manusia purba penemuan Dubois tersebut diberi nama Pithecanthropus Erectus, yang berarti manusia kera yang berjalan tegak. b. Pada tahun 1931 dan 1934, seorang ahli geologi Jerman GHR von Koenigswald menemukan fosil serupa di dekat Desa Ngandong, di lembah Bengawan Solo, sebelah utara Trinil. c. Pada tahun 1941 di dekat Sangiran, Surakarta, GHR Von Koenigswald menemukan fosil serupa, tetapi memiliki struk- tur tubuh dengan ukuran yang luar biasa besarnya, sehingga disebut sebagai fosil Meganthropous Palaeojavanicus. Penemuan-penemuan fosil disertai dengan adanya pene- muan alat-alat sebagai bagian dari kehidupannya. Hal itu me- nunjukkan bahwa manusia purba telah mengenal kebudayaan. Masukkan pula unsur- unsur seni dalam kliping Anda agar tampak artis- tik dan menarik. Pajang- lah hasil kliping Anda, kemudian bandingan dengan milik rekan- rekan Anda. Apabila ma- sih ada yang kurang, perbaikilah kliping An- da. Berusahalah dengan keras agar kliping Anda menjadi yang terbaik. Jilidlah koleksi-koleksi kliping Anda dengan rapi, kemudian beranik- an diri untuk menawar- kan hasil koleksi kliping Anda ke sebuah toko buku. Siapa tahu kliping Anda banyak yang berminat, sehingga order pesanan akan meningkat pula. S Gambar 1.5 Manusia purba menggunakan peralatan dari batu, sekaligus menandai kurun waktu kehidupan manusia di zaman batu telah mengenal unsur kebudayaan, yakni peralatan sederhana. Sumber: Indonesian Heritage, 2002 Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi SMA Jilid 2 8 Adanya peralatan batu yang ditemukan di dekat pene- muan fosil manusia purba menunjukkan bahwa manusia purba telah memiliki kebudayaan dalam bentuk peralatan yang terbuat dari batu. Lebih jauh penguasaan manusia purba terhadap unsur-unsur kebudayaan lama primitif, nampak dengan di- temukannya berbagai gambar-gambar sederhana yang terlukis di dinding langit-langit gua tempat kediaman manusia purba. a. Gua-gua di teluk Mc Cluer dan Teluk Triton, Papua. Pada bagian dinding gua dan karang dijumpai banyak lukisan yang beraneka ragam, seperti: cap tangan, gambar orang, ikan, perahu, binatang melata, cap kaki, garis-garis geometrik maupun coretan lukisan abstrak. b. Gua-gua di Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan Maluku. Di tempat tersebut banyak dijumpai lukisan di dinding gua dengan dominasi warna merah dan putih. Adapun objek lukisannya tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan di Papua. c. Gua leang-leang di Sulawesi Selatan. Pada dinding langit- langit gua ditemukan berbagai corak lukisan dari gambar hewan atau bentuk organ tubuh yang konkret juga coretan- coretan abstrak dengan dominasi warna merah. Sementara temuan lukisan yang serupa pada dinding gua di Pulau Muna, Sulawesi tengah banyak di dominasi warna coklat. d. Gua Sodong di Besuki-Jawa Timur. Gambar-gambar sederhana yang terdapat di dinding gua tempat kediaman manusia purba tersebut menunjukkan bahwa manusia purba telah mulai mengenal seni lukis sebagai bentuk ungkapan perasaan. Gambar-gambar tersebut merupakan bagian dari wujud kebudayaan. Di samping temuan gambar atau coretan di gua, juga ditemukan objek lukisan dalam bentuk relief, antara lain manusia, binatang dan pola-pola geometris yang terdapat pada sarko- fagus yang ditemukan di Bondowoso dan Bali. Relief serupa juga ditemukan pada tutup dolmen yang ditemukan di Desa Tlogosari, Bondowoso. Penemuan berbagai jenis patung batu maupun patung perunggu me- nunjukkan kemajuan seni patung yang merupakan bagian dari seni rupa. S Gambar 1.6 Bekas cap tangan serta berbagai coretan abstrak yang ditemukan di gua Leang-Leang Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa manusia purba telah mengenal seni rupa sederhana sebagai bagian dari kebudayaan manusia purba. Sumber: Indonesian Heritage, 2002 Cakrawala Budaya Hasil-hasil kebuda- yaan yang dihasilkan oleh manusia purba disebut artefact. Hasil-hasil kebudaya- an tersebut berupa peralatan dari batu kapak genggam, ka- pak perimbas, dan ka- pak persegi, gerabah, mata tombak, ba- ngunan-bangunan un- tuk kuburan. Di unduh dari : Bukupaket.com Perkembangan Seni di Indonesia 9 Benda-benda seni yang merupakan bentuk kebudayaan manusia proto sejarah, banyak ditemukan di Indonesia dalam bentuk bangunan megalitik. Bangunan megalitik, yaitu bangunan batu besar yang dibuat berkaitan dengan unsur kepercayaan pada waktu itu, yaitu menyembah roh nenek moyang. Peninggalan tersebut antara lain berupa: a. Menhir, yaitu bangunan berwujud tugu batu. b. Dolmen, yaitu bangunan batu menyerupai meja besar. Dolmen diduga sebagai tempat sesaji. c. Sarkofagus adalah bangunan yang berfungsi sebagai keranda jenazah. Sarkofagus terbuat dari batu dengan cekungan di dalamnya. Di samping benda-benda tersebut juga ditemukan perhiasan dari batu ataupun manik-manik yang diduga sebagai bagian dari benda-benda perhiasan, benda-benda keperluan sehari-hari, dan rangkaian dari benda-benda upacara ritual. Keberadaan benda-benda tersebut sekaligus menunjukkan perkembangan seni kerajinan sebagai bagian dari seni rupa pada masa prasejarah. Manik-manik yang terbuat dari bahan kaca banyak ditemukan di daerah: Sumatra Selatan, Jawa, Timur, dan Bali. Adapun manik-manik yang ditemukan di gua- gua pada umumnya terbuat dari kulit kerang. Beberapa jenis gelang, cincin perunggu banyak ditemukan di daerah Pasemah, Sumatra Selatan. Perkembangan zaman mengakibatkan pula perkem- bangan tingkat kecerdasan manusia. Hal itu diwujudkan dalam bentuk peningkatan kemampuan manusia membuat alat-alat yang semula terbuat dari batu ke logam. S Gambar 1.7 Berbagai bentuk bangunan batu peninggalan dari zaman protosejarah ini menunjukkan bentuk apresiasi seni manusia pada zaman protosejarah dan merupakan awal perkembangan seni bangunan seni patung dan seni relief. Sumber: Sejarah Nasional Indonesia, 1993 Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi SMA Jilid 2 10 Berbagai benda-benda peninggalan zaman perunggu di kawasan Asia Tengara, pertama kali ditemukan di Dongson, Vietnam Utara berupa kuburan tua berisi benda-benda dari perunggu dan besi. Di antara benda-benda tersebut, antara lain nekara genderang perunggu, alat-alat berupa kapak perunggu dengan aneka bentuk, warna dan ukuran, alat-alat perunggu, bejana-bejana perunggu, perhiasan berupa gelang dan manik-manik, serta arca-arca perunggu. Hal yang menarik dari benda-benda tersebut adalah adanya hiasan bergambar terutama pada nekara. Keberadaan hiasan pada benda-benda yang terbuat dari logam tersebut menunjukkan telah terjadi perkem- bangan kebudayaan manusia, khususnya dalam bidang seni rupa. Nekara yang berukuran kecil dan berbentuk ramping disebut moko atau mako. Di Indonesia benda-benda perunggu dari zaman protosejarah ditemukan di daerah: Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara , Sangean Sumbawa, Rote, Leti, Selayar, Kei, Alor, Timor, dan Papua Sentani.

2. Masa abad kini