Antropologi SMA Jilid 2
70
Emile Durkheim, merumuskan definisi agama sebagai suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya saling bersandar satu sama
lain, terdiri atas akidah-akidah kepercayaan dan ibadat-ibadat, semuanya dihubungkan dengan hal-hal yang suci dan mengikat
pengikutnya dalam suatu masyarakat religius.
Secara operasional Mircea Eliade dalam bukunya yang berjudul “The Sacred and the Profane“ menjelaskan bahwa
seorang beragama ialah orang yang menyadari perbedaan- perbedaan pokok antara yang suci dan yang biasa profan, serta
mengutamakan yang suci.
B. Unsur-Unsur Agama
Pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara agama dan religi. Dalam praktiknya di Indonesia sebutan agama hanya dibatasi pada
semua sistem religi yang secara resmi diakui oleh negara, artinya agama yang mengajarkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, memiliki Nabi sebagai pendiri agama, memiliki Kitab Suci, memiliki umat yang menganutnya, diakui keberadaannya di dunia
internasional, memiliki tempat ibadah khusus, dan terdapat kegiatan ritual.
Secara terperinci Koentjaraningrat mengemukakan bahwa tiap religi merupakan suatu sistem yang terdiri atas empat
komponen, yaitu sebagai berikut. 1.
Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia menjadi religius.
2. Sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan serta
bayangan-bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan serta tentang wujud dari alam gaib.
3. Sistem upacara religius yang bertujuan mencari hubungan
manusia dengan Tuhan, dewa-dewa, atau makhluk-makhluk halus yang mendiami alam gaib.
4. Kelompok-kelompok religius atau kesatuan-kesatuan
sosial yang menganut sistem kepercayaan dan yang melakukan upacara-upacara religius.
Komponen sistem kepercayaan, sistem upacara religius, dan kelompok-kelompok religius yang menganut sistem kepercayaan
dan menjalankan upacara-upacara religius merupakan ciptaan dan hasrat akal manusia, sedangkan komponen emosi keagamaan
digetarkan oleh cahaya Tuhan.
Emosi keagamaan merupakan suatu getaran yang mengge- rakkan jiwa manusia. Hal tersebut dapat dirasakan manusia dalam
keadaan seorang diri dan dalam kondisi lingkungan yang sunyi
Tujuan pembelajaran Anda adalah dapat
mendeskripsikan un- sur-unsur agama.
Sebagai umat beraga- ma, kita harus saling
menghormati agama dan kepercayaan orang
lain. Coba sebutkan contoh-
contoh konkret tindakan menghormati agama
dan kepercayaan orang lain yang harus dilaku-
kan agar tercipta keru- kunan dalam masyara-
kat. Bandingkan ide Anda
dengan ide teman-te- man Anda.
MOTIVASI
Di unduh dari : Bukupaket.com
Agama dalam Kehidupan Manusia
71
senyap. Dalam keadaan demikian manusia dapat berdoa dengan khidmat sambil membayangkan Tuhan, dewa, roh atau lainnya yang
merupakan wujud keyakinan religiusnya.
Sistem kepercayaan dalam suatu religi dijiwai oleh emosi keagamaan, tetapi sebaliknya emosi keagamaan juga bisa
terpengaruh oleh sistem kepercayaan. Sebagai contoh: seorang umat Katolik yang masuk ke dalam gereja Katolik dan melihat
kemegahan altar dengan salib dan patung Yesus, bisa merasakan emosi dalam dirinya yang menimbulkan perasaan khidmat, hormat,
teduh, dan perasaan yang cenderung mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Padahal bagi orang yang bukan beragama
Katolik apabila masuk ke gereja tersebut tidak merasakan apa- apa dalam dirinya, dingin tanpa emosi sama seperti bila melihat
benda-benda serupa di toko atau di tempat lain. Dalam hal ini benda-benda yang ada di dalam gereja seperti salib dan patung
Yesus merupakan unsur-unsur utama dalam sistem kepercayaan Katolik. Unsur-unsur utama dalam sistem kepercayaan masing-
masing agama berbeda-beda, salah satu unsur yang sama adalah Kitab Suci, karena setiap agama berpedoman pada ajaran Kitab
Suci. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika orang bisa sedemikian marah dan tersingggung jika benda-benda yang
merupakan bagian dari sistem kepercayaannya disia-siakan orang lain. Banyak konflik horizontal yang berbau SARA meletus karena
letupan emosi keagamaan.
Sistem kepercayaan erat kaitannya dengan sistem upacara-upacara religius dan menentukan tata urutan dari
pada unsur-unsur, acara serta rangkaian alat-alat yang dipergunakan dalam upacara religius.
Adapun sistem upacara religius itu melambangkan konsep-konsep yang terkandung dalam sistem kepercayaan.
Sistem upacara merupakan wujud kelakuan behavioral manifestation dari religi. Seluruh sistem upacara tersebut
terdiri atas aneka macam upacara yang bersifat harian, musiman atau secara insidental. Masing-masing upacara
religius terdiri atas kombinasi berbagai macam unsur upacara, di mana antara agama satu dan lainnya belum tentu
sama. Unsur-unsur upacara tersebut, antara lain: berdoa, bersujud, berkorban, bersaji, berprosesi, berseni drama suci,
berpuasa, bersemedi, dan sebagainya.
Berbagai bentuk peralatan yang dipergunakan dalam upacara religius setiap agama juga berbeda, misal berupa:
sajadah, bedug, lonceng, organ, patung suci, gong, dan sebagainya. Semua merupakan hasil akal manusia, maka
sistem upacara merupakan bagian dari kebudayaan. Meski demikian upacara keagamaan tidak lengkaptidak sempurna
Sumber: Indonesian Heritage, 2002
S Gambar 2.1 Kekhusukan seseorang
dalam menjalankan ritual ibadat sesuai agama yang dianutnya, merupakan
bentuk emosi keagamaan. Benda-benda yang dipergunakan dalam ibadat
menambah kuatnya emosi keagamaan tersebut.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi SMA Jilid 2
72
jika tidak dijiwai dengan emosi keagamaan yang memunculkan perasaan khidmat, agung dan
berserah diri. Munculnya emosi keagamaan meru- pakan anugerah dari Tuhan.
Komponen yang merupakan pelaku sistem upacara religius adalah para pengikut atau umat
yang tergabung dalam kesatuan sosial atau kelompok religius, sebagai umat yang menganut
sistem upacara religius tersebut.
Kelompok religius ini bisa terdiri atas: 1.
keluarga inti; 2.
kelompok kekerabatan yang lebih luas; 3.
kesatuan komunitas; 4.
organisasi religius. Kelompok dan kesatuan religius tersebut pada umumnya
berorientasi terhadap sistem kepercayaan dari religi yang bersang- kutan dan secara berulang atau sebagian atau dalam keseluruhan-
nya secara periodik berkumpul untuk melakukan sistem upacara- nya.
Jika disusun bagan hubungan antara unsur-unsur dalam suatu agama dapat digambarkan sebagai berikut.
C. Perbedaan Agama, Kepercayaan, dan Kebu- dayaan